Semua Tentang Belajar Teknologi Digital Dalam Kehidupan Sehari - Hari

Rabu, 26 September 2018

[Parabola] LNB - Kegunaan dan Jenis - jenisnya


LNB atau kependekan dari Low Noise Block Down Converter secara sederhananya merupakan alat yg akan menangkap sinyal yg telah difokuskan oleh parabola dan meng "convert" nya menjadi sinyal yg lebih mudah di olah receiver. Sebagai gambaran lainnya LNB itu terdapat BLOK yg dahulu kala dilakukan oleh fungsi sendiri sendiri seperti Low Noise High Gain Amplifier (LNA) , Feedhorn dan Down Converter Circuit. Jaman Now semua di packing jadi satu menjadi yg dikenal dengan LNB.


Secara umum di dunia ini terdapat 2 LNB yg dijual yaitu C band dan Ku band sesuai dengan range frekuensi pancaran satelit. Sedangkan S band hanya digunakan oleh sedikit operator dulunya Dish Netowrk USA dan sekarang hanya digunakan oleh operator tv satelit terbesar milik Indonesia "MNC VISION". S band lebih cenderung dipakai uktuk keperluan satelit militer.

C band memiliki karakteristik frekuensi yg lebih tahan cuaca  sehingga cocok digunakan oleh  negara tropis. Akan tetapi C band bersebelahan dengan frekuensi publik lainnya yaitu untuk penggunaan radar, wifi dan seluler sehingga terdapat aturan batas power yg boleh di pancarkan satelit. Makanya di amerika sana parabola C band sering dijuluki BUD "Big Ugly Dish" dikarenakan piringan parabola yg efektif daya tangkapnya berukuran 9 feet. Kabarnya ketika 5G diluncurkan di amerika serikat terjadi persaingan untuk menguasai spektrum C band oleh operator seluler. Kita lihat 10 tahun kedepan apakah C band masih diperuntukkan penyiaran televisi satelit.

Ku Band dengan frekuensi kerja yg lebih tinggi menyebabkan karakteristiknya lebih rentan terhadap penyerapan titik air yaitu awan hujan. Ketika awan berkumpul dan menghasilkan jumlah titik air dengan jumlah ambang tertentu maka sinyal akan ter "redam" dan penerimaan sinyal menjadi terganggu. Tetapi karena frekuensi ini relatif aman dari interfrensi penggunaan perangkat telekomunikasi publik, maka transponder dari satelit dapat menggunakan power yg lebih tinggi. Akibatnya piringan parabola kecil pun dapat menerima pancaran sinyal televisi satelit ku-band. Ninmedia adalah contoh yg sangat nyata, berlomba-lomba orang indonesia mengkreasikan parabola mininya dengan peralatan di dapur seperti penggorengan dan tutup panci demi untuk menonton siaran televisi gratis tanpa biaya bulanan.




Local Oscillator & Down Converter

Kata-kata ini merupakan kunci dari fungsi sebuah LNB . Di dunia telekomunikasi sejak dulu kala para penggiat elektronika telekomunikasi selalu mencari cara yg termudah untuk mengolah sinyal ke range frekuensi yg lebih "enak" untuk di kerjakan. Seperti halnya radio AM jaman dahulu ketika frekuensi di range 1 MHz sangat susah untuk di perkuat karena terkendala semikonduktor belum di temukan dan penguat tabung triode hanya dapat bekerja maksimum 500khz, maka oleh penemu sistem "heterodyne" di ciptakanlah radio super-heterodyne dengan menggunakan local oscilator 450khz, sehingga ketika sinyal radio semisal bekerja di 700khz maka selisih dengan local oscilator menjadi 350khz dan perangkat amplifier jaman dulu berupa tabung triode masih dapat menerimanya.


Untuk C band terdapat local oscilator yg bekerja di frekuensi 5150MHz. Sedangkan Ku Band terdapat jenis yg umum dijual yaitu Universal dimana terdapat 2 buah oscillator yaitu 9750 Mhz dan 10600 Mhz. Dari selisih sinyal yg masuk dari langit dengan frekuensi Local Oscilator maka receiver cukup hanya memiliki 1 buah tuner dengan range frekuensi 950 - 2400 Mhz. Dengan kata lain sinyal  "down convert" yg turun dari LNB ke receiver sangat memudahkan produsen perangkat decoder analog jaman dahulu maupun digital jaman sekarang dalam hal perancangan elektronika nya. Cukup 1 perangkat untuk semua range frekuensi baik C band, S band maupun Ku band.


Scalar Ring dan Conical Scalar Ring


Scalar ring mempunyai fungsi yg signifikan sebagai pemilah sinyal yg tidak diinginkan. Karena derajat satelit diatas sana sangat mepet maka tidak memungkiri terjadi interfrensi frekuensi dari 2 satelit ataupun lebih. Nah disinilah fungsi scalar ring yg telah dirumuskan secara matematis oleh ilmuwan dunia barat yaitu melakukan penolakan terhadap adjacent chanel interfrence dari satelit yg bersebelahan.

Conical scalar ring merupakan pengembangan untuk pemakaian parabola offset sehingga sinyal pantulan dapat masuk secara efektif dengan juga melakukan reject image terhadap beam atau pancaran sinyal satelit disebelah.


Derajat Noise 


Untuk C band ditunjukkan oleh angka derajat kelvin yg menunjukkan nilai peredaman dari sinyal sekitar. Sedangkan untuk ku band ditunjukan oleh nilai dB redaman noisenya. Semakin kecil nilai noise semakin bagus LNB terhadap gangguan sinyal luar akan tetapi harus diperhatikan juga tingkat aplifikasi / penguatannya karena beberapa LNB dipasaran derajat noisenya kecil tapi gain penguatan rendah sehingga terasa kurang peka.


Polaritas dan "Skew"


Gambar diatas merupakan isi dari dalam lnb kuband, dimana terlihat ada 2 kawat kecil dan 1 pembatas panjang. kawat kecil merupakan antena dengan polaritas Vertikal dan Horisontal. Secara Umum peletakan antena horisontal (dalam gambar antena yg sejajar dengan kawat panjang) mengikuti arah Timur - Barat sedangkan Vertikal berbeda 90 derajat. Untuk memilih apakah LNB bekerja pada polaritas V atau H maka receiver memberikan tegangan 18 volt jika menginginkan polaritas H dan 13 Volt untuk polaritas Vertikal.



Tidak akan menjadi masalah besar ketika jaman analog dahulu kala karena saat itu jarum antena dapat diputar sesuka hati dengan perangkat servo nya. Tapi ketika jaman parabola digital muncul akhirnya dibuatlah fix antena Vertikal dan Horisontal. Skew menjadi sangat berperan dalam kekuatan penerimaan karena sekarang sudah gak bisa dirubah posisinya. Cara mudah di parabola prime fokus untu C band posisi skew "0"  cukup mengikuti arah Timur-Barat saja, sedangkan untuk ku band konektor nya mengikuti  arah utara - selatan.




Gambar diatas merupakan gambaran skew untuk LNB di posisi dish offset. kenapa berubah-ubah? ya berdasarkan geometri dari dish offset maka pantulan sinyal yg masuk akan berbelok mengikuti posisi satelit dan parabola. Semakin ketimur maka skew semakin kearah jam 9 sedangkan semakin kebarat arah satelit maka perputaran skew LNB kuband menjadi mendekati jam 3. 

Semoga informasi saya BERMANFAAT bagi pembaca

Share:

3 komentar:

Kontak Penulis



12179018.png (60×60)
+628155737755

Mail : ahocool@gmail.com

Site View

Categories

555 (8) 7 segmen (3) adc (4) amplifier (2) analog (19) android (12) antares (11) arduino (27) artikel (11) attiny (3) attiny2313 (19) audio (5) baterai (5) blog (1) bluetooth (1) chatgpt (2) cmos (2) crypto (2) dasar (46) digital (11) dimmer (5) display (3) esp8266 (26) euro2020 (13) gcc (1) gsm (1) iklan (1) infrared (2) Input Output (3) iot (74) jam (7) jualan (12) kereta api (1) keyboard (1) keypad (3) kios pulsa (2) kit (6) komponen (17) komputer (3) komunikasi (1) kontrol (8) lain-lain (8) lcd (2) led (14) led matrix (6) line tracer (1) lm35 (1) lora (11) lorawan (2) MATV (1) memory (1) metal detector (4) microcontroller (70) micropython (6) mikrokontroler (1) mikrokontroller (14) mikrotik (5) modbus (9) mqtt (3) ninmedia (5) ntp (1) paket belajar (19) palang pintu otomatis (1) parabola (88) pcb (2) power (1) praktek (2) project (33) proyek (1) python (8) radio (28) raspberry pi (9) remote (1) revisi (1) rfid (1) robot (1) rpm (2) rs232 (1) script break down (3) sdcard (3) sensor (2) sharing (3) signage (1) sinyal (1) sms (6) software (18) solar (1) solusi (1) tachometer (2) technology (1) teknologi (2) telegram (2) telepon (9) televisi (167) television (28) telkomiot (5) transistor (2) troubleshoot (3) tulisan (94) tutorial (108) tv digital (6) tvri (2) vu meter (2) vumeter (2) wav player (3) wayang (1) wifi (3) yolo (7)

Arsip Blog

Diskusi


kaskus
Forum Hobby Elektronika