Jika berbicara mengenai kirim-kiriman data melalui suara / AFSK maka saya sudah mengenalnya sejak jaman kuliah dimana protokol X.25 sempat menjadi praktek bersama teman-teman di kos2an mengirim data chatting via pemancar FM mini + soundcard PC. Gak terasa itu sudah 25 tahun yang lalu, dimana saat itu harga untuk menggunakan layanan internet dialup 56kbps lumayan membuat kantong jebol. Kini fast forward ke era 2020-an internet sudah menjadi cukup terjangkau dari sisi harga maupun coverage, namun apa yang terjadi ketika terjadi bencana dan internet menjadi tidak memancarkan sinyal ? Kembali lagi radio amatir "jadul" akan sangat membantu.
Diatas ini gambar satelit IO-86 milik lapan / orari dimana terdapat transponder / repeater baik untuk suara maupun data dalam bentuk APRS. Menurut OM yono yang youtubenya sangat rajin hunting burung orari di atas langit, satelit ini sangat berguna ketika gempa di palu 2018 dimana semua jaringan optik terputus sehingga jaringan GSM menjadi hilang. Dengan repeater ini maka sehari ada window 2-3 kali untuk dapat berkomunikasi jarak jauh dan rekan orari di palu dapat mengabarkan kondisi dan kebutuhan bantuan disana.
Lalu bagaimana dengan APRS di teresterial / darat ? Saya membaca blog dari website orari dimana di kota Surabaya sejak 2022 telah didirikan radio experimental untuk APRS. Blognya bisa dibaca disini : https://orari.or.id/aprs-pada-amatir-radio-bagian-pertama/
Dua lokasi di timur dan barat surabaya ini terdapat 2 radio yang memiliki call sign YH3NPX-(1/2) dan memancar di frekuensi 144.39 MHZ. Cara pembuatannya mudah saja dan saya agak kurang tertarik (kecuali ada yang mengajak hehehe). Bisa dibaca disini: https://orari.or.id/aprs-pada-amatir-radio-hardware-aprs-igate-untuk-aprs-mesh-radio-networkbagian-keempat/
Kemudian yang saya dapat lakukan hanya mengetestnya dengan beberapa software yang ada dan siap pakai seperti GQRX, dan saya berhasil melakukan decoding data pada suatu siang hari.
Komunikasi data hanya berupa GPS dan pesan ping antara ke dua perangkat radio APRS di kota Surabaya. Jika ingin melihat data-data yang lebih berguna baik station fix dan mobile, bisa lihat di website aprs.fi, contohnya seperti data cuaca di denpasar bali ini.
Walau radio amatir dibilang hanya mainan orang yang sudah berumur ( mainan para pemuda era 80-90an ) namun tetap harus dilestarikan dan diwariskan ke generasi muda / gen -z , karena kita tak akan tahu kapan bencana terjadi dan disaat itulah peran radio amatir baru akan sangat dirasakan.
0 komentar:
Posting Komentar