Semua Tentang Belajar Teknologi Digital Dalam Kehidupan Sehari - Hari

  • IC Timer 555 yang Multifungsi

    IC timer 555 adalah sirkuit terpadu (chip) yang digunakan dalam berbagai pembangkit timer, pulsa dan aplikasi osilator. Komponen ini digunakan secara luas, berkat kemudahan dalam penggunaan, harga rendah dan stabilitas yang baik

  • Ayo Migrasi TV Digital

    Kami bantu anda untuk memahami lebih jelas mengenai migrasi tv digital, apa sebabnya dan bagaimana efek terhadap kehidupan. Jasa teknisi juga tersedia dan siap membantu instalasi - setting perangkat - pengaturan antena dan distribusi televisi digital ke kamar kos / hotel

  • Bermain DOT Matrix - LOVEHURT

    Project Sederhana dengan Dot Matrix dan Attiny2313. Bisa menjadi hadiah buat teman atau pacarmu yang ulang tahun dengan tulisan dan animasi yang dapat dibuat sendiri.

  • JAM DIGITAL 6 DIGIT TANPA MICRO FULL CMOS

    Jika anda pencinta IC TTL datau CMOS maka project jam digital ini akan menunjukkan bahwa tidak ada salahnya balik kembali ke dasar elektronika digital , sebab semuanya BISA dibuat dengan teknologi jadul

  • Node Red - Kontrol Industri 4.0

    Teknologi kontrol sudah melampaui ekspektasi semua orang dan dengan kemajuan dunia elektronika, kini semakin leluasa berkreasi melalui Node Red

Rabu, 30 September 2020

Apa sih DVB-T2 Itu? Bandwidth Mhz vs Kecepatan Mbps vs Sewa nya per Rupiah [part 3]


Ada kebingungan tanpa akhir tentang apa yang menentukan kecepatan dalam jaringan berkecepatan tinggi. Di sini kami akan menjelaskan perbedaan antara megahertz dan megabit, serta menjelaskan hubungan keduanya. Kecepatan bit tidak selalu sama dengan frekuensi. Mereka cocok untuk beberapa sistem; bagi yang lain, perbedaannya sangat besar. Lalu, apa hubungan antara frekuensi, hertz, Cyclic dan bit?

Bit, atau digit biner, adalah satuan informasi terkecil yang dapat diproses oleh komputer. Dalam banyak sistem, seperti American Standard Code for Information Interchange (ASCII), dibutuhkan 8 bit, atau 1 byte, untuk membuat satu karakter - huruf, angka atau simbol. BIT ini bisa diartikan sebagai 1 atau 0, "ya" atau "tidak", atau "aktif" atau "nonaktif".

Satuan dari frekuensi suatu sinyal diukur dalam siklus per detik. Satu hertz adalah satu siklus getaran lengkap per detik. Meskipun frekuensi yang lebih tinggi dapat berarti sistem komunikasi juga bisa dianggap lebih cepat, pengukuran kecepatan telekomunikasi  lebih tepat dalam satuan bit.


Kebanyakan sistem komunikasi data beroperasi pada jutaan siklus per detik, atau megahertz (MHz). Dalam frekuensi tinggi ini yang nilai angka dalam rentang jutaan Hertz, waktu yang diperlukan siklus diukur dalam orde sepersekian detik.

Jika satu siklus sinyal membawa 1 bit informasi, maka frekuensi sistem (dalam hertz) sama dengan kecepatannya (dalam bit per detik). Namun, tidak ada alasan mengapa satu siklus tidak dapat membawa lebih dari 1 bit informasi. Oleh karena itu, meningkatkan kecepatan sistem tanpa mengubah frekuensinya adalah mungkin. Dengan premi yang ditempatkan pada kecepatan dalam dunia komunikasi data, tidak mengherankan bahwa beberapa skema pengkodean telah dikembangkan yang mencapai hal itu.


Misalnya, komunikasi data terdistribusi melalui serat optik menggunakan skema pengkodean digital non-return to zero, inverted. Skema ini mewakili 1s dan 0s dalam transmisi digital menggunakan tegangan rendah dan tinggi bergantian. Setiap perubahan tegangan mewakili angka 1 digital, dan tidak ada perubahan yang mewakili angka digital 0.

Karena setiap perubahan dikenali oleh penerima sebagai bit, nonreturn to zero, inverted dapat menghasilkan 2 bit per siklus. Dalam hal ini, bit rate adalah dua kali frekuensi sinyal nominal.

Untuk meningkatkan laju bit atau "kecepatan" sinyal pada contoh di atas, kita harus meningkatkan frekuensi. Sistem masih mengirimkan 2 bit per siklus, tetapi melakukannya dalam siklus yang lebih pendek.




Komunikasi radio (dalam ranah Hz) jarak jauh rentan terhadap gangguan. Para ahli menemukan teknik modulasi, agar pengiriman data jarak jauh bisa lebih handal.

Modulasi yaitu teknik membungkus (mengkodekan) bit didalam Hertz. Teknik modulasi yang umum adalah QPSK (Quadrature Phase Shift Keying). Dimana 2 bit di-angkut oleh 1 Hertz. Dengan demikian efisiensi pengangkut adalah 2. Ada modulasi yang lebih efisien spt 256QAM, dengan efisiensi 8.



Spectral Efisiensi:


  • QPSK: 2 bit per symbol. Jika 1 symbol 1 Hz, maka Spectral Efisiensi QPSK 2 bit/Hz.
  • 8PSK 3 bit/Hz
  • 16PSK 4 bit/Hz
  • 64QAM 6 bit/Hz
  • 256QAM 8 bit/Hz


Jika di lihat di table diatas, kenapa tidak semua transmisi radio pakai 256QAM? Kenapa masih banyak yang pakai QPSK. Tidak ada yang sempurna. QPSK sangat tahan terhadap gangguan. Sedangkan 256QAM sangat rentan gangguan interferensi. Sehingga untuk komunikasi jarak jauh ke satelit, tidak bisa (at least sampai saat ini) menggunakan teknik modulasi 256 QAM. Karena komunikasi jarak jauh banyak sekali interferensi radio, cuaca, petir, dll.


Q: Apabila kita akan mengangkut 64 kbps dengan QPSK, berapa lebar bandwith QPSK yang diperlukan (asumsi tidak ada FEC, dll)?

A: Jawabannya adalah 64 kbps, dengan QPSK 2 bit / Hz, maka dibutuhkan 32 kHz.


Q: Apabila kita akan mengangkut 64 kbps dengan QPSK, berapa lebar bandwith QPSK yang diperlukan (asumsi FEC 3/4)?

A: Jawabannya adaah 64 kbps data. Jika FEC 3/4 (3 data, 4 total bit), maka total bitrate 64 / (3/4) = 85.33 kbps. Jika spectral QPSK 2bit/Hz, maka diperlukan 42.67 kHz spectrum.


Q: Apabila kita akan mengangkut 64 kbps dengan QPSK, berapa lebar bandwith QPSK yang diperlukan (asumsi FEC 3/4, dan guard band 1.35)?

A: 64 kbps data. Jika FEC 3/4 (3 data, 4 total bit), maka total bitrate 64 / (3/4) = 85.33 kbps. Jika spectral QPSK 2bit/Hz, maka diperlukan 42.67 kHz x 1.35 = 57.6 kHz spectrum.


Q: Apabila kita akan mengangkut 64 kbps dengan QPSK, berapa lebar bandwith QPSK yang diperlukan (asumsi FEC 3/4, guard band 1.35, Reed Solomon)?

A: 64 kbps data. Jika FEC 3/4 (3 data, 4 total bit), maka total bitrate 64 / (3/4) = 85.33 kbps. Jika spectral QPSK 2bit/Hz, maka diperlukan 42.67 kHz x 1.35 = 57.6 kHz spectrum. Dengan Reed Solomon 188/204, maka spectrum bandwidth 57.6 / (188/204) = 62.5 kHz.



SATELIT  Mbps to MHz


Kita bayangkan mempunyai kebutuhan menyalurkan datacom throughput 64 kbps melalui koneksi Satelit (VSAT). Berapa MHZ transponder satelit yang akan terpakai?

Apabila kita asumsikan :

  • Modulasi: QPSK (power factor (PF) = 2), FEC 3/4, Roll-off factor 0.35 (RO = 1.35).
  • Data Rate (DR) = 64 kbps.
  • Symbol Rate (SR) = DR / (FEC * PF)                                    
  • SR = 64 / (0.75 * 2) = 42.67 ksps
  • Bandwidth (BW) = SR * RO                                                     
  • BW = 42.67 * 1.35 = 57.6 MHz                                             


Apabila asumsi Error Correction dengan Reed Solomon 188/204 maka BW akan menjadi:


BWr = BW / (188/204)                                                           

Bandwidth 57.6 / (188/204) = 62.5 MHz                               


Spectral efisiensi (SE) = DR / BW                         

SE = 64 kbps / 62.5 MHz = 1.024 bit /Hz ( ~ 1 bit /Hz)


Artinya jika komunikasi data kita 64 kbps, maka jika modulator kita set FEC 3/4, Red Solomon 188/204, dan modulasi QPSK maka kita sewa BW transponder +/- 64 kHz (karena spectral efisiensi 1 bit / Hz) 


SATELIT MHz to Mbps


Kita bayangkan menyewa Bandwidth 1 transpoder selebar 34 MHz. Berapa Speed / Data Rate (Mbps) yang bisa di-salurkan dalam satu transponder satelit tsb?


  • Modulasi: QPSK (power factor (PF) = 2)
  • Symbol rate (SR) = BW / RO                                     
  • SR = 34/1.35 = 25.2 Msps (roll-off factor 0.35).


Roll off factor ini perlu di masukkan karena ada bandwidth terpakai diluar bandpass filter, lihat disini.


Bisa dibanyangkan dengan demikian BW 34 MHz, usable 25.2, artinya ada 4.4 MHz di kiri dan di kanan sinyal carrier yang diperuntukkan untuk ketidak linieran bandpass filter maupun untuk guard band dengan sinyal carrier disebelahnya.


Data Rate (DR) = SR * (FEC * PF)                                

DR = 25.2 * 0.75* 2 = 37.78 Mbps


Asumsi pakai Reed Solomon 188/204


DRr = DR * (188/204)                                                        

DRr = 37.78 * (188/204) = 34.8 Mbps



Jadi dengan BW satelit 34 MHz , maka Effective Information Rate = 34.8 Mbps

Spectral Efisiensi 1 bit / Hz (compare ke QPSK 2 bit/Hz).


Apa artinya? Artinya kalau komunikasi jarak jauh pakai satelit walau kita pakai modulasi QPSK dengan efisiensi 2 bit/Hz, pada kenyataannya kita hanya dapatkan efisiensi sebesar 1 bit/Hz. Kenapa? Karena ada bit-bit yang di korbankan untuk mengangkut informasi tambahan supaya jalur komunikasi jadi lebih kebal terhadap interferensi.


Singkat kata rule of thumb bagi komunikasi satelit: Jika pakai QPSK 3/4, maka MHz transponder yang disewa ke provider Satelit, maka segitu Mbps yang akan di dapat. Misal disewa 10 MHz, akan dapat troughput 10 Mbps. 


Ongkos penyiaran PayTV Satelit






Apabila 1 channel SD menggunakan codec H264 bandwdith per channel 2 Mbps, maka untuk 1 transponder sebesar 36 MHz (setara 36 Mbps), dapat menyiarkan 36Mbps / 2 Mbps = 18 channel.Apabila ingin membawa 60 channel perlu 4 transponder. Dengan harga sewa 1 juta USD per transponder per tahun maka biaya per tahun 4 juta USD, sekitar Rp. 4.5 milyar per bulan. Apabila harga jual layanan Rp. 100 ribu dan alokasi biaya transpoder 22,5% alias Rp. 22,5 ribu, maka minimal untuk bisa impas harus ada 200 ribu pelanggan (Rp. 4.5 milyar / Rp. 22.500). Apabila kurang dari itu maka, perusahaan akan "merugi" tiap bulannya. 


Share:

[Parabola] Jauh-jauh Treking Parabola Ke Satelit Yamal Demi Siaran Bola di Матч ТВ Россия Yang Kini Zonk

 


Siaran bola di TV itu GRATIS ! Memang menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang yang rela merogoh kocek dan melakukan treking ke satelit extrim yang beam nya pun tercatat tidak sampai ke nusantara. Tapi kreatifitas treker parabola - penembak burung 36.000 km asal Indonesia sudah teruji sejak lama ya karena memang saja negara kita merupakan negara yang bisa dikatakan pelopor siaran TV satelit. Sejak akhir 70an kita memiliki satelit palapa yang mengudara dengan salah satu tujuannya untuk menyiarkan siaran televisi ke pelosok kepulauan terluar. Jadi jangan di tanya deh bagaimana sejarahnya mencari siaran sport gratisan sudah ada sejarahnya sejak tahun 80-an.



Semenjak internet dan media sosial semakin mendekatkan para treker se-nusantara, dimulai dengan website Forum Satelit dan kini group-group diskusi parabola juga menjamur muncul dan menjadi tempat nongkrong virtual. Apalagi para pengabdi adsense yang semakin gencar membuat konten youtube bertema "treking parabola", berbarengan dengan semakin murahnya perangkat parabola yang dapat dibeli online melalui ujung jempol. Jadi sejak tahun 2000an para pencari feed siaran bola, terutama saat event olahraga macam piala dunia, olimpiade, liga-liga eropa dan lain sebagainya, para treker Nusantara ini memang rajin berbagi siaran mana yang terbuka, bagaimana acakannya dan trick treking yang benar. Nama satelit berikut mungkin sangat familier 10 tahun belakangan ini : Asiasat5, Intelsat19, Eutelsat172B dan yang akan saya sedikit bahas sekarang adalah Yamal 601 yang berada pada 49 derajat Bujur Timur. Dan kalau dilihat lokasi dan beam nya satelit milik russia ke nusantara seperti ini :


 



Jadi dapat dibayangkan lokasinya yang extrem di ufuk barat dan kalau dilihat dari gambar diatas sinyal bisa didapatkan di sebagian utara kepulauan nusantara. Tapi jangan menamakan diri Penggila Parabola Sejati kalau tidak mencoba mencari sinyal satelit ini demi siaran bola dan kates ( katanya ada tiap malam). Dari laporan di forum dan group facebook bahwa ada treker dari lombok yang sukses treking yamal 601 dengan sinyal yang bagus.





Salah satu ciri khas dari parabola yang treking ke "bang Jamal" selain menungging ke barat sangat extrim, juga terdapat sekat dielektrik dari bahan mika untuk memodifikasi LNB C band umum menjadi sesuai dengan polarisasi satelit yamal yang circular (Right - Left bukan Vertikal -Horizontal). Dari ilmu propagasi sinyal kita ketahui bahwa lengkung bumi akan mengakibatkan perubahan polaritas terhadap gelombang microwave dengan jarak jauh, sehingga untuk beam yang extrem ke belahan bumi dekat kutub utara /selatan maka dapat dipastikan polaritas propagasi sinyalnya dibuat circular.




Jadi bahan dielektrik yang memiliki kualitas lumayan dan harga terjangkau adalah talenan masak di dapur. Jangan heran banyak ibu-ibu marah gegara mendapati talenannya berubah bentuk.




Kemarahan ibu-ibu penguasa dapur mungkin akan menjadi lebih parah ketika pada akhir september 2020 ternyata layar TV yang biasanya jernih dengan bahasa ruskyi kini menjadi hijau berkotak-kotak, ini karena sepertinya ada laporan dari pihak pemilik hak siar sepakbola di Indonesia kepada pihak yamal / match tv russia. Menyedihkan memang tapi ini adalah pola yang selalu berulang ketika para treker nusantara saling berbagi informasi dengan "vulgar" dan akhirnya membuat panas telinga pemilik hak siar siaran olahraga di Indonesia.



Jadi cerita lama berulang kembali dan pastinya banyak yang kecewa dan bisa ditebak banyak yang akan mengembalikan parabolanya ke arah ubun-ubun mencari satelit milik NKRI - TELKOM MERAH PUTIH. Saatnya kita tunjukkan cinta kepada tanah air kawan ! Tapi kalau ada info siaran bola gratis bagi-bagi yaa...dan ramai lagi deh menunggingkan parabola ke satelit negeri nun jauh disana.


 

Share:

Apa sih DVB-T2 Itu? Mengenal teknik modulasi QPSK [part 2]

".....disadur dari berbagai sumber ...."


QPSK - Quadrature Phase Shift Keying -adalah teknik modulasi sinyal digital yang paling banyak digunakan, seperti yang digunakan dalam komunikasi nirkabel, seperti standar WLAN / Wi-Fi dan WiMAX, serta banyak sistem seluler GSM dan sistem  siaran TV Digital (DVB). Dalam skema quadrature phase-shift keying (QPSK), dua bit dikelompokkan pada satu waktu, dan dipetakan menjadi salah satu dari empat kemungkinan sinyal.

Dalam dunia elektronik kabel, sinyal analog menunjukkan variasi kontinu sedangkan sinyal digital mengasumsikan (idealnya) salah satu dari dua keadaan diskrit. Perbedaan ini dapat diperluas ke sistem yang mengirimkan data melalui radiasi elektromagnetik, bukan arus listrik yang mengalir melalui kabel.

Ketika digunakan untuk sinyal analog, modulasi frekuensi (FM) dan modulasi amplitudo (AM) menyebabkan variasi terus menerus dalam frekuensi atau amplitudo dari gelombang pembawa. Ketika teknik modulasi digunakan untuk komunikasi digital, variasi yang diterapkan pada pembawa dibatasi sesuai dengan informasi diskrit yang dikirimkan.

Modul ASK yg umum untuk arduino


Contoh jenis modulasi digital yang umum adalah OOK ( on / off keying), ASK (Amplitudo shift keying), dan FSK (Frequency shift Keying). Skema ini menyebabkan pembawa mengasumsikan salah satu dari dua kemungkinan status tergantung pada apakah sistem harus mengirimkan biner 1 atau biner 0, dimana setiap status pembawa diskrit disebut sebagai simbol.





Quadrature phase shift keying (QPSK) adalah teknik modulasi lain, dan ini sangat menarik karena sebenarnya mentransmisikan dua bit per simbol. Dengan kata lain, simbol QPSK tidak mewakili 0 atau 1 — ini mewakili 00, 01, 10, atau 11.



Performa dua bit per simbol ini dimungkinkan karena variasi pembawa tidak terbatas pada dua status. Dalam ASK, misalnya (liat pada gambar grafik ASK), amplitudo pembawa adalah opsi amplitudo A (mewakili 1) atau opsi amplitudo B (mewakili 0). Di QPSK, pembawa bervariasi dalam hal fase, bukan frekuensi, dan ada empat kemungkinan pergeseran fase.

Kita dapat secara intuitif menentukan apa empat kemungkinan pergeseran fase ini: Pertama kita ingat bahwa modulasi hanyalah awal dari proses komunikasi; penerima harus dapat mengekstrak informasi asli dari sinyal termodulasi. Selanjutnya, masuk akal untuk mencari pemisahan maksimum antara opsi empat fase, sehingga penerima memiliki sedikit kesulitan dalam membedakan satu keadaan dari yang lain. Kami memiliki 360 ° fase untuk dikerjakan dan empat status fase, dan dengan demikian pemisahan harus 360 ° / 4 = 90 °. Jadi empat pergeseran fase QPSK  adalah 45 °, 135 °, 225 °, dan 315 ° (gambar bisa dilihat paling atas). 

Ada alasan lain mengapa masuk akal untuk memilih 45 °, 135 °, 225 °, dan 315 °: mereka mudah dihasilkan menggunakan teknik modulasi I / Q karena menjumlahkan sinyal I dan Q yang terbalik atau tidak dibalik menghasilkan empat pergeseran fasa ini . Tabel berikut harus bisa menjelaskan hal ini:


jika bingung bisa baca lengkap modulasi I/Q disini

Dibandingkan dengan skema modulasi yang mengirimkan satu bit per simbol, QPSK menguntungkan dalam hal efisiensi bandwidth. Misalnya, bayangkan sinyal baseband analog dalam sistem BPSK (penguncian pergeseran fasa biner). BPSK menggunakan dua kemungkinan pergeseran fase, bukan empat, dan dengan demikian hanya dapat mengirimkan satu bit per simbol. Sinyal baseband memiliki frekuensi tertentu, dan selama setiap periode simbol, satu bit dapat dikirim. Sistem QPSK dapat menggunakan sinyal pita dasar dengan frekuensi yang sama, namun sistem ini mentransmisikan dua bit selama setiap periode simbol. Jadi, efisiensi bandwidth-nya (idealnya) lebih tinggi dengan faktor dua.


courtesy of : https://www.allaboutcircuits.com/technical-articles/quadrature-phase-shift-keying-qpsk-modulation/ , https://www.sciencedirect.com/topics/engineering/quadrature-phase-shift-keying

Share:

Selasa, 29 September 2020

Apa sih DVB-T2 Itu? Ayo di bedah secara teori telekomunikasi [part 1]

 


Seperti yang sering dibahas pada blog ini, DVB-T2 merupakan standar pengolahan dan pengiriman siaran televisi secara digital yang sekarang digunakan sebagai standar broadcast televisi digital di Indonesia. Dengan menggunakan teknik mutahir dalam modulasi dan koding sinyal televisi, menhasilkan tingkat efisiensi pemanfaatan spektrum frekuensi. Dari berbagai sumber menyatakan bahwa DVB-T2 memiliki tingkat efisiensi yang lebih baik 50% dari generasi televisi digital DVB-T. 

Sistem modulasi yang dipakai pada standar DVB-T2 adalah OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplex) dengan berbagai varian mode pengaturan yang dapat disesuaikan. Karena sinyal ini dikirim satu arah dan umumnya berada pada kondisi noise / derau yang relatif tinggi maka diperlukan metode Error Correction Codes (ECC) yang dalam hal ini  standar DVB-T2 menggunakan LDPC (Low Density Parity Check) dan  BCH (Bose Chaudhury Hocquengham). Dari hasil modulasi yang sudah kelas tinggi ini diharapkan sinyal yang sampai ke pemirsa dirumah sudah sangat baik atau dalam istilah teknis "ROBUST".


Mumet bukan ? Itulah flashback 4 tahun lalu saat penulis diminta untuk membantu mantan rekan kerja dikantor yang meminta bantuan untuk mecarikan judul penelitian S2 nya. Sebenernya kuliahnya sih sebagai syarat buat naikin posisi jabatan pada sebuah perusahaan BUMN, jadi pasti lulus ! Namun karena kawan ini sedikit punya kenangan manis bersama ya akhirnya  dibantu sedikit lah walau semua akan mumet pada waktunya. Padahal kenyataan yang lebih tepat penulis hanyalah seorang peng-hobby dunia digital dan mungkin satu-satunya orang yang dikantor (saat masih bekerja kantoran) yang paling sering membahas TV digital dan Parabola. Kalau masalah teori mungkin lebih tepat ditujukan ke bapak dibawah ini yang sempat heboh dengan sebutan "Penemu Teknologi 4G"



Bapak khoirul anwar ini sempat dianggap media darling pada sekitar tahun 2013 saat teknologi 4G mulai masuk di Indonesia yang sebenarnya bapak yang kini dosen di Telkom University ini merupakan peneliti yang lebih berjasa pada teknologi OFDM sebagai dasar dari televisi digital dan paten nya pun dimilikinya bersama rekan peneliti jepang dari nara uneiversity. Kekisruhan lainnya yang saya ingat lagi adalah acara kick andy yang pernah mengundang beliau, sempat dihujat di medsos dan akhirnya meluruskan semua ke-salah pahaman dengan  pada episode lainnya, menampilkan nara sumber yang merupakan peneliti di ericsson yang memang memiliki banyak paten dibidang telekomunikasi seluler (standar 3GPP). 

Jadi kalau memang ingin mempelajari secara teori dan benar-benar jago matematika kelas tinggi dengan integral 3 lipat dan deret fourier 4 lapis maka bapak khoirul anwar ini bisa ditemui di bandung dan mudah-mudahan ilmu kamu kuat dan tidak berakhir mumet seperti saya ini ....karena saya sebenarnya hanya ingin menampilkan system info dari kanal televisi digital yang saya terima pada pesawat televisi sony bravia di rumah saya. Begini hasil jepretannya :




Sudah ah...tambah mumet saya karena saat kuliah dulu sangat menghindari yang namanya modulasi sinyal, deret fourier, laplace dan sebagainya. Jadi saya seperti meloncat dari ajian serat jiwa tingkat 2 langsung ke 10 menyamai kekuatan brama kumbara dan bisa bernasib fatal saat diminta menjabarkan ajian serat jiwa 3 s/d 9 . ciaattttt awas kisanakkkk.....hiattt hekk hukk blakk blukk......

Share:

Kontak Penulis



12179018.png (60×60)
+628155737755

Mail : ahocool@gmail.com

Site View

Categories

555 (8) 7 segmen (3) adc (4) amplifier (2) analog (19) android (14) antares (11) arduino (27) artikel (11) attiny (3) attiny2313 (19) audio (5) baterai (5) blog (1) bluetooth (1) chatgpt (2) cmos (2) crypto (2) dasar (46) digital (11) dimmer (5) display (3) esp8266 (26) euro2020 (13) gcc (1) gsm (1) iklan (1) infrared (2) Input Output (3) iot (75) jam (7) jualan (12) kereta api (1) keyboard (1) keypad (3) kios pulsa (2) kit (6) komponen (17) komputer (3) komunikasi (1) kontrol (8) lain-lain (8) lcd (2) led (14) led matrix (6) line tracer (1) lm35 (1) lora (11) lorawan (2) MATV (1) memory (1) metal detector (4) microcontroller (70) micropython (6) mikrokontroler (2) mikrokontroller (14) mikrotik (5) modbus (9) mqtt (3) ninmedia (5) ntp (1) paket belajar (19) palang pintu otomatis (1) parabola (88) pcb (2) power (1) praktek (2) project (33) proyek (1) python (8) radio (28) raspberry pi (9) remote (1) revisi (1) rfid (1) robot (1) rpm (2) rs232 (1) script break down (3) sdcard (3) sensor (2) sharing (3) signage (1) sinyal (1) sms (6) software (18) solar (1) solusi (1) tachometer (2) technology (1) teknologi (2) telegram (2) telepon (9) televisi (167) television (28) telkomiot (5) transistor (2) troubleshoot (3) tulisan (94) tutorial (108) tv digital (6) tvri (2) vu meter (2) vumeter (2) wav player (3) wayang (1) wifi (3) yolo (7)

Arsip Blog

Diskusi


kaskus
Forum Hobby Elektronika