Menemukan hal baru yang tak terpikirkan sebelumnya atau bahasa kamusnya mutahir - lalu jadi terkenal - diundang acara TV hitam putih atau kick andy, yang mungkin era 2020an akan banyak liputan di podcast youtube, menjadi tujuan yang ingin dicapai beberapa orang di negara ini. Jika flashback ke belakang bisa jadi internet lalu media sosial lah menjadikan semakin mudahnya memviralkan sesuatu, walau kadang si pembuat tidak bermaksud demikian, tapi demi konten berita, liputan TV atau sekarang konten youtube, membuat semakin menjamur.
Berikut ini kisah semi-hoax yang inspiratif namun ada kecenderungan terlalu "over claim" sehingga ujungnya menjadi cibiran masyarakat:
RAMA komposer music game tunanetra
Kisah ini mencuat sekitar tahun 2009 , saat itu ramai diperbincangkan di forum kaskus yang kala itu menjadi tempat nongkrong netizen pra-facebook. Sebagai blogger tunanetra, kehadirannya dalam diskusi mengundang banyak perhatian. Sampai suatu saat, stasiun radio itu pun mengundangnnya sebagai pembicara dalam sebuah dialog. Pada kesempatan itu pula sempat terucap, bahwa Rama suka musik game dan bahkan bisa menciptakannya.
Dari situ Rama mengaku sebagai pencipta beberapa musik games buatan Nintendo (penghasil video game yang sudah terkenal seantero jagat). Sebuah keberanian untuk berbohong pun Rama lakukan. ''Akhirnya pengakuannya itu menjadi sorotan media,'' tutur dia. Rama pun diwawancara oleh media cetak dan elektronik yang semakin melambungkan namanya sebagai tunanetra dengan bakat yang lebih. Banyak orang percaya lantaran dia memang bisa memainkan beberapa alat musik.
Dia pun tampil di acara Kick Andy yang mengundang decak kagum. Dalam pelatihan Santri Indigo (pelatihan teknologi informasi pada para santri) yang digelar Republika-PT Telkom pun, dia telah tampil enam kali sebagai pembicara. Lagi-lagi, tepuk sorak dan nada kagum terlontar dari para peserta atas 'kemampuan' Rama yang kelahiran 3 Februari 1981 tersebut.
Dan semua berjalan baik-baik saja sampai sebuah tema khusus muncul di situs yang mempertanyakan pengakuan Rama sebagai pencipta musik games Nintendo. Para blogger ragu dan sempat mempertanyakan, kok bisa Rama yang tunanetra menciptakan musik game itu. Padahal, untuk membuat musik game tersebut agar selaras dengan gerakan pemain yanng ada di game itu diperlukan kejelian mata untuk memandang. Misalnya, suara benturan saat pelaku di game itu terkena batu, dinding, atau barang lainnya. Atau juga suara loncatan seseorang dalam game itu dan lain sebagainya.
Rama pun telah menyesali semua kekeliruan itu. Ia menuturkan, "Andai tidak ada mereka (orang tua dan teman) mungkin akan lebih mudah menjalani kebohongan itu. Tapi, dari hati saya bilang sudah saatnya saya mengaku. Saya benar-benar tidak ada niatan untuk berbohong."
Wayan Manusia Robot dari KarangAsem Bali
Dimulai dari liputan di sebuah TV swasta pada 2016, wayan seorang tuna daksa sempat menarik perhatian khalayak. Penemuan robot itu, dilatarbelakangi karena sejak enam bulan lalu, tiba-tiba Sumardana mengalami stroke ringan dan tangannya menjadi mati rasa. Kondisi ini membuat pria yang membuka usaha bengkel las dan menjadi penampung barang bekas menjadi kelimpungan.
Sektor usahanya menjadi terganggu, karena hanya satu tangannya yang berfungsi. Keadaan makin memburuk, karena keenam karyawan bengkelnya mengundurkan diri dan sebagian besar pekerja barang rongsokan pun ikut mundur.
Sumardana akhirnya berupaya keras agar tangan kirinya yang tidak berfungsi, bisa digerakkan untuk bekerja. Mulailah lelaki alumnus Teknik Elektro SMK Rekayasa, Denpasar, ini mengotak-atik berbagai peralatan, dari berbagai bahan bekas di gudangnya.
Berkali-kali percobaan itu gagal, bahkan tiga komputer sudah dibongkar Sumardana untuk diambil pirantinya untuk menemukan alat pendeteksi sinyal otak.
Sejumlah pakar melihat beberapa kejanggalan pada lengan robot kreasi Tawan. Di antaranya, Syamsiar Kautsar, Dosen Teknik Otomasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). Dia sebelumnya juga menciptakan tangan robotik.
Salah satu kejanggalan lengan robot kreasi Tawan, kata Syamsiar, proses pembacaan sensor yang ada pada otak. Untuk membaca sensor pada otak manusia tidaklah semudah itu.
“Prosesnya tentulah akan sangat sulit, dan tidak bisa semudah itu,” kata Syamsiar kepada VIVA.co.id di Surabaya pada Jumat, 22 Januari 2016.
Selain itu, berdasarkan foto yang dilihatnya pada sejumlah media massa tentang lengan robot kreasi Tawan, siku penggerak pada tangan robot itu, Syamsiar tidak menemukan motor penggerak. Dia mengatakan, sejauh foto dan video yang dia amati, hanya menemukan gear box pada tangan robot itu.
“Kalau berdasarkan bidang yang selama ini saya pelajari, akan sangat sulit siku penggerak itu bisa berfungsi tanpa adanya motor,” ujarnya.
Akhirnya, semua sadar wayan hanya mennyambung barang bekas dan terlihat seperti robot yang aslinya tidak digerakkan oleh sinyal otak.
Drone dari remote tv bekas made in kediri
Memanfaatkan waktu belajar di rumah akibat pandemi covid 19, Seorang siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Kediri kelas XI, Muhamad Azhar Syahrudin (17), berhasil membuat drone yang sebagian komponennya dari barang bekas. Hebatnya, drone itu dibuat secara autodidak.
Muhamad Azhar Syahrudin, dirinya mulai mengembangkan membuat drone dalam setahun terakhir. Tapi sempat vakum karena aktivitas belajar di sekolah yang padat. Namun karena virus corona atau Covid-19 dan sekolah diliburkan, Azhar kembali melanjutkan proyek dronenya itu.
“Kan kebetulan ini pandemi, terus saya nggak ngapa-ngapain gitu. Daripada bosan terus buat ini (drone) saja,” jjar Azhar saat ditemui di kediamannya di Plemehan, Kabupaten Kediri, Sabtu (27/6/2020).
Dan liputan beberapa TV pun datang, yang paling heboh adalah di Inews dimana si penyiar tertangkap audio tertawa terkekeh-kekeh akibat tingkah laku azhar menjawab pertanyaan via telepon. Ujungnya meme dan hujatan di media sosial pun meluncur dengan sendirinya. Apa tidak malu ya ?
0 komentar:
Posting Komentar