Semua Tentang Belajar Teknologi Digital Dalam Kehidupan Sehari - Hari

  • IC Timer 555 yang Multifungsi

    IC timer 555 adalah sirkuit terpadu (chip) yang digunakan dalam berbagai pembangkit timer, pulsa dan aplikasi osilator. Komponen ini digunakan secara luas, berkat kemudahan dalam penggunaan, harga rendah dan stabilitas yang baik

  • Ayo Migrasi TV Digital

    Kami bantu anda untuk memahami lebih jelas mengenai migrasi tv digital, apa sebabnya dan bagaimana efek terhadap kehidupan. Jasa teknisi juga tersedia dan siap membantu instalasi - setting perangkat - pengaturan antena dan distribusi televisi digital ke kamar kos / hotel

  • Bermain DOT Matrix - LOVEHURT

    Project Sederhana dengan Dot Matrix dan Attiny2313. Bisa menjadi hadiah buat teman atau pacarmu yang ulang tahun dengan tulisan dan animasi yang dapat dibuat sendiri.

  • JAM DIGITAL 6 DIGIT TANPA MICRO FULL CMOS

    Jika anda pencinta IC TTL datau CMOS maka project jam digital ini akan menunjukkan bahwa tidak ada salahnya balik kembali ke dasar elektronika digital , sebab semuanya BISA dibuat dengan teknologi jadul

  • Node Red - Kontrol Industri 4.0

    Teknologi kontrol sudah melampaui ekspektasi semua orang dan dengan kemajuan dunia elektronika, kini semakin leluasa berkreasi melalui Node Red

Tampilkan postingan dengan label jam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label jam. Tampilkan semua postingan

Minggu, 19 September 2021

Lanjutan Praktek Input Output - Jam 4 Digit Dengan Tombol Non Blocking

 



Apa gak bosen kali ya saya menulis tentang jam digital  ?  Kalu dipikir memang saya maniak per-jam-an digital, dari yg paling sederhana pake delay sampai yg murni tanpa microcontroller, FULL CMOS. Saya rangkum dulu deh isi blog ini yg membahas jam mana saja...



Wah masih banyak lagi yang tidak saya sebutkan karena panjang, cek aja sendiri pasti banyak ketemu pembahasan tentang jam yang keseluruhannya memanfaatkan register timer pada microcontroller sekelas AVR.  Kali ini saya akan melanjutkan praktek I/O pada microcontroller Attiny2313 dengan melengkapi 7 segmen agar lebih bermanfaat yaitu ketika digabung beberapa buah menjadi jam yg dapat digunakan. Rangkaiannya seperti berikut ini.




Metode yang sangat terkenal saat pin I/O terbatas adalah metode scanning cepat, dimana tiap display 7 segmen ditampilkan secara bergantian. Jadi ke 7 kaki segmen dari masing-masing display 7 segmen terhubung semuanya. Sedangkan untuk melakukan penyalaannya diberikan tegangan pada common anoda secara satu-persatu dengan kecepatan tinggi sehingga menipu mata kalau nyalanya bareng. Jadi logikanya sesuai flowchart berikut :



Proses scanning penjelasannya seperti berikut :


  • Bagi nilai jam dengan 10 untuk mendapatkan puluhan jam, kemudian aktifkan PB#0, sedangkan PB#1,2,3 OFF. Nilai 7 segmen adalah segmen[puluhan_jam]
  • Ambil sisa pembagian jam dengan 10, kemudian aktifkan PB#1, sedangkan PB#0,2,3 OFF. Nilai 7 segmen adalah segmen[satuan_jam]
  • Bagi nilai menit dengan 10 untuk mendapatkan puluhan menit, kemudian aktifkan PB#2, sedangkan PB#0,1,3 OFF. Nilai 7 segmen adalah segmen[puluhan_menit]
  • Ambil sisa pembagian menit dengan 10, kemudian aktifkan PB#3, sedangkan PB#0,1,2 OFF. Nilai 7 segmen adalah segmen[satuan_menit]

Scriptnya seperti berikut ini :


#define F_CPU 1000000UL      // frekuensi clock internal 1Mhz
#include <avr/io.h> // definisi library standar IO port
#include <util/delay.h> // definisi include untuk delay
#include <avr/interrupt.h>
#include <stdlib.h>

int jam=23, menit=59, detik=50; //variable global untuk menyimpan data2 waktu


//susunan segmen dari portD = GFEDCBA
//7 segmen common ANODA


uint8_t segmen[11]= 
	{0b1000000, // 0
	0b1111001, // 1
	0b0100100, // 2
	0b0110000, // 3
	0b0011001, // 4
	0b0010010, // 5
	0b0000010, // 6
	0b1111000, // 7
	0b0000000, // 8
	0b0010000, //9
	0b1111111}; // 10 / blank



ISR(TIMER1_COMPA_vect)  // 1 detik
{

	detik ++;

	if ( detik == 60)
	{       detik=0;
		menit++;
	}

	if ( menit == 60)
	{       menit = 0;
		jam++ ;
	}
	
	if (jam >23) jam=0;
}

int main(void)
{
    DDRD |= (1<<PD6) |(1<<PD5) |(1<<PD4) |(1<<PD3) |(1<<PD2) |(1<<PD1) | (1<<PD0) ; //segmen
    DDRB |= (1<<PB0) | (1<<PB1) |(1<<PB2) |(1<<PB3) | (1<<PB6) ; //Scan 7 segmen
    DDRB &= ~(1<<PB4) & ~(1<<PB5); // tombol tambah menit dan jam
    
    TCCR1B |= (1 << WGM12); // Configure timer 1 for CTC mode
    TIMSK |= (1 << OCIE1A); // Enable CTC interrupt
    OCR1A  = 15625; //compare the CTC A for 1 second 
    TCCR1B |= (1 << CS11)|(1 << CS10); // Start timer at Fcpu/64

	//untuk tombol anti blocking
	uint16_t waktu =0;  
	bool pencet = false;

	sei(); //start interrupt
   
		
   while (1) 
{ PORTD = segmen[10]; //blanking biar tidak membayang PORTB |=(1<<PB0); //nyalakan 7 segmen no 1 (puluhan jam) PORTB &= ~(1<<PB1) & ~(1<<PB2) & ~(1<<PB3) ; PORTD = segmen[jam / 10]; //ambil nilai puluhan jam _delay_ms(1); //delay disesuaikan terang tampilan 7 seg PORTD = segmen[10]; PORTB |=(1<<PB1); //nyalakan 7 segmen no 2 (satuan jam) PORTB &= ~(1<<PB0) & ~(1<<PB2) & ~(1<<PB3) ; PORTD = segmen[jam % 10]; //modulus atau sisa untuk satuan jam _delay_ms(1); PORTD = segmen[10]; PORTB |=(1<<PB2); //nyalakan 7 segmen no 3 (puluhan menit) PORTB &= ~(1<<PB0) & ~(1<<PB1) & ~(1<<PB3) ; PORTD = segmen[menit / 10]; //ambil nilai puluham menit _delay_ms(1); PORTD = segmen[10]; PORTB |=(1<<PB3); //nyalakan 7 segmen no 4 (satuan menit) PORTB &= ~(1<<PB0) & ~(1<<PB1) & ~(1<<PB2) ; PORTD = segmen[menit% 10]; //modulus atau sisa untuk satuan jam _delay_ms(1); //Tombol if (bit_is_set(PINB, PINB5)) { if(pencet == false) { jam++; if(jam==24) jam =0; } pencet=true; waktu=TCNT1; } if (bit_is_set(PINB, PINB4)) { if(pencet == false) { menit++; if(menit==60) menit=0; } pencet=true; waktu=TCNT1; } if(abs(waktu - TCNT1) > 4000) { //non blocking delay tombol waktu=0; pencet = false; } //blink Led Pemisah Jam : menit if(TCNT1 <7500) PORTB |=(1<<PB6); else PORTB &= ~(1<<PB6); } }

*) catatan :

  • clock yg digunakan adalah RC oscillator  internal pada attiny2313 yg sangat tidak akurat, untuk itu jika menggunakan nilai yg akurat bisa menggunakan xtal oscillator seperti praktek jam lainnya dan jangan lupa merubah fusebit seperti penjelsan disini  dan jika menggunakan USBASP maka butuh batuan fusebit calculator disini .
  • Jika menggunakan clock 4 MHZ maka nilai fusebitnya :


  • Sedangkan perubahan untuk menyesuaikan clock dilakukan pada script dibagian ini :

#define F_CPU 4000000UL
==========================================
			
	TCCR1B |= (1 << WGM12); // Configure timer 1 for CTC mode
	TIMSK |= (1 << OCIE1A); // Enable CTC interrupt
	OCR1A  = 62499; //compare the CTC A (clock 4 Mhz)
	TCCR1B |= (1 << CS11)|(1 << CS10); // Start timer at Fcpu/64

	
  • Non blocking delay pada tombol akan berpengaruh pada tampilan yang tidak terlihat kedip saat tombol dipencet, seperti animasi paling atas dimana saya menggunakan  _delay_ms(300); setelah penekanan tombol.

Share:

Senin, 09 Juni 2014

[Tutorial] 4 Led Matrix dengan Mega8535/16




Bahan-Bahan:


  • ATMega 8535/16/32 
  • 4 buah Led matrix 7x5
  • 3 bh Resistor 10K
  • 2 Tombol tactile switch
  • Breadboard / projectboard
  • Kabel secukupnya



Dasar yg harus dikuasai:

Dasar I/O, Led Matrix Lovehurt ,  Counter/Timer


Skematik :



Klik untuk lebih jelas, baca keterangan pada gambar


Script Jam Led matrix


#define F_CPU 1000000UL //ubah sesuai clock micro
#include <avr/io.h>
#include <util/delay.h>
#include <avr/eeprom.h>
#include <inttypes.h>
#include <avr/interrupt.h>
#include <avr/pgmspace.h> 
#include <string.h>

//ARRAY UNTUK MENYIMPAN DATA ANGKA
const char textset[] PROGMEM  = 
{0x7f, 0x41, 0x7f, //0
0x80, 0x80, 0x7f, //1
0x79, 0x49, 0x4f, //2
0x49, 0x49, 0x7f, //3
0x0f, 0x08, 0x7f, //4
0x4f, 0x49, 0x79, //5
0x7f, 0x49, 0x79, //6
0x01, 0x01, 0x7f, //7
0x7f, 0x49, 0x7f, //8
0x4f, 0x49, 0x7f, //9
};



char titik_dua = 0x14;  // :
char blk = 0x80; // BLANK
char fulltext[22] ; //ARRAY TAMPILAN led matrix
char detik,menit,jam; //variabel jam

void cleartext(void)  // MEMBERSIHKAN datanya menjadi kosong
{  uint8_t i;

     
  for(i=0 ; i <20 ; i++)
    { fulltext[i] = 0 ; }  

}

void ubah_angka(char angka1, char angka2, char angka3, char angka4)
{
//routine mengubah angka waktu ke tampilan led matrix
uint8_t a,b;
//jam
  b=angka1*3;          
  for(a=b; a<b+3; a++) strncat_P(fulltext,&textset[a],1); //spasi
  strncat(fulltext,&blk,1);

  b=angka2*3;          
  for(a=b; a<b+3; a++) strncat_P(fulltext,&textset[a],1);
  strncat(fulltext,&blk,1);   strncat(fulltext,&blk,1);

 // untuk tampilan titik dua berkedip
  if(detik%2 == 0)strncat(fulltext,&titik_dua,1);
  else strncat(fulltext,&blk,1);
  
  strncat(fulltext,&blk,1);   strncat(fulltext,&blk,1);

//menit
  b=angka3*3;          
  for(a=b; a<b+3; a++) strncat_P(fulltext,&textset[a],1); 
  strncat(fulltext,&blk,1);

  b=angka4*3;          
  for(a=b; a<b+3; a++) strncat_P(fulltext,&textset[a],1);

 
}


//routine untuk scanning & menulis ke led matrix
void tulis_text(void)
{
uint8_t a;
int b,speed;

a=0;
speed=5;//UBAH NILAI speed sesuai kedip dan kecerahan yg diinginkan



while(a<21)

 {


for(b=0;b<speed;b++ ) 
{
   
if(a<8 ) 

{

PORTD = ~(1<<a) ;
PORTC =0b11111111;
PORTB =0b1111;

}
 
 else if(a>=8 && a<16)
{
   
   PORTC = ~(1<<(a-8)) ;
PORTD =0b11111111;
PORTB =0b1111;

}
else if(a>=16 && a<21)
{
   
   PORTB = ~(1<<(a-16)) ;
PORTD =0b11111111;
PORTC =0b11111111;

}

PORTA=fulltext[a];
_delay_us(50);   

   PORTA=0x80;  //biar tidak berbayang


 }

a++;
 } 


  
 }


ISR(TIMER1_COMPA_vect) //vector interupt untuk 1/2 detik

{ 
detik++; //dibuat 1/2 detik agar mudah menampilkan : kedap kedip

if(detik==120) // 1 menit
  {
     menit++;

 if(menit==60) //1 jam
 {
   jam++;

if(jam==24)jam=0; // 1 hari

       menit=0;
     }
    detik=0;
} 


cleartext();
ubah_angka(jam/10, jam%10, menit/10, menit%10); //tampilkan


}


void init_timer(void)
{

 TCCR1B |= (1 << CS11)|(1 << CS10); // Set up counter dengan prescale 64
  //Baca datasheet untuk mencari konfigurasi prescaler micro yg sesuai
  TCCR1B |= (1 << WGM12); // Configure timer 1 for CTC mode       
  TIMSK |= (1 << OCIE1A); // Enable CTC interrupt
  OCR1A = 7812; // nilai atas dari TCNT1, untuk perhitungan 1 detik

sei();   //hidupkan interupt


}
int main(void)
{
//bagian ini sesuaikan dengan port micro yg kamu gunakan
 DDRA = 0b11111111; // portA = data text dot matrix
 DDRC = 0b11111111; //scanning kolom
 DDRD = 0b11111111; //scanning kolom
 DDRB = 0b11001111; //scaning, PB5 & PB4 sebagai tombol
 
jam = 10; 
menit = 23;

init_timer();

while(1)
 {
    tulis_text();

  //ini untuk pembacaan tombol  
if (bit_is_clear(PINB, PINB4)) // membaca tombol jika port input B#4 di clear LOW / 0 
        {
         
           menit++;
           if(menit>=60) menit=0;
          _delay_ms(200);

        }
    
if (bit_is_clear(PINB, PINB5)) // membaca tombol jika port input B#5 di clear LOW / 0 

        {
         
            jam++;
            if(jam>=24) jam=0;
            _delay_ms(200);

        }


 }

return 0;
}



Hasil







SELAMAT MENCOBA 



.
Share:

Selasa, 21 Januari 2014

[TUTORIAL] Jam Digital 6 Digit Dengan IC CMOS - No MicroController !





----=== UPDATE KREASI PEMBACA ===---


*) Dari Pembaca blog SMKN2 Yogyakarta




" Jam tanpa micro ...." itulah request dari seorang pembaca dari Bali. Mustahil ? Tidak lahh... Ketika jamannya microcontroller masih di meja desain para engineer, para pelajar dan penghoby elektronika jaman jadul menggunakan IC yang umum dipasaran kala itu, IC TTL atau IC CMOS. Bahkan salah satu buku yg pernah saya baca mengenai dedengkot APPLE "IWOZ" Steve Wozniak menceritakan bagaimana tahun 60-70an sang pioner ini berlomba membuat alat elektronika digital dengan jumlah komponen IC yang paling sedikit. Bayangkan game "BREAKOUT" merupakan cikal bakal masuknya Wozniak dan sebagai "penari latarnya" si Steve Jobs ke dunia gaming dan industri besar ( waktu itu mereka menjualnya ke ATARI ) dengan membuat console game yang seluruhnya disusun dengan IC TTL. Atari mendesain game breakout dengan 150 buah IC dan bos nya yg bernama Nolan Bushnell merasa ini terlalu besar dan menjanjikan hadiah U$700 jika ada yg berhasil membuat game ini dibawah 50 IC . Dan Steve Wozniak berhasil membuatnya dengan hanya 44 IC! 




Steve Wozniak dan Game Komponen Diskrit "Breakout"

Teringat kembali dengan percobaan dadu digital menggunakan ic cmos 4026 yg sangat simple karena berfungsi sebagai counter dan driver 7 segmen, ditambah dengan pembangkit clock 1 hz menggunakan xtal 32,768 khz dengan ic 4060 + 4013. Lalu masalah muncul ketika sadar kalau jam itu bermodulo 12/24 sedangkan menit/detik bermodulo 60. Dan Google menjadi penyelamatku dengan memberikan arahan ke sebuah forum belanda yg menggunakan dioda sebagai deteksi dari angka-angka maksimum pada dial jam. Ayo kita mulai saja dengan pembahasan lebih mendalam.

1 Hz Clock Generator

Ic yang kita gunakan adalah CMOS 4060 (14 bit binary counter) yg sangat compact karena memiliki input langsung dari xtal. Kali ini yg kita gunakan adalah xtal yang umum dijumpai pada mesin jam baik jam dinding ataupun jam tangan. Frekuensi yg dimiliki oleh xtal ini adalah 32,768 khz.


Kenapa dipilih angka 32,768 khz ? perhatikan rumus dari ic counter 14 bit yg ditunjukkan dari gambar berikut:



Sehingga pada output Q14 ( pin 3 )akan membagi clock input (32,768 kHz) menjadi 2Hz. Masih kurang karena yg kita inginkan adalah pulsa 1Hz maka kita perlukan pembagi 2 bisa menggunakan D flip-flop (4013) atau IC yang umum dibahas di blog ini menggunakan pembagi 10 atau decade counter 4017, dengan melakukan reset ketika mencapai stage ke 3. Sebagai project awal untuk mendapatkan clock 1 Hz ikuti skematik berikut:


*) ralat ..ada yg salah dengan penempatan kaki no 6,7 dan 8 ...ingat 4013 hanya 14 kaki bukan 16
jadi kaki paling pojok kanan bawah adalah kaki 7, bukan 8 !


Alternatifnya menggunakan 4017 seperti gambar skematik dibawah ini :



Sesuai dengan karakteristik  dari xtal memerlukan load capacitor sebesar 18-30 pF. Dikarenakan keakuratan yg cukup kritikal maka dapat diberikan kapasitor variabel pada salah satu kaki xtal dan kemudian diputar-putar untuk mendapatkan keakuratan yg diinginginkan. Bagaimana mengetestnya? Jika ada frequency counter atau oscilloscop atau AVO meter yg agak mahal dengan fasilitas freq. counter , hubungkan dengan kaki 7 (Q4) dari 4060 dan pembacaan diharapkan berkisar 2048 Hz.

Hasilnya seperti pada video berikut ini:





Pencacah Modulo 60 dan 24 

IC Cmos 4026 yang dicascade akan menghasilkan susunan counter bermodulo pangkat 10 sehingga tidak cocok untuk jam yang bermodulo 60 (pada detik dan menit) serta bermodulo 12/24 pada Jam. Bagaimana mendeteksi kondisi ketika 7 segment mencapai 60 dan kembali reset ke 0 ? Perhatikan tabel 7 segment (puluhan saja , satuan diabaikan karena modulo 10)  berikut ini.


Secara kebetulan ( atau tidak ) kita diuntungkan dengan deteksi digit angka 6 yg memiliki kondisi segment yang berbeda dengan digit lainnya yaitu pada segment E-F-G. Jadi dengan memanfaatkan dioda saja sudah dapat memberikan reset pada IC 4026. Rangkaiannya seperti berikut:








Bagaimana dengan Modulo 24 ? kita akan mendeteksi di 2 tempat yaitu puluhan dan satuan. Kembali kita perhatikan tabel segmennya.





Bingung  ? jangan lahh.... lihat saja dibagian yang saya kasikan warna merah dan perubahan menjadi "NYALA" pada kedua segmen (puluhan di segmen G dan satuan di segmen F-G) akan mereset tepat saat angka 24. PIN reset dari 4026 akan aktif ketika mendapat LOGIKA 1 , saat sebelum digit 24 kondisi dari ketiga diode ini akan selalu memberikan tegangan 0 sehingga juga memberikan logika 0  terhadap pin RESET. Ketika semua dioda mendapatkan "NYALA" maka dioda akan menjadi "REVERSE BIAS" , sehingga tidak ada aliran arus ke dioda dan PIN RESET akan ter "pull up" oleh resistor 10k ke VCC dan menerima  logika "1". 



JAM 6 DIGIT FULL CMOS


Mari kita menuju ke perangkaian jam 6 DIGIT FULL CMOS. Karena kita menggunakan CMOS maka range tegangan supply yg digunakan cukup lebar berkisar 3-15 volt. Komponen yg digunakan cukup sedikit seperti gambar diatas akan tetapi diperlukan kabel jumper ke PCB atau Breadboard yg lumayan banyak. Skematik yg digunakan dan daftar komponennya seperti berikut ini . Klik pada gambar jika dirasa kurang jelas. 


****PERHATIAN**** 
Schematik ini tidak menunjukkan kaki Vcc dan Ground Untuk IC CMOS
Jadi Jangan Lupa !! Pada umumnya kaki Vcc ada di kanan atas, Ground di kiri bawah


***) update .... by request dari pembaca-pembaca yg baru newbie di dunia elektro

DAFTAR KOMPONEN :

IC :   
         - CMOS 4060  (1 buah)
         - CMOS 4013 atau 4017 (1 buah)
         - CMOS 4026  (6 buah)

Resistor : 

         - 10 Kilo ohm  ( 5 buah )
         - 470 Kilo ohm  ( 1 buah )
         - 1M ohm  - keatas , disesuaikan dengan yg ada ditoko ( 1 buah )

Capasitor :

         - 22 pico farad  (2 buah) , bisa menggunakan antara 22/33 pf
         -  Jika ingin akurasi , bisa mengganti 1 buah C 22pF dengan 
            Capasitor Variabel 30pF

Dioda  :
         - 1N4148 atau dioda umum 1N 4001 / 1N4002 ( 12 buah )

7 Segmen Kecil :  

  COMMON KATODA / -   (6 buah) ! INGAT JANGAN SAMPAI SALAH BELI !

Tombol :

         - Tactile switch  ( 2 buah )

XTAL :   32.768 kHz  (1 buah)


Bahan Pendukung :
         
          - Baterai 6 Volt / adaptor
          - Bread Board / Project Board / PCB lubang
          - Kabel Jumper
          - Solder dan timah (jika dirangkai diatas PCB lubang)




Hasilnya seperti pada video berikut ini :

TESTING





JAM BENERAN






Simple bukan ? Bagaimana jika menggunakan 7 segment yg besar? Pada umumnya 7 segment besar menggunakan mode common anoda dengan susunan kaki yg berbeda. 4026 memiliki output aktif high sedangkan 7 segmen common anoda membutuhkan aktif low sehingga untuk membalik logika bisa menggunakan transistor NPN atau lebih simplenya menggunakan IC ULN2003 seperti pada skematik berikut ini.



SELAMAT MENCOBA ...
Share:

Senin, 29 Juli 2013

Tutorial: Jam 6 Digit + Kalender Dengan Attiny 2313




Siapkan bahan-bahan  seperti berikut:

Attiny 2313 + downloader isp
Bagian power supply

  •     Trafo AC atau Adaptor yang dapat diatur tegangannya
  •     Jika menggunakan Trafo AC, maka ubah-ubah terminal sekunder trafo untuk V Segmen
  •     7805 untuk menurunkan tegangan ke 5V
  •     Baterai backup 3v - 4.5 v

Dioda 1N4002 (4 + 1 )atau Dioda Bridge sebagai penyearah jika memakai Trafo AC
Capasitor 1000uF/25v , 100nF, 22pF (2buah) atau Varco 0-50pF
Resistor 10K (3 buah), 1K 2Buah
Led 4 buah sebagai pembatas digit
ULN 2003
OptoIsolator PC817 atau 4N25 atau yang sejenis (6 buah)
Xtal 4MHz atau sesuai keinginan
Push Buton tactile (2 buah)
7 segment common Anoda ukuran terserah (6 buah)


SKEMATIK




klik untuk memperjelas

Keterangan:


  1. Gunakan power supply berbeda (yang dapat diubah-ubah) untuk V SEGMEN sehingga dapat mengatur kecerahan dari 7 segmen
  2. Untuk mengkompensasi ketidak akuratan xtal, maka salah satu load cap dari xtal dibuat variabel
  3. Nilai Xtal yang digunakan disesuaikan dengan xtal yg tersedia dipasaran, jika berbeda maka silahkan baca pembahasan mengenai counter/timer disini.
  4. Baterai backup akan mencatu attiny jika listrik mati (tanpa display) sehingga time keeping tetap jalan.


SCRIPT


#define F_CPU 4000000UL //sesuaikan xtal yg dipakai
#include <avr/io.h>
#include <util/delay.h>
#include <avr/eeprom.h>
#include <inttypes.h>
#include <avr/interrupt.h>
#include <string.h>

uint8_t jam,menit,detik,bulan,tanggal,tahun,clock,menu,mode,blink; 
uint8_t a = 0;
char bul_max[12]={31,28,31,30,31,30,31,31,30,31,30,31} ;





//tampilan 7 digit 7 segmen dan animasi

void segmen(uint8_t digit)

{
    switch (digit)        
          {

  case 0 :  
     {

   PORTB &= ~_BV(PB1) & ~_BV(PB2) & ~_BV(PB3)  & ~_BV(PB4) 
            & ~_BV(PB5)  & ~_BV(PB6);

            PORTB |= _BV(PB7);
   
   break;
           }
  case 1 :
     {
      
   PORTB &= ~_BV(PB2) & ~_BV(PB3);

            PORTB |= _BV(PB1)|  _BV(PB4)|  _BV(PB5)|  _BV(PB6)|  _BV(PB7);
   
   break;
           }
  case 2 : 
     {
   PORTB &= ~_BV(PB1) & ~_BV(PB2) & ~_BV(PB7) & ~_BV(PB5) & ~_BV(PB4);

            PORTB |= _BV(PB3)|  _BV(PB6) ;
   
      break;
           }  
  case 3 : 
      {

   PORTB &= ~_BV(PB1) & ~_BV(PB2) & ~_BV(PB3) & ~_BV(PB4) & ~_BV(PB7);

            PORTB |= _BV(PB5)|  _BV(PB6) ;
        
   break;
           }
  case 4 :
     {
      
   PORTB &= ~_BV(PB6) & ~_BV(PB2) & ~_BV(PB3) & ~_BV(PB7) ;

            PORTB |= _BV(PB4)|  _BV(PB5) |  _BV(PB1);
   
   break;
           }
  case 5 : 
     {

   PORTB &= ~_BV(PB1) & ~_BV(PB3)  & ~_BV(PB4) & ~_BV(PB7)  & ~_BV(PB6);

            PORTB |= _BV(PB2) |  _BV(PB5);
   
   break;
           }
  case 6 : 
     {

   PORTB &= ~_BV(PB1) & ~_BV(PB3)  & ~_BV(PB4) & ~_BV(PB7)  & ~_BV(PB6) & ~_BV(PB5);

            PORTB |= _BV(PB2) ;
   
      break;
           }
  case 7 : 
     {

   PORTB &= ~_BV(PB1) & ~_BV(PB2) & ~_BV(PB3);

            PORTB |=  _BV(PB4)|  _BV(PB5)|  _BV(PB6)|  _BV(PB7);
   
      break;
           }  
  case 8 : 
     {
   PORTB &= ~_BV(PB1) & ~_BV(PB2) & ~_BV(PB3)  & ~_BV(PB4) 
            & ~_BV(PB5)  & ~_BV(PB6)  & ~_BV(PB7);

      break;
           }
  case 9 : 
     {

   PORTB &= ~_BV(PB1) & ~_BV(PB2) & ~_BV(PB3)  & ~_BV(PB4) 
             & ~_BV(PB6)  & ~_BV(PB7);

   PORTB |= _BV(PB5); 

      break;
           }
  case 10 :
     {
         PORTB |= _BV(PB1) |  _BV(PB2) |  _BV(PB3) |  _BV(PB4)|
                _BV(PB5) | _BV(PB6) |  _BV(PB7) ;

      break;
           }
  case 11 :
     {
         PORTB &= ~_BV(PB1);

      PORTB |=  _BV(PB2) |  _BV(PB3) |  _BV(PB4)|
                _BV(PB5) | _BV(PB6) |  _BV(PB7) ;
                

      break;
           }
  case 12 :
     {
         PORTB &= ~_BV(PB4);

      PORTB |=  _BV(PB2) |  _BV(PB3) |  _BV(PB1)|
                _BV(PB5) | _BV(PB6) |  _BV(PB7) ;
                

      break;
           }

  case 13 :
     {
         PORTB &= ~_BV(PB2);

      PORTB |=  _BV(PB4) |  _BV(PB3) |  _BV(PB1)|
                _BV(PB5) | _BV(PB6) |  _BV(PB7) ;
                

      break;
           }

  case 14 :
     {
         PORTB &= ~_BV(PB3);

      PORTB |=  _BV(PB2) |  _BV(PB4) |  _BV(PB1)|
                _BV(PB5) | _BV(PB6) |  _BV(PB7) ;
                

      break;
           }
  case 15 :
     {
         PORTB &= ~_BV(PB5);

      PORTB |=  _BV(PB2) |  _BV(PB3) |  _BV(PB1)|
                _BV(PB4) | _BV(PB6) |  _BV(PB7) ;
                

      break;
           }
  case 16 :
     {
         PORTB &= ~_BV(PB6);

      PORTB |=  _BV(PB2) |  _BV(PB3) |  _BV(PB1)|
                _BV(PB5) | _BV(PB4) |  _BV(PB7) ;
                

      break;
           }

      }

         PORTB =  _BV(PB0) | ~PORTB; //khusus memakai uln2003


}


//posisi scan digit

void posisi(uint8_t pos)

{
    switch (pos)   
    {
    case 0 :  
     {

            PORTD &=  ~_BV(PD0) & ~_BV(PD1) & ~_BV(PD4) & ~_BV(PD5)  & ~_BV(PD6) ;
   
   PORTB &= ~_BV(PB0);
               
   break;
           }

    case 1 :  
     {

            PORTD |= _BV(PD0);

            PORTD &= ~_BV(PD1) & ~_BV(PD4) & ~_BV(PD5)  & ~_BV(PD6) ;
   
   PORTB &= ~_BV(PB0);
               
   break;
           }

    case 2 :  
     {

            PORTD |= _BV(PD1);

            PORTD &= ~_BV(PD0) & ~_BV(PD6) & ~_BV(PD4)  & ~_BV(PD5) ;
   
   PORTB &= ~_BV(PB0);
               
   break;
           }

    case 3 :  
     {

            PORTD |= _BV(PD4);

            PORTD &= ~_BV(PD1) & ~_BV(PD0) & ~_BV(PD5)  & ~_BV(PD6) ;
   
   PORTB &= ~_BV(PB0);
               
   break;
           }


    case 4 :  
     {

            PORTD |= _BV(PD5);

            PORTD &= ~_BV(PD0) & ~_BV(PD1) & ~_BV(PD4)  & ~_BV(PD6) ;
   
   PORTB &= ~_BV(PB0);
               
   break;
           }

    case 5 :  
     {

            PORTD |= _BV(PD6);

            PORTD &= ~_BV(PD0) & ~_BV(PD1) & ~_BV(PD4)  & ~_BV(PD5) ;
   
   PORTB &= ~_BV(PB0);
               
   break;
           }


    case 6 :  
     {

            PORTB |= _BV(PB0);

            PORTD &= ~_BV(PD0) & ~_BV(PD1) & ~_BV(PD4) & ~_BV(PD5)  & ~_BV(PD6) ;
   
               
   break;
           }
         }

}


void animasi(void) //animasi pindah jam-kalender

{
     posisi(1);
     segmen(11);
  _delay_ms(50);
     posisi(2);
     segmen(11);
  _delay_ms(50);
     posisi(3);
     segmen(11);
  _delay_ms(50);
     posisi(4);
     segmen(11);
  _delay_ms(50);
     posisi(5);
     segmen(11);
  _delay_ms(50);

     posisi(6);
     segmen(11);
  _delay_ms(50);
     segmen(13);
  _delay_ms(50);
     segmen(14);
  _delay_ms(50);

     posisi(5);
     segmen(12);
  _delay_ms(50);
     posisi(4);
     segmen(12);
  _delay_ms(50);
     posisi(3);
     segmen(12);
  _delay_ms(50);
     posisi(2);
     segmen(12);
  _delay_ms(50);

     posisi(1);
     segmen(15);
  _delay_ms(50);
     segmen(16);
  _delay_ms(50);

}


void tulis(void) //tulis ke 7 segmen

{

     posisi(1);
 
 if(menu == 1 && TCNT1 < 20000) segmen(10); //edit jam
 else    segmen((jam/10));
  _delay_ms(1);
     segmen(10);


     posisi(2);
 if(menu == 1 && TCNT1 < 20000) segmen(10); //edit jam
 else  segmen((jam%10));
  _delay_ms(1);
     segmen(10);

 
 
     posisi(3);
 if(menu == 2 && TCNT1 < 20000) segmen(10); //edit menit
 else    segmen((menit/10));
  _delay_ms(1);
     segmen(10);


     posisi(4);
 if(menu == 2 && TCNT1 < 20000) segmen(10); //edit menit
 else    segmen((menit%10));
     _delay_ms(1);
     segmen(10);

     
  posisi(5);
 if(menu == 3 && TCNT1 < 20000) segmen(10); //edit detik
 else     segmen((detik/10));
  _delay_ms(1);
     segmen(10);

    
  posisi(6);
 if(menu == 3 && TCNT1 < 20000) segmen(10); //edit detik
 else    segmen((detik%10));
  _delay_ms(1);
     segmen(10);


}

void tanggalan(void)

{

     posisi(1);
  if(menu == 4 && TCNT1 < 20000) segmen(10); //edit tgl
 else   segmen((tanggal/10));
  _delay_ms(1);
     segmen(10);


     posisi(2);
  if(menu == 4 && TCNT1 < 20000) segmen(10); //edit tgl
 else    segmen((tanggal%10));
  _delay_ms(1);
     segmen(10);

     posisi(3);
  if(menu == 5 && TCNT1 < 20000) segmen(10); //edit bulan
 else    segmen((bulan/10));
  _delay_ms(1);
     segmen(10);


     posisi(4);
  if(menu == 5 && TCNT1 < 20000) segmen(10); //edit bulan
 else    segmen((bulan%10));
     _delay_ms(1);
     segmen(10);

     
  posisi(5);
  if(menu == 6 && TCNT1 < 20000) segmen(10); //edit tahun
 else    segmen((tahun/10));
  _delay_ms(1);
     segmen(10);

    
  posisi(6);
 if(menu == 6 && TCNT1 < 20000) segmen(10); //edit tahun
 else     segmen((tahun%10));
  _delay_ms(1);
     segmen(10);


}


//INTERUPT 1 DETIK

ISR(TIMER1_COMPA_vect) 

{ 


detik++;
clock++;


if(detik == 60)

{  
   detik=0;
   menit++;

if(menit == 60)

     { menit=0; 
       jam++;
     }

if (jam == 24) 

{ tanggal++; jam = 0 ; }

       
    if(tahun%4 == 0) bul_max[1]=29;
       else bul_max[1]=28; 

if (tanggal > bul_max[bulan-1]) {bulan++; tanggal =1 ;}

if (bulan > 12) {tahun++;  bulan=1; }



}




}


void tombol(void)
{

if(bit_is_clear(PIND, PIND2)) 
   { 

if(menu == 0) menu =1;

else if (menu == 1) menu=2;

else if (menu == 2) menu=3; 

else if (menu == 3) menu=4; 

else if (menu == 4) menu=5; 

else if (menu == 5) menu=6; 

else if (menu == 6) menu=0; 

 
_delay_ms(200);

 }




else if(bit_is_clear(PIND, PIND3)) 
   { 

if(mode==0 && menu == 0)
{ animasi();  
  mode=1; 
  clock=0; }

else if(mode ==1 && menu ==0)
{mode=0;
clock=0;
}


if(menu == 1) 
{ jam ++;
  if (jam == 24) jam =0;
}

else if(menu == 2) 
{ menit ++;
  if (menit == 60) menit =0;
}

else if(menu == 3) detik = 0;

else if(menu == 4) 
{ tanggal++;
  if (tanggal == 32) tanggal =1;
}

else if(menu == 5) 
{ bulan++;
  if (bulan == 13) bulan =1;
}

else if(menu == 6) 
{ tahun++;
  if (tahun == 100) tahun=0;
}


_delay_ms(200);

}


}

int main(void)
{



 
 DDRD |= _BV(PD0) | _BV(PD1) | _BV(PD4) | _BV(PD5) | _BV(PD6) ; //scan digit
 DDRB |= _BV(PB0) | _BV(PB1) | _BV(PB2) | _BV(PB3) | _BV(PB4) | _BV(PB5) | _BV(PB6) | _BV(PB7) ; //segment
 DDRD &= ~_BV(PD2) & ~_BV(PD3); //tombol
  

// ------------ini untuk xtal 4Mhz----------------------
   TCCR1B |= (1 << WGM12); 
   TIMSK |= (1 << OCIE1A); 
   OCR1A  = 62499;
   TCCR1B |= (1 << CS11)|(1 << CS10); 
//------------------------------------------------------

 

jam = 0;
menit= 0;
detik=0;
tanggal=1;
bulan=1;
tahun=11;
clock=0; //perpindahan animasi jam dan kalender
mode=0;
menu=0;

sei();



 while(1)
 {
     
     if(clock == 40 && mode == 1 && menu == 0)
    { animasi();}

  else if(clock > 40 && clock <50 && mode == 1 && menu == 0) 
       {
        
        tanggalan();
    }
     else if(clock == 50 && mode == 1 && menu == 0)

   { animasi(); clock =0; }
  
  else if(menu == 0)
  { tulis(); }

  else if(menu > 3)
  { tanggalan(); }

  else 
  { tulis(); }

         
tombol();   

    }
return 0;
}




ALTERNATIF UNTUK 7 SEGMEN LEBIH BESAR

Optoisolator PC817 mempunyai kekurangan yaitu dayanya kecil sehingga arus yg dapat dialirkan kecil saja. Hal ini akan menyebabkan 7 segmen besar menjadi redup sehingga perlu ditambahkan transistor yg memiliki daya lebih dan dengan rangkaian common Emiter menggunakan transistor PNP seperti BD140  dan PC817 sebagai control base nya (bisa juga transistor NPN 2N3906/2222)  dengan contoh rangkaian pengganti sebagai berikut:





HASIL




SELAMAT MENCOBA
Share:

Kamis, 27 Juni 2013

Tutorial : Membuat RTC internal pada AVR


Real Time Clock mempunyai fungsi sebagai pewaktu stand-alone yang akan hidup walaupun rangkaian utama mati. Jadi pada intinya informasi waktu akan tersedia kapanpun diinginkan. Sadarkah kamu kalau RTC yg umum dipasaran seperti DS1307 (serial) atau 12C887 (parallel) memiliki note ini pada datasheet ?



Nah...untuk itu kita kembali review ke posting yang membahas mengenai timer/counter disini . Semua fungsi timer dapat dihasilkan oleh sebuah IC AVR. Tingkat akurasi? asal programmingnya tidak menggunakan delay manual dan proses interupt dijaga sesimple mungkin maka sesuai pengalaman penulis sangatlah akurat, apalagi menggunakan clock input yang berasal dari xtal dengan kualitas yang bagus.

Kalau power diputus bagaimana cara pewaktu tetap jalan ? Tenang saja, cukup menggunakan baterai 4.5v(3 x AA) seperti rangkaiana berikut :





Prinsip rangkaian diatas adalah sebagai berikut:


  1. Regulator 5v menghasilkan tegangan VCC 5v dan akan mencatu rangkaian selama terdapat tegangan Vin (input regulator).
  2. Baterai 4.5v dan dioda akan menghasilkan tegangan 4.5v dikurangi 0.7v  = 3.8 volt yang sesuai dengan hukum khircof maka tegangan yang muncul di ujung dioda (ketika ada input di regulator) adalah 5 volt. Baterai akan aman dari tegangan balik karena ada dioda.
  3. Ketika tegangan input (Vin) hilang alias mati lampu, maka otomatis baterai akan mencatu rangkaian walaupun hanya menggunakan 3.8 volt. Microcontroller sekelas AVR menggunakan tegangan dengan range yang lebar (2.7 - 5.5  volt) terutama pada seri yang ada embel2nya "L" atau "LV", dengan catatan tidak ada proses yang sensitif terhadap penurunan catu daya seperti ADC. Ini dapat diakali dengan berbagai cara salah satunya melakukan pengukuran Vref atau menghentikan perhitungan ADC dan sebagainya.


Kita akan lanjut pada contoh pemakaiannya dengan memperhatikan script menulis tanggal dan jam di LCD dibawah ini, siapkan rangkaian seperti pada penjelasan menulis lcd disini :



Untuk lebih akurat, kaki 4 & 5 dihubungkan ke xtal (sesuai script 4Mhz) 
dan tiap kaki xtal dihubungkan dengan capasitor 22pF ke ground
Untuk Baterai backup dan tegangan 5v digunakan seperti contoh sebelumnya



/*=============================
JAM AKURAT dengan RTC INTERNAL
ATTINY 2313 , 4Mhz Xtal Clock
by: ahocool@gmail.com    
www.aisi555.com
=============================*/
#define F_CPU 4000000UL //sesuaikan dengan clock yang dipakai
#include <avr/io.h>
#include <avr/interrupt.h>
#include <util/delay.h>
#include "lcd.h" //silahkan baca pembahasan menulis di LCD
#include <string.h>

uint8_t jam,menit,detik,bulan,tanggal,tahun; 
char bul_max[13]={0,31,28,31,30,31,30,31,31,30,31,30,31} ;
const char bul_name[13][4] PROGMEM={"xxx","Jan","Feb","Mar","Apr","Mei","Jun","Jul","Ags","Sep","Okt","Nov","Des"} ;
void reverse(char s[]) 
{ 
   int c, i, j; 
    
   for (i = 0, j = strlen(s)-1; i < j; i++, j--){ 
      c = s[i]; 
      s[i] = s[j]; 
      s[j] = c; 
   } 
} 
void itoa(int n, char s[]) 
{ 
   int i, sign; 
    
   if ((sign = n) < 0) // record sign 
      n = -n;         // make n positive 
   i = 0; 
   do {   // generate digits in reverse order 
      s[i++] = n % 10 + '0'; // get next digit 
   } while ((n /= 10) > 0); // delete it 
   if (sign < 0) 
      s[i++] = '-'; 
   s[i] = '\0'; // add null terminator for string 
   reverse(s); 
}
void init_jam(void)
{
   TCCR1B |= (1 << WGM12); // Configure timer 1 for CTC mode
   TIMSK |= (1 << OCIE1A); // Enable CTC interrupt 
   OCR1A  = 62499; //compare the CTC A 
   TCCR1B |= (1 << CS11)|(1 << CS10); // Start timer at Fcpu/64
   TCNT1 = 0;
   sei();
} 



void tulis_lcd(void)
{
char dum;

lcd_clrscr();


lcd_gotoxy(3,0);
itoa(tanggal,&dum);
lcd_puts(&dum);
lcd_putc('-');
lcd_puts_p(bul_name[bulan]);
lcd_puts("-20");
itoa(tahun,&dum);
lcd_puts(&dum);

lcd_gotoxy(5,1);
itoa(jam,&dum);
lcd_puts(&dum);
lcd_putc(':')
if(menit<10) lcd_putc('0');
itoa(menit,&dum);
lcd_puts(&dum);
lcd_putc(':');
if(detik<10) lcd_putc('0');
itoa(detik,&dum);
lcd_puts(&dum);
}


ISR(TIMER1_COMPA_vect) //Interupt timer
{

detik++;
if(detik == 60)

{  detik=0;
   menit++;
}

if(menit == 60)
     {    jam++;
   menit=0;      
     }
if (jam == 24) 
     { tanggal++; 
       jam = 0 ; 
      }
if(tahun%4 == 0) bul_max[2]=29;  //kabisat
else bul_max[2]=28; 

if (tanggal > bul_max[bulan]) {bulan++; tanggal =1 ;}

if (bulan > 12) {tahun++;  bulan=1; }

tulis_lcd();

}


int main(void)
{

/*ini inisialisasi awal jam, untuk merubah jam saat program jalan dapat menggunakan tombol , cek di pembahasan lain untuk cara pembacaan tombol */ 
jam = 20;
menit=20;
detik=14;
tanggal=16;
bulan=6;
tahun=13;


init_jam();
lcd_init(LCD_DISP_ON);
lcd_clrscr();


while(1){ }

}
 

Mudah bukan? Selamat Mencoba ...
Share:

Selasa, 03 Juli 2012

Penemuan Xtal quartz sebagai penggerak "clock"






Penemuan xtal (quartz/kuarsa) oscillator pada awal abad 20 menjadi dasar pengembangan jam digital. Dengan berbagai aplikasi yg dapat dikerjakan oleh oscillator yg stabil ini membuat para produsen jam ingin memanfaatkannya sebagai oscillator pada jam.

Xtal Oscillator yg umumnya dipakai pada jam (yg dulunya selalu berlogo quartz) adalah memiliki frekuensi resonansi 32.768 hz. Nilai ini diperoleh dengan kompromi dunia BINER digital, dimana 2 pangkat 15 menghasilkan angka 32768. 

Piezoelektrik ditemukan oleh Jacques dan Pierre Curie pada tahun 1880. Paul Langevin pertama kali meneliti resonator kuarsa untuk digunakan dalam sonar selama Perang Dunia I. osilator kristal yang dikendalikan pertama, menggunakan kristal garam Rochelle, dibangun pada 1917 dan dipatenkan  pada tahun 1918 oleh Alexander M. Nicholson di Bell Telephone Laboratories, meskipun prioritasnya ditentang oleh Walter Guyton Cady . Cady dibangun osilator kristal kuarsa pertama tahun 1921. inovator awal lain dalam osilator kristal kuarsa termasuk GW Pierce dan Louis Essen.

Osilator kristal kuarsa dikembangkan untuk referensi frekuensi stabilitas tinggi selama tahun 1920-an dan 1930-an. Pada tahun 1926 kristal kuarsa digunakan untuk mengontrol frekuensi stasiun radio penyiaran dan populer pada operator radio amatir. Pada tahun 1928., Warren Marrison (dari Bell Telephone Laboratories) mengembangkan jam kristal kuarsa pertama. Penemuan ini menggantikan pelarian dan pendulum (sebagai referensi waktu), mengandalkan hanya pada getaran alami yang terjadi dalam kristal kuarsa sebagai osilator. Ini waktu perbaikan akurasi ke 1 detik dalam 30 tahun (atau 30 ms / tahun)  Memanfaatkan karya awal di Bell Labs, AT & T akhirnya mendirikan divisi Produk Frekuensi Kontrol yang dikenal hari ini sebagai Vectron Internasional.

Sejumlah perusahaan mulai memproduksi kristal kuarsa untuk digunakan elektronik selama ini. Menggunakan apa yang sekarang dianggap metode primitif, sekitar 100.000 unit kristal diproduksi di Amerika Serikat selama 1939. Selama Perang Dunia II, permintaan untuk kontrol frekuensi akurat radio militer dan angkatan laut dan radar mendorong perkembangan pesat industri manufaktur kristal kuarsa. Tipe yang sesuai dari kuarsa menjadi bahan yang langka sebelum ditemukan persedian yg banyak di Brasil.

Pada tahun 1968, Juergen Staudte menciptakan proses untuk pembuatan osilator kristal kuarsa saat bekerja di Amerika Utara Penerbangan (sekarang Rockwell). Staudte dipatenkan penemuannya, yang menggunakan proses photolithographic yang mirip dengan cara sirkuit terpadu yang dibuat. Pada tahun 1970 ia meninggalkan Amerika Utara Aviation untuk memulai perusahaannya sendiri, Statek, di Orange, California. Statek mulai memproduksi dan memasarkan osilator kuarsa pada tahun 1971.
Meskipun osilator kristal masih paling sering menggunakan kristal kuarsa, perangkat yang menggunakan bahan lain menjadi lebih umum, seperti resonator keramik.




(ada 3 part, sangat informatif )


Selanjutnya dengan perkembangan dunia elektronika yg sangat pesat di era 60-70 an , dimana microprocessor & chip semakin kecil dan terjangkau , jam tangan digital pertama diproduksi sekitar tahun 1968


Pada tahun 1972 Jam digital pertama dengan merek "PULSAR" keluar dipasaran dengan display berupa LED 7-segmen dan dinyatakan sebagai " the first all-electronic wristwatch"

 

Pada tahun 1974 Microma LCD wrist watch keluar yang bekerjasama dengan seiko , dan diklaim sebagai "The First System-On-Chip Integrated Circuit LCD watch" 






TIME LINE JAM DIGITAL

sumber : http://invention.smithsonian.org/cen...artz/timeline/


1880 
Pierre Curie discovers piezoelectricity.

1888 
Friedrich Reinitzer and Otto Lehmann discover liquid crystals

1927 
Warren Marrison invents the 1st quartz clock

1954
First watch batteries

1959 
Invention of the integrated circuit

1961-2 
Development of light-emitting diodes.

1967
The Beta 21 is the 1st quartz watch prototype

1968 
Development of Liquid crystal displays

1969 
Seiko introduces the Astron to the Japanese market

1970 
The Pulsar is the 1st digital watch

1976 
The 1st watch under $20

1983 
The Swiss introduce the Swatch
Share:

Selasa, 02 Agustus 2011

Jam Sederhana Dengan Attiny 2313

Kali ini kita akan menggunakan 4 buah 7 segment untuk membuat jam sederhana


"wahhh..kalo banyak 7 segmentnya, ngabisin banyak port dong ?"



Jangan khawatir, kita pake teknik " SCANNING", artinya kita hidupin segment satu persatu, tiap segment diparalel saja...tp kita hidupin dengan memberikan switch/saklar ke common port 7segment yg dikontrol oleh port micro ..dan scanningnya cepetttt...sehingga mata kita melihatnya seperti nyala biasa aja.

jadi untuk bikin 7-segment 4 buah, diperlukan 7 port display(diparalel) + 4 port control

rangkaiannya seperti berikut :




klik untuk memperbesar gambar

Biasanya untuk display yg agak besar, kita perlu transistor untuk mengatur scanning, tp karena contoh kali ini memakai segment yg kecil maka tidak memerlukan kontrol memakai transistor ( coba pake transistor dijamin nyalanya redup !!)


Prinsip jam kali ini menggunakan prinsip DELAY, jadi tidak terlalu akurat.
Sebenernya mau seh membagi ilmu untuk jam yg super akurat, tapi ntar aja yahh..soalnya memerlukan pengetahuan mengenai "Timer/Counter" dari microcontroller

source code nya sebagai berikut :

#define F_CPU 1000000UL
#include <avr/io.h>
#include <util/delay.h>

int jam=0, min=0, detik=0; //variable global untuk menyimpan data2 waktu

void segmen (int angka)

{

switch (angka)
{

case 0 : { PORTB =0b1000000; break ; }
case 1 : { PORTB =0b1111001; break ; }
case 2 : { PORTB =0b0100100; break ; }
case 3 : { PORTB =0b0110000; break ; }
case 4 : { PORTB =0b0011001; break ; }
case 5 : { PORTB =0b0010010; break ; }
case 6 : { PORTB =0b0000010; break ; }
case 7 : { PORTB =0b1111000; break ; }
case 8 : { PORTB =0b0000000; break ; }
case 9 : { PORTB =0b0010000; break ; }
case 10 : { PORTB =0b1111111; break ; } //blank biar ga berbayang
}


}


void clock (void) //fungsi penambah waktu

{

detik ++; //jika fungsi dipanggil maka var detik ditambah

if ( detik == 60) // tambahkan menit jika 60 detik
{ detik=0; //untuk kembali ke 0
min++;
}

if ( min == 60) // tambahkan jam jika 60 menit
{ min = 0; //untuk kembali ke 0
jam++ ;
}

if (jam == 24) jam=0; //untuk kembali ke 0


}



int main(void)

{

int counter=0; //variabel delay
int digit; //variabel digit yang ditampilkan


// Port untuk display 7 segment
DDRB |= (1<<PB0)|(1<<PB1)|(1<<PB2)|(1<<PB3)|(1<<PB4)|(1<<PB5)|(1<<PB6);
//port untuk scanning ( PD0-4) dan dot ":" (PD6)
DDRD |= (1<<PD0)|(1<<PD1)|(1<<PD2)|(1<<PD3) |(1<<PD6);
//tombol untuk nambah jam/menit
DDRD &= ~(1<<PD4) & ~(1<<PD5) ;

PORTD = (1<<PD6) ; // blink untuk ":"


while(1)

{



counter++ ; //bikin delay nambah terusss

// sesuaikan nilai max counter dengan detik yg pas, tentunya tidak akurat
if(counter == 30) { counter =0 ; clock(); }

// nilai 1/2 dari counter untuk blink ":"
if(counter == 15) PORTD ^=(1<<PD6) ;

else{

segmen(10); // kasi display "mati' agar tidak berbayang

//digit pertama

digit = jam/10;
PORTD |= (1<<PD0); // 7 segment no1 hidup..yg laen mati
PORTD &= ~(1<<PD1) & ~(1<<PD2) & ~(1<<PD3) ;
segmen(digit);
_delay_ms(5);

//digit ke 2

segmen(10);
digit = jam%10;
PORTD |= (1<<PD1); // 7 segment no2 hidup..yg laen mati
PORTD &= ~(1<<PD0) & ~(1<<PD2) & ~(1<<PD3) ;
segmen(digit);
_delay_ms(5);

//digit ke 3

segmen(10);
digit = min/10;
PORTD |= (1<<PD2); // 7 segment no3 hidup..yg laen mati
PORTD &= ~(1<<PD1) & ~(1<<PD0) & ~(1<<PD3) ;
segmen(digit);
_delay_ms(5);

//digit ke 4

segmen(10);
digit = min%10;
PORTD |= (1<<PD3); // 7 segment no4 hidup..yg laen mati
PORTD &= ~(1<<PD1) & ~(1<<PD2) & ~(1<<PD0) ;
segmen(digit);
_delay_ms(5);



}

if (bit_is_set(PIND, PIND4)) //tombol nambah jam
{
jam++;
if(jam==24) jam =0;
_delay_ms(100);

}

if (bit_is_set(PIND, PIND5)) //tombol nambah menit
{
min++;
if(min==60) min=0;
_delay_ms(100);

}



}

return 0;

}



jika ingin mengetest/kalibrasi delay detik, ganti salah satu digit untuk menampilkan detik

//digit pertama

digit = detik/10;
PORTD |= (1<<PD0); // 7 segment no1 hidup..yg laen mati
PORTD &= ~(1<<PD1) & ~(1<<PD2) & ~(1<<PD3) ;
segmen(digit);
_delay_ms(5);

//digit ke 2

segmen(10);
digit = detik%10;
PORTD |= (1<<PD1); // 7 segment no2 hidup..yg laen mati
PORTD &= ~(1<<PD0) & ~(1<<PD2) & ~(1<<PD3) ;
segmen(digit);
_delay_ms(5);




Bagaimana dengan jam akurat ? disini nih kuncinya ...menggunakan xtal 4Mhz

/* ===================
GUNAKAN XTAL 4MHZ dan 2 buah capacitor 22pf
dan sambungkan seperti gambar di petunjuk awal
di bagian menggunakan xtal dan ubah dusebit

rangkaian tetap sama seperti jam_sederhana
hanya tambahan xtal pada kaki 4 dan 5 serta 
masing kaki xtal dihubungkan ke GND oleh
capacitor 22pf

*/

#define F_CPU 4000000UL
#include <avr/io.h>
#include <util/delay.h>
#include <avr/interrupt.h>

int jam=0, min=0, detik=0;

void segmen (int angka)

{

  switch (angka)        
          {

case 0 :  { PORTB =0b1000000; break ; }
        case 1 :  { PORTB =0b1111001; break ; }
        case 2 :  { PORTB =0b0100100; break ; }
        case 3 :  { PORTB =0b0110000; break ; }
        case 4 :  { PORTB =0b0011001; break ; }
        case 5 :  { PORTB =0b0010010; break ; }
        case 6 :  { PORTB =0b0000010; break ; }
        case 7 :  { PORTB =0b1111000; break ; }
        case 8 :  { PORTB =0b0000000; break ; }
        case 9 :  { PORTB =0b0010000; break ; }
        case 10 : { PORTB =0b1111111; break ; }  //blank biar ga berbayang
 }


}


ISR(TIMER1_COMPA_vect) 




  detik ++;

  if ( detik == 60)  
     {  detik=0;
   min++;
}  

  if ( min == 60)
      { min = 0;
   jam++ ;   
       }
  
  if (jam == 24) jam=0;
          

}



int main(void)

{

int digit;


   TCCR1B |= (1 << WGM12); // Configure timer 1 for CTC mode
   TIMSK |= (1 << OCIE1A); // Enable CTC interrupt 
   OCR1A  = 62499; //compare the CTC A 
   TCCR1B |= (1 << CS11)|(1 << CS10); // Start timer at Fcpu/64



DDRB  |= (1<<PB0)|(1<<PB1)|(1<<PB2)|(1<<PB3)|(1<<PB4)|(1<<PB5)|(1<<PB6);
DDRD  |= (1<<PD0)|(1<<PD1)|(1<<PD2)|(1<<PD3) |(1<<PD6);

DDRD  &= ~(1<<PD4) & ~(1<<PD5)  ;


sei();


while(1)

{




if(TCNT1 < 31250) PORTD |=(1<<PD6) ; 
else PORTD &=~(1<<PD6) ; 


segmen(10);
digit = jam/10;
PORTD |= (1<<PD0);
PORTD &= ~(1<<PD1) & ~(1<<PD2) & ~(1<<PD3) ;
segmen(digit);
_delay_ms(5);

segmen(10);
digit = jam%10;
PORTD |= (1<<PD1);
PORTD &= ~(1<<PD0) & ~(1<<PD2) & ~(1<<PD3) ;
segmen(digit);
_delay_ms(5);

segmen(10);
digit = min/10;
PORTD |= (1<<PD2);
PORTD &= ~(1<<PD1) & ~(1<<PD0) & ~(1<<PD3) ;
segmen(digit);
_delay_ms(5);

segmen(10);
digit = min%10;
PORTD |= (1<<PD3);
PORTD &= ~(1<<PD1) & ~(1<<PD2) & ~(1<<PD0) ;
segmen(digit);
_delay_ms(5);




if (bit_is_set(PIND, PIND4))
   {
     jam++;
if(jam==24) jam =0;
     _delay_ms(100);

   }

if (bit_is_set(PIND, PIND5))
   {
     min++;
if(min==60) min=0;
 _delay_ms(100);

   }



}

return 0;

}











hasilnya dapat dilihat seperti berikut :



Share:

Kontak Penulis



12179018.png (60×60)
+628155737755

Mail : ahocool@gmail.com

Site View

Categories

555 (8) 7 segmen (3) adc (4) amplifier (2) analog (19) android (14) antares (11) arduino (27) artikel (11) attiny (3) attiny2313 (19) audio (5) baterai (5) blog (1) bluetooth (1) chatgpt (2) cmos (2) crypto (2) dasar (46) digital (11) dimmer (5) display (3) esp8266 (26) euro2020 (13) gcc (1) gsm (1) iklan (1) infrared (2) Input Output (3) iot (75) jam (7) jualan (12) kereta api (1) keyboard (1) keypad (3) kios pulsa (2) kit (6) komponen (17) komputer (3) komunikasi (1) kontrol (8) lain-lain (8) lcd (2) led (14) led matrix (6) line tracer (1) lm35 (1) lora (11) lorawan (2) MATV (1) memory (1) metal detector (4) microcontroller (70) micropython (6) mikrokontroler (2) mikrokontroller (14) mikrotik (5) modbus (9) mqtt (3) ninmedia (5) ntp (1) paket belajar (19) palang pintu otomatis (1) parabola (88) pcb (2) power (1) praktek (2) project (33) proyek (1) python (8) radio (28) raspberry pi (9) remote (1) revisi (1) rfid (1) robot (1) rpm (2) rs232 (1) script break down (3) sdcard (3) sensor (2) sharing (3) signage (1) sinyal (1) sms (6) software (18) solar (1) solusi (1) tachometer (2) technology (1) teknologi (2) telegram (2) telepon (9) televisi (167) television (28) telkomiot (5) transistor (2) troubleshoot (3) tulisan (94) tutorial (108) tv digital (6) tvri (2) vu meter (2) vumeter (2) wav player (3) wayang (1) wifi (3) yolo (7)

Arsip Blog

Diskusi


kaskus
Forum Hobby Elektronika