Jadul amat di tahun 2024 main radio analog ? Hellukk jangan gitu dong, semua yang telah menjadi digital (saat tulisan ini disusun), juga berasal dari analog lhoo... Namun karena memang kebutuhan akan frekuensi sebagai sumber daya alam terbatas, maka dengan hadirnya ilmu digital, menjadikan pemanfaatan spektrumnya menjadi lebih efieien. GSM 5G yang kalian pakai sekarang juga diawali oleh teknologi selular AMPS di tahun 90an yang kemudian dengan kebutuhan yang meningkat dapat dilayani oleh sistem digital GSM dengan lebih bagus. Kita akan bahas secara pelan dilain kesempatan, dan kali ini saya akan berbagi dapat apa sih pada frekuensi radio di wilayah saya ?
Namun pertama kita lihat dulu pembagian spektrum frekuensi radio yang dibagi oleh ITU dan dilokalkan di Indonesia oleh Kominfo.
- Tremendously low frequency (TLF): < 3 Hz: >100.000 km: Natural Electromagnetic Noise
- Extremely Low Frequency (ELF): 3 – 30 Hz: 10.000 – 100.000 km: Submarines
- Super Low Frequency (SLF): 30 – 300 Hz: 1.000 – 10.000 km: Submarines
- Ultra Low Frequency (ULF): 300 – 3.000 Hz: 100 – 1.000 km: Submarines, mines
- Very Low Frequency (VLF): 3 – 30 kHz: 10 – 100 km: Navigation, time signal, Submarines, heart rate monitor
- Low Frequency (LF): 30–300 kHz: 1 – 10 km: Navigation, time signal, Radio AM (long wave), RFID
- Middle Frequency (MF): 300 – 3.000 KHz: 100 – 1.000 m: Radio AM (medium wave): (Banyak digunakan dalam radio siaran swasta niaga)
- High Frequency (HF): 3 – 30 MHz: 10 – 100 m: Short wave Broadcast, RFID, radar, Marine and Mobile radio telephony: (Banyak dipakai untuk hubungan ke tempat yang jauh/ terpencil.)
- Very High Frequency (VHF): 30 – 300 MHz:1 – 10 m: Radio FM, Television, Mobile Communication, Weather Radio: (Banyak digunakan untuk kepentingan hubungan jarak dekat)
- Ultra High Frequency (UHF): 300 – 3.000 MHz: 10 – 100 cm: Television, Microwave device / communications, mobile phones, wireless LAN, Bluetooth, GPS, FRS/GMRS: (Banyak digunakan untuk kepentingan hubungan jarak dekat)
- Super High Frequency (SHF): 3 – 30 GHzv: 1 – 10 cm Microwave device / communications, wireless LAN, radars, Satellites, DBS: (Banyak digunakan untuk tererstrial dan satelit )
- Extremely High Frequency (EHF): 30 – 300 GHz: 1 – 10 mm High Frequency Microwave, Radio relay, Microwave remote sensing: (Banyak digunakan untuk tererstrial dan satelit )
- Tremendously High Frequency (THF): 300 – 3.000 GHz: 0.1 – 1 mm: Terahertz Imagin, Molecular dynamics, spectroscopy, computing/communications, sub-mm remote sensing.
Sedangkan untuk radio amatir milik Orari maupun Rapi memiliki band plan seperti berikut :
klik / download gambar untuk lebih jelas |
Lalu apakah yang bisa saya lakukan untuk mengetes apakah dongle usb RTL-SDR yang katanya kw ini bekerja atau tidak ? Mari kita tuning ke stasiun radio FM terdekat dan jangan lupa sambungkan antena seperti yang sudah saya bahas disini.
Untuk modulasi paling umum ada 2 yaitu AM dan FM, dimana AM biasanya digunakan oleh perangkat radio dibawah 80Mhz dan juga yang masih menggunakan nya adalah airband / komunikasi bandara dan pesawat di 108 - 137Mhz. Selebihnya komunikasi lebih bagus menggunakan FM termasuk radio amatir analog maupun digital. Saya beri contoh hasil capture radio AM broadacst dan amatir di rentang frekuensi medium wave dari penerima SDR Airspy di australia, yang terhubung ke network SDR#.
Sedangkan yang menarik kalau di amerika ada banyak radio broadcast yang masih mengudara di jalur short wave seperti Indonesia tahun 80-90an (jaman saya remaja). Dan di amerika sana ada stasiun radio timer / penanda waktu WWV yang masih mengudara di frekuensi 2, 2.5, 5, 10 dan 15 MHz. Rekamannya seperti dibawah ini.
Sedangkan di Surabaya sini penggunaan frekuensi masih cukup banyak oleh instansi pemerintah, tni, kereta api, satpam dan lain sebagainya. Kebetulan saya tinggal dekat pelabuhan tanjung perak maka saya sering mendengar percakapan antara tower pelindo dengan kapal yang mau sandar di dermaga, atau kantor ekspedisi kontainer. Kode-kode yang mereka gunakan masih membuat saya tertawa namun masih cukup seru untuk disimak.
Untuk frekuensi lainnya yang pernah saya scan adalah percakapan kereta api yang akan sampai (menggunakan radio lokomotif) ke PPKA di pasar turi.
Jaman sekarang telah hadir juga perangkat radio amatir digital, sehingga butuh encoder khusus untuk mendengarkannya.
Sebenernya masih banyk lagi hasil scanning saya, dari mulai tukang sapu jalan (DLH SURABAYA), kepolisian, markas TNI AL dan yang kadang menjengkelkan ada pengguna radio amatir yang kadang menyetel lagu sambil karakoean di frekuensi amatir. Gak ada kerjaan kali ya....
0 komentar:
Posting Komentar