Kegaduhan migrasi TV Digital bak cerita sinetron yg tak pernah ada episode " season finale " nya, sepertinya orang di negeri ini sengaja ingin ditertawakan dunia luar sana. Mungkin orang di eropa kalau baca komentar dan kegaduhan netizen bakal teriak .." Eaalahhh.. mana udah telat rame pula ! ". Spekulan pedagang receiver parabola dan para teknisinya banyak menggemborkan isu-isu tak menarik seperti Parabola akan tidak bersiaran lagi saat Analog Switch OFF (seperti yg dibahas disini), ramai yang mengganti STB Parabola dengan STB Digital UHF padahal daerahnya tidak terjangkau siaran TV analog sekalipun, bahkan yang terakhir adalah kegaduhan poster STB Digital Matrix yg ekslusif untuk menonton Piala Dunia Qatar 2022. Waduuuhhh...
Hubungi kami jika anda terkendala seting TV digital di wilayah Surabaya dan sekitarnya :
TV Digital Pasti Jernih
Jl. Ikan Mujaer No.7 P, Perak Bar., Kec. Krembangan, Kota SBY, Jawa Timur 60177
0815-5737-755
Tulisan kali ini seperti mengingat kembali review terhadap STB Matrix apple dan garuda (baca disini) yang telah dengan jelas mengupas mengenai fasilitas SMC ID pada beberapa jenis STB DVB-T2 keluaran matrix, yang merupakan nomer unik identitas dari stb, serta kemampuannya untuk diberikan layanan berbayar / Pay TV. Ini umum kok di teknologi DVB yang sebelumnya kita kenal lewat satelit yaitu DVB S/S2. Jadi ketika pay TV melakukan siaran lewat parabola, maka siaran berbayar akan di-dekode-kan acakannya oleh modul SMC / CAS ini. Inipun berlaku ketika sinyal DVB nya mengalir lewat udara teresterial UHF maka DVB-T/T2 mampu dikombinasikan dengan modul CAS (de-scrambler / pembuka acakan) untuk layanan berbayar Pay TV. Ingat NEXMEDIA ? Ya merek itu (dulu) adalah pay tv milik EMTEK group yg (dulu) bersiaran lewat UHF di Jakarta. Kini Nexmedia menjelma menjadi Nexparabola setelah Emtek kapok dihadapkan kenyataan harus membayar lisensi frekuensi UHF per kabupaten se NKRI ! Mending sewa transponder satelit aja irit...
Kegaduhan di grup diskusi lewat medsos maupun chat pun terjadi saat gambar STB Apple yg ditempelkan promo WC 2022 - EMTEK mulai viral dikalangan penggiat TV Digital. Ada yang bilang ini gimmick agar penjualan STB digital Matrix makin joss dan ini sah kok dilakukan. Kenapa ? Karena matrix merupakan penyedia peralatan STB untuk emtek sejak lama dan makin erat hubungannya saat EMTEK mengakuisisi matrix garuda di 2019. Jadi kenapa harus ribut ? Toh memang harus mengganti STB ketika TV kamu dirumah masih pake TV tabung. Namun..mungkin gak ya siaran piala dunia diekslusifkan di jalur UHF ?
Sampai bulan april 2022 Emtek masih memegang haksiar tunggal tanpa menjual sub-lisensi ke pihak lain. Namun ketika poster STB DIGITAL khusus untuk piala dunia 2022 muncul, pikiran saya menjadi berandai-andai apakah benar nih...akan terjadi peng-eksklusif-an siaran bola UHF? Apakah akan seperti di Amrik sana dimana pemilik haksiar adalah FOX Group, dimana FOX merupakan saluran TV UHF - Free To Air yg hadir dihampir semua wilayah USA dan juga menyiarkannnya melalui saluran Pay TV Fox Sport (FS 1). Jadi umumnya siaran pertandingan hanya ditayangkan GRATIS lewat digital UHF - 1 kali dalam sehari dan selebihnya jika ingin menonton pertandingan lebih banyak harus berlangganan paket piala dunia dan bisa menonton lewat bermacam jalur baik parabola, kabel maupun OTT / streaming.
Dengan membagi pertandingan ke dua tipe UHF-FTA dan PAY TV ini tentunya akan mengurangi beban hak penyiaran yang mungkin jika digratiskan semua, akan menyebabkan slot tayangan iklan seperti tak ada habis-habisnya. Tidak nyaman bukan siaran bola 45 menit x 2 namun iklannya bisa 2 jam lebih ? Kalau mau ulasan komentator yg lebih mendalam mungkin tidak didapatkan di TV UHF, harus menonton via pay tv biar analisa pertandingannya lebih tepat. Di Indosiar contohnya, slot iklan Liga 1 sangat menjengkelkan, hingga bisa dijadikan bahan stand up komedi : ini nonton iklan ada bolanya apa nonton bola yg ada iklannya ya ?
Di negara tetangga pun umumnya hak siar dibagi, seperti halnya di Malaysia TV1 / TV3 biasanya menayangkan pertandingan pilihan 1 kali sehari, sedangkan selebihnya harus menonton di parabola maupun streaming ASTRO. Ini terjadi di beberapa episode piala dunia maupun piala eropa belakangan. Akankah EMTEK meniru trik negara jiran agar terhindar dari teguran (bahkan cacian netizen) jika mengacak siaran DIGITAL UHF ?
Pada masanya, sebuah pay tv diresmikan pada 23 November 2011 oleh Perusahaan raksasa Grup EMTEK dan menamakan layanan TV berlanggan ini dengan nama Nexmedia.
Nexmedia membawa teknologi dekoder yang telah menggunakan Digital MPEG-4. Teknologi yang disebut-sebut dapat memberikan kualitas gambar yang lebih jernih audio yang lebih baik. Selain itu, pelanggan juga tidak harus membeli decoder untuk bisa menikmati layanan Nexmedia. Pelanggan, cukup meminjamnya saja dari pihak perusahaan. Bahkan, decoder yang dinamai STB (Set Top Box) ini bisa dibawa kemana saja. Juga dapat dipasang dengan menggunakan antena televisi biasa, tanpa parabola.
Jadi, EMTEK sudah berpengalaman dengan masalah FTA atau Berbayar lewat UHF coyy..tinggal pertanyaannya mampu gak beli ijin frekuensi di seluruh wilayah NKRI ? Kita lihat saja perkembangan di bulan-bulan berikutnya. Namun kegaduhan poster STB Matrix Qatar 2022 ini telah membuat panik pemain pay tv saingan Emtek lhoo...
0 komentar:
Posting Komentar