Perangkat elektronika digital dalam kehidupan sehari-hari semakin mudah diakses masyarakat awam, ini salah satunya di gawangi oleh kemajuan dunia smartphone. Namun perjalanan yg mulus dari keberhasilan gawai layar sentuh ini tidak terjadi di dunia kontrol digital. Penulis teringat memori 10 tahun yg lalu ketika diminta merancang kontrol inkubator / tetas telur burung jalak bali, dimana celetukan dari pegawai disana terdengar sedikit nyinyir, " Kalau hanya bolak balik telor dan atur kipas angin pake orang aja napa pak, rugi beli mahal-mahal !"
Momen "eaalaahhh" ini sebenernya bukan kali ini saja terjadi, ada kala para peternak burung walet saling berebut untuk membuat "canggih" kandang burung mereka dan jadi ajang pamer ke komunitas peternak. Namun karena para peternak saling berebut bikin keren rumah waletnya membuat orderan alat kontrol suhu kelembaban ke saya jadi banyak, dan saya yg tukang solder ini ya mau-mau saja lahh. Alatnya berguna? Lebih peka perasaan manusia kok untuk melihat apakah kandang waletnya kondisinya terlalu panas atau lembab, karena gak ada sensor sebaik buatan tuhan yg mampu untuk melihat menganalisa pola terbang walet "gelisah" akibat lokasi yg kurang nyaman.
Lantas ketika IOT rame-rame dibicarakan, apakah bisa dimanfaatkan untuk semisal mengontrol pompa sprinkler pada pertanian cabe seperti gambar diatas? Kalau hanya ON-OFF springkler pake telunjuk lewat gawai, memonitoring suhu atau kelembaban serta kondisi tanah, itu sih layaknya kamu punya CCTV yg dipasang di ujung gang perumahan, ributnya terjadi ketika malingnya sudah menjual sepeda curian nya. Nah inilah kendala pemahaman SMART Something yg bukan dilihat dari canggihnya dan modern nya alat yg dipasang, namun bagaimana mengolah datanya secara realtime sehingga kamera CCTV yg terhubung ke database polisi dapat membangunkan warga saat face recognition nya CCTV match dengan wajah residivis kambuhan tukang maling sepeda BMX.
Lalu apa hubungannya dengan praktek wemos yg saya bahas belakangan ini ?
Semisal nih, saya punya 10 sensor suhu dan kelembaban di kumbung jamur, saya ingin mengontrol blower + mistmaker / pembuat kabut nyala ketika kelembaban turun dibawah 80% dan mati saat sudah tercapai 90%. Sebenernya ini gak perlu IOT-IOT an, cukup microcontroller sekelas arduino saja yg dipasang dan diberikan perintah logika sederhana seperti itu.
Lalu apa sih yg bisa lebih di tingkatkan dari kontrol sederhana tadi ? Ini pengalaman saya di bandung 8 tahun yg lalu saat pemuda dari poltek bandung, namanya Taufik Hidayat, menghubungi saya untuk membantu skripsinya di jurusan elektronika, yg berhubungan dengan usaha yg sedang rame di kampungnya di pengalengan yaitu kumbung/rumah jamur. Dan dari komunikasi dan bimbingan saya , dia berhasil membuat kontrol monitoring kumbung jamur dari modifikasi kontrol rumah walet saya yg kembangkan sebelumnya.
Terkejutnya saya si taufik hidayat ini ujug-ujug masuk kick andy metro tv, iya pak botak itu mengundangnya sebagai pemuda berprestasi yg dikirim ke kanada untuk inkubasi bisnis jamurnya. Langsung saja saya kontak dan mengucapkan selamat, dan saya sedikit "kecelik" karena saya kira alat kontrol digitalnya yang saya kembangkan bersama yg membawanya ke kanada. Malunya saya saat ternyata taufik bilang "Ilmu mikrokontroller saya gak kepake mas, yg penting bisa menjual jamurnya".
Jiahh ternyata kadang tidak semua yg terlihat modern serba digital, bisa menghasilkan hasil maksimum. Tepat Guna ! Ya karena skripsi jurusan elektro pasti sangat tepat memilih topik jamur pake mikrokontroller, tapi saat dihadapkan dengan kondisi dipedesaan ? Tepat gunanya di skripsi malah membebankan mungkin di petani tingkat desa...mungkin lhooo ....namun ...ada analisa saya kenapa taufik melupakan ilmu mikrokontrollernya?
Sebabnya begini, dia ini menonjolkan sisi penjualan produk rumah kumbung jamurnya (beserta jasa instalasi) dan dijual ke petani pemula, begitu juga penjualan bag log / media tanam jamur serta bibit siap tanam. Taufik juga menjual secara franchise gerobak produk olahan jamur yg memang lagi ramai di depan minimart atau mall. Jadi si taufik ini lebih ke sisi ekonomi praktisnya ketimbang ribet ngurusin solder menyolder lagi
Yang menjadi angan saya, mampukah IOT menambah nilai jual kumbung jamur si taufik ? Sedikit berhayal kan boleh, apalagi sudah praktek IOT pake sensor, ditambah ilmu python yg cukup powerfull. Begini kira-kira penuangan ide saya.
- Threshold dari suhu dan kelembaban untuk menggerakkan aktuator berupa pompa atau blower dapat diatur dari kejauhan melalui Internet. Kalau internet nya terkendala infrastruktur maka EDGE analisis di gateway local bisa diberikan secara periodik, semisal nih mingguan datang ke kumbung lalu PC atau gateway lokal, dan disana diberikan pola timer, pola threshold, data prakiraan cuaca dan sebagainya.
- Pemanfaatan data cuaca yg secara Real Time melalui Internet atau cloud secara otomatis merubah dan mengkompensasi logika microcontroller dilapangan. Ini sangat mungkin dan mudah dilakukan dengan metode PUB SUB MQTT yg header + datanya sangat irit sehingga jaringan internet GSM ke pegunungan yg kurang bagus masih bisa melakukan kirim-terima data.
- Memungkinkan juga sistem di lapangan mengirimkan perkiraan waktu panen, lalu cloud mengirmkan SMS atau pesan WA/Telegram ke pedagang yg sekiranya akan membeli.
- Selain disisi pertaniannya, juga bisa dikontrol secara IOT di sisi perangkat pendukung, semisal pasokan listrik, kondisi sumber air, keamanan dan sebagainya.
ESP32-cam merupakan salah satu favorit untuk pengembangan IOT berbasis imaging, dan memungkinkan mengrim data image ke cloud untuk kemudian diolah datanya. Semisal untuk melihat dan menentukan (secara machine learning) apakah kondisi jamurnya siap panen atau tidak. Pengembangan yang tidak menghabiskan dana sampai100 rb ini merupakan solusi untuk menambah nilai jual dari pertanian tradisonal, sehingga mampu bersaing dengan sistem pertanian modern diluar sana dari segi efektivitas dan kemampuan menghasilkan pertanian yg menguntungkan tentunya. Toh tujuan akhirnya seperti akang taufik yg saya ceritakan tadi adalah "Mampu Menjual", sebuah kata keramat yg harus terpatri di jidat pengusaha.
0 komentar:
Posting Komentar