Seperti yang dipelajari pada teori propagasi sinyal, antena penerima TV UHF pada dasarnya merupakan dipole setengah panjang gelombang yang memiliki cara kerja kasarnya seperti pada gambar diatas. Jadi semisal siaran pada kanal 35 UHF atau frekuensi 586 Mhz maka panjang dipole yang digunakan sekitar 25 cm. Namun dapat diperhatikan ketika kabel pembawa yang digunakan balance 300 ohm ( berbentuk pipih biasanya pada antena tv era 80an ) maka akan terjadi sedikit kekurangan yaitu adanya radiasi elektromagnetik saling "menghilangkan" akibat perbedaan polaritas dari kedua elemen sinyal pada kabel dimana sinyal 1/4 lambda berada pada phase yang berlawanan polaritas dan ujungnya sinyal melemah pada penerimaan dan kemungkinan yg tersisa hanya noise gangguan saja.
Kemudian munculah feed cable yang lebih tahan terhadap noise yaitu coaxial 75 ohm dimana anyaman konduktor luar yang terbubung dengan ground akan 100% menghilangkan noise yang muncul di antena. Namun sesuai gambar diatas maka akan terjadi tidak "match" nya impedansi dipole dengan kabel akibat unbalance feed. Secara orang awam dapat digambarkan adanya dipole yg mubaszir pada 1/4 lambda. Lalu bagaimana memanfaatkan sinyal 1/4 lambda yang terbuang ke ground ? Disinilah teori dan praktek para jenius era tahun 40-50 an menggunakan prinsip "delay" menggunakan perangkat tambahan yang dipanggil dengan istilah BALUN.
Untuk membahas teori bisa membaca pada bagian sebelumnya
disini.
Para jenius berpikir dengan men "delay" sinyal 1/4 lambda pada dipole dengan memberikan kabel sepanjang 1/2 lambda dan memfeedkannya kembali ke transmisi coax. Dapat dilihat pada balun PCB pada gambar kiri atas terdapat jalur pcb yang di zig-zag sedemikian rupa untuk membuat balun. Sedangkan pada balun transformer di kanan delaynya diberikan secara elektromagnetik melalui prinsip induksi. Memang sangat teoritis namun kita sebagai orang lapangan harus paham dan yang terpenting bisa merangkainya secara benar. Perangkat yang membuat "BALance menjadi UNbalance" ini sering dinamakan BALUN 4:1 karena secara teoritis Z impedance dipole 300 ohm dirubah menjadi match dengan impedance kabel coax 75 ohm..
Gambar diatas merupakan balun UHF yang banyak beredar dipasaran dengan harga murah sekitar 5000 rupiah saja namun banyak yg memasangnya asal-asalan. Saya mencontohkan saja pemasangan balun UHF sesuai standar yg dipakai produsen antena terkenal PF antena:
1. Pisahkan antara kabel arah simpul atas dan kabel simpul bawah, sebaiknya disepakati apakah akan menggunakan simpul beda warna atau sama warna. Kalau saya lebih memilih simpul atas sama warna dan simpul bawah beda warna.
2. Kabel arah atas, 2 kabel sama warna (semisal putih) di sambung /solder sedangkan sisanya yang berwarna merah masing-masing masuk ke elemen dipole/driven
3. Kabel arah bawah di gabungkan/simpul secara beda warna sehingga menjadi 2 simpul dan dihubungkan menuju TV atau STB melalui kabel coaxial
Dengan menggunakan balun yang tepat maka cukup menggunakan antena indoor seperti ini saja untuk mendapatkan tangkapan yang cukup bagus.
Terbukti dengan jarak sekitar 25 km dari pemancar dapat diterima dengan kualitas yang sangat memuaskan. Selamat Mencoba.
0 komentar:
Posting Komentar