Semua Tentang Belajar Teknologi Digital Dalam Kehidupan Sehari - Hari

  • IC Timer 555 yang Multifungsi

    IC timer 555 adalah sirkuit terpadu (chip) yang digunakan dalam berbagai pembangkit timer, pulsa dan aplikasi osilator. Komponen ini digunakan secara luas, berkat kemudahan dalam penggunaan, harga rendah dan stabilitas yang baik

  • Ayo Migrasi TV Digital

    Kami bantu anda untuk memahami lebih jelas mengenai migrasi tv digital, apa sebabnya dan bagaimana efek terhadap kehidupan. Jasa teknisi juga tersedia dan siap membantu instalasi - setting perangkat - pengaturan antena dan distribusi televisi digital ke kamar kos / hotel

  • Bermain DOT Matrix - LOVEHURT

    Project Sederhana dengan Dot Matrix dan Attiny2313. Bisa menjadi hadiah buat teman atau pacarmu yang ulang tahun dengan tulisan dan animasi yang dapat dibuat sendiri.

  • JAM DIGITAL 6 DIGIT TANPA MICRO FULL CMOS

    Jika anda pencinta IC TTL datau CMOS maka project jam digital ini akan menunjukkan bahwa tidak ada salahnya balik kembali ke dasar elektronika digital , sebab semuanya BISA dibuat dengan teknologi jadul

  • Node Red - Kontrol Industri 4.0

    Teknologi kontrol sudah melampaui ekspektasi semua orang dan dengan kemajuan dunia elektronika, kini semakin leluasa berkreasi melalui Node Red

Kamis, 02 Maret 2023

PZEM-004T : Membedah modbus sensor daya serbaguna [part2]

 


Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan standar modbus untuk melakukan pembacaan pada sensor daya Pzem-004T. Contoh kasus yang diberikan adalah untuk membaca input register pada alamat tunggal yaitu tegangan dan frekuensi. Bagaimana jika memanggil pembacaan data dengan 16 byte seperti pengukuran arus ? Mari kita baca datasheet dibawah ini :



Terlihat alamat untuk melihat pengukuran arusnya adalah 0x0001 s/d 0x0002 dimana dipecah menjadi 2 bagian 16 bits / 2 byte. Hasil pada real term seperti ini :




01 04 00 01 00 02 20 0B


Kode diatas berupa Hexa jadi kalau dipisah-pisah berdasarkan standar modbus adalah seperti berikut:

01     =  Alamat device id slave
04     =  Perintah membaca input register/ function 04
00 01  = 2 byte alamat address memori  untuk  arus pada 0x0001
00 02  = 2 byte jumlah data yang diminta berupa 2 alamat 
20 0B  = Checksum / CRC 16 modbus


Dan replynya seperti berikut  :


01 04 04 00 26 00 00 1A 4F

01     =  Alamat device id slave
04     =  Perintah membaca input register/ function 04
04     =  jumlah byte data yg di response berjumlah 4 byte
00 26  = 2 byte data arus LSB ( digit belakang)
00 00  = 2 byte data arus MSB ( digit depan)
1A 4F  = Checksum / CRC 16 modbus


Jadi dari data diatas  didapatkan reply 2 byte hexa  0x00 (depan) dan 0x26 (belakang) sehingga angka desimalnya adalah 0 dan 38. Jadi berdasarkan datasheet angka pengukuran arusnya adalah 0,038 ampere atau 38 mA.


Jika ingin merubah ID dari modbus Pzem maka kita harus kembali ke datasheet dimana perintah command yg diberikan adalah 0x06 pada address memori 0x0002.



Slave Address + 0x06 + Register Address High Byte + Register Address Low Byte + Register
Value High Byte + Register Value Low Byte + CRC Check High Byte + CRC Check Low Byte.


Sehingga jika ingin merubah ID pzem menjadi 100 (desimal) atau hexa 0x64 perintahnya seperti berikut :






01 06 00 02 00 64 29 E1


Kode diatas berupa Hexa jadi kalau dipisah-pisah berdasarkan standar modbus adalah seperti berikut:

01     =  Alamat device id slave
06     =  Perintah ubah register/ function 06
00 02  = 2 byte alamat address memori  untuk ID modbus 0x002
00 64  = 2 byte alamat baru 100 ( 0x64)
29 E1  = Checksum / CRC 16 modbus


Reply yg diberikan jika perubahan benar terjadi dan disimpan adalah sama dengan hexa yg dikirim seperti gambar diatas. Dan kini perangkat Pzem nya sudah memiliki ID baru yaitu 100 seperti yg terlihat pada gambar berikut :




 
Sedangkan hal yg perlu diperhatikan selanjutnya adalah perintah untuk mereset jumlah pemakaian energi watt hour menjadi nol dimana pada data sheet diberikan petunjuk dengan menggunakan perintah  ID  + 0x42 + CRC , dimana jika pada alamat 100 seperti gambar dibawah :




 

Pada software pzem PC juga bisa dilihat hasil resetnya :




Lalu sempat terpikir, bagaimana jika tidak mengetahui alamat slave ID dari Pzem ? Ada kok caranya mereset menurut datasheet ...



0xF8 + 0x41 + 0x37 + 0x21 + CRC check high byte + CRC check low byte.   ( 3721 adalah password default ).


Mari kita coba ...



Ternyata response nya gagal.....0xF8 0xC1 artinya gagal melakukan kalibrasi awal....lain kali kita coba lagi

Share:

PZEM-004T : Membedah modbus sensor daya serbaguna [part1]

 


Mungkin, sensor daya serbaguna "pzem" sudah banyak sekali dan mudah menemukan pembahasannya di internet, baik dibahas youtuber dalam dan luar negeri maupun di berbagai forum diskusi elektronika dan IOT. Umumnya yang dibahas adalah penjelasan mengenai script dan library jika pzem digunakan sebagai sensor daya pada arduino maupun esp8266. Namun kali ini sesuai seri pembahasan MODBUS yang saya buat 2 tahun sebelumnya ( klik disini ) maka saya akan mebahas "jeroan" dari protokol modbus yang digunakan Pzem-004T. Pada bagian pertama ini kita akan bahas rangkaian dan dasar modbus yang digunakan.

Karena saya tidak menggunakan arduino, maka kali ini saya akan menghubungkan langsung pzem-004T langsung ke PC melalut USB to TTL seperti panduan setup koneksi perkabelan yang tertulis pada kertas manual. Mdul pzem yang saya dapatkan adalah versi dengan trafo CT dengan arus maksimum 100A dan saya hubungkan ke PC sebagai gambar berikut.



Penulis awalnya kesulitan untuk mengakses pzem-004T secara serial melalui tools pada PC, namun setelah membaca skematik dari pzem-004T dapat disimpulkan bahwa IC procesor dari pzem V9881D mendapatkan suply tegangan DC dari sisi mains atau ac yang akan diukur.



Jadi ilmu yang didapat dari membaca skematik adalah bahwa pzem-004T yang original hanya bisa mengukur tegangan AC dari 80 volt - 260 volt sehingga tidak bisa mengukur daya pada tegangan ac dibawah 80 volt. Hal ini banyak dikeluhkan orang sehingga ada salah satu video youtube yang saya sempat liat merubah sumber tegangan dari input dc zener dikiri IC regulator 7133 menjadi berasal dari 5 volt usb to serial. Hasilnya pun kini bisa melakukan pengukuran dari 0 volt sampai dengan 260 volt. 

Keluhan yang lain dari alat yang baru saya dapatkan ini mungkin berupa kerusakan produksi dimana solderan pada optocoupler / optoisolator yang tidak bagus sehingga sempat membuat kebingungan akibat aliran data yang tekadang putus nyambung. Dengan melakukan penyolderan ulang hal ini dapat diatasi secara tuntas.

Untuk melakukan pengetesan awal maka pembaca dapat mengunduh software test pzem di link ini : klik disini.




Dari software ini juga bisa dilakukan perubahan parameter dan mereset nilai penggunaan energi.




Dari pabriknya china sana sensor ini diseting dengan alamat atau device ID 1 dan dengan menggunakan software ini ID modbus nya bisa diubah jika ingin menggunakan beberapa sensor secara bersamaan.

Lalu bagaimana cara membaca pengukuran sensor ini ? Tenang saja, jika belum paham mengenai cara akses dan baca protokol modbus bisa membaca tulisan saya sebelumnya disini. Jadi kita perlu unduh software serial terminal bernama real term yang cukup kompleks namun sangat bermanfaat untuk membedah berbagai protokol serial. Perhatikan urutan gambar berikut dan bisa langsung dipraktekkan juga.







Untuk memudahkan pemahaman awal pembaca yang mungkin kebingungan, maka saya akan coba menjabarkan modbus untuk mendapatkan nilai tegangan AC nya yang sesuai berdasarkan manualnya dimana memiliki address 0x000. Perintahnya seperti berikut ini :


01 04 00 00 00 01 31 CA


Kode diatas berupa Hexa jadi kalau dipisah-pisah berdasarkan standar modbus adalah seperti berikut:

01     =  Alamat device id slave
04     =  Perintah membaca input register/ function 04
00 00  = 2 byte alamat address memori  untuk tegangan pada 0x0000
00 01  = 2 byte jumlah data yang diminta berupa 1 alamat saja
31 CA  = Checksum / CRC 16 modbus


Sedangkan reply dari pzem adalah sebagai berikut :


01 04 02 09 03 FF 61

01     =  Alamat device id slave
04     =  Perintah membaca input register/ function 04
02     =  jumlah byte data yg di response 
09 03  = 2 byte data tegangan dalam hexa
FF 61  = Checksum / CRC 16 modbus


Jika menggunakan kalkulator merubah Hexa ke Decimal, maka nilai tegangan 0x0903 ini sama dengan nilai 2307 yang memiliki arti tegangan yang diukur oleh pzem-004T adalah 230,7 volt. Lalu bagaimana jika ingin membaca nilai frekuensi jala-jala / mains ?


01 04 00 07 00 01 80 0B

Kode diatas berupa Hexa jadi kalau dipisah-pisah berdasarkan standar modbus adalah seperti berikut:

01     =  Alamat device id slave
04     =  Perintah membaca input register/ function 04
00 07  = 2 byte alamat address memori  untuk frekuensi pada 0x0007
00 01  = 2 byte jumlah data yang diminta berupa 1 alamat saja
80 0B  = Checksum / CRC 16 modbus



Replynya bagaimana ?



01 04 02 01 F4 B9 27

01     =  Alamat device id slave
04     =  Perintah membaca input register/ function 04
02     =  jumlah byte data yg di response 
01 F4  = 2 byte data frekuensi dalam hexa
B9 27  = Checksum / CRC 16 modbus


Jika dirubah nilai frekuensi hexa 0x01F4 dalam decimal bernilai 500 dengan kata lain 50,0 hz. Pada bagian selanjutnya saya akan jelaskan cara merubah parameter lainnya pada pzem-004T dan melakukan reset ketika ID dari modbusnya tidak diketahui.



Share:

Senin, 27 Februari 2023

Ketika Petir Menyambar Dan Alat Elektronik Jadi Mati - Apa Sih Biasanya yg Rusak ?

 



Indonesia merupakan negara kepulauan dengan iklim yang dominan adalah hutan hujan tropis dimana tingkat awan nya cukup tinggi. Keadaan ini menyebabkan kondisi yang cocok untuk terjadinya badai petir sepanjang tahun terutama saat daerahnya mengalami musim hujan. Ini mengakibatkan sering terjadinya hazard atau bencana tersambar petir dan berdampak pada perangkat yang sering terhubung ke luar seperti TV, radio, parabola dan lain sebagainya. Walau dengan penambahan alat "penangkal petir" namun tetap saja kondisi kurang menguntungkan bisa terjadi saat perawatan instalasi groundingnya tidak diperhatikan secara teratur.


Dari mana petir bisa masuk ke perangkat elektronika?


Berbagi pengalaman yang cukup buruk bagi penulis waktu kecil, saat itu terjadi hujan berpetir yang lumayan membuat takut. Ayah menyuruh saya untuk segera mencabut perangkat TV dan radio yang terhubung ke antena luar. Dan terkejutnya pada pagi harinya mendapati speaker tape deck tidak berbunyi dan curiganya ada jejak terbakar di belakang speaker. 

Ternyata ujung kabel antena yang saya copot kemarin bergelantungan di dekat speaker dan   berhasil mencari jalannya menuju coil atau spool speaker  sehingga menjadi terbakar dan putus. Untung saja dengan hanya mengganti spool speaker nya dapat berfungsi kembali. Jadi berpikir keras saat saya kecil itu, kenapa yang tersambar pohon kelapa yg berjarak ratusan meter bisa merusak speaker saya ?





Perhatikan power supply TV LED Sharp diatas yang tersambar petir. Pasti anda berpikir petir menyambar antena tv nya karena itu umumnya yang akan ada dipikirkan orang. Namun petir kali ini tidak menyambar dari antena karena yang dipakai adalah antena indoor. Tentunya kalau yang tersambar petir antenanya saya akan langsung menyuruh teman saya ini membuang TV nya dan beli baru saja, namun ini yang terbakar di bagian PSU switching nya. 

Penelusuran saya dan kawan ini (karena penasaran saya saja sih) kemudian menuju ke mencari kenapa yang rusak di primary switching nya, yaitu fuse dan 2 diode jebol berakhir di IC pwm serta mosfet yang short ? Sedangkan perbaikannya cukup mudah seperti halnya perangkat TV atau elektronika yang mengalami mati mosfet atau ic pwm, dimana saya cukup menggantinya dengan modul ajaib berupa GACUN 3 Kabel (akan dibahas selnjutnya). Berarti ada yang salah di dekat colokan listrik menuju TV.

Dan daripada berlama-lama menganalisa saya kemudian berpatokan pada pengalaman saya masa kecil dulu dengan mencari jalur keluar terdekat dari stop kontak pada TV. Benar saja saya melihat jika penangkal petir dirumahnya berada tepat diatas jalur kabel stop kontak tersebut dan konektor kabel grounding dari penangkal petir ini sepertinya sudah berkarat parah. Yah karena kami bapak-bapak yang takut ketinggian maka diskusi berakhir disitu toh TV nya sudah nyala kembali dan lanjut menonton sidang bapak FS  yang  lagi heboh.


 


Beberapa hari kemudian saya teringat jika pernah mengganti adaptor / psu dari perangkat switch POE CCTV yang juga mati setelah gedung yg saya kelola tersambar petir. Lalu dengan semangat KEPO pingin tahu kerusakan 6 bulan yg lalu itu saya bongkar dan mendapati kerusakan yang cukup parah dibagian secondary / cold / output dari psu 48 volt ini. Lokasi keluar dari petir (yang hangus paling parah ) tetap berada dilokasi sama yaitu dekat ic PWM, namun sebelum saya bongkar saya masih bisa mencolokkan PSU ini ke PLN dan mendapati lampunya redup dengan keluaran 1 volt saja, tanpa adanya kejadian MCB / Sekring di rumah "njeglek" seperti TV sharp yang terdahulu.

Berarti ini kejadian serupa namun tak sama dimana yang terjadi adalah pecahnya transistor feedback dan optocoupler yang juga berfungsi memberi umpan ke ic pwm. Namun kebingungan terbesit di pikiran kenapa kamera CCTV tidak ada yang mati jika yang rusak adalah output dari PSU ini? Berarti ada jaur DC POE yang mungkin pengamannya kurang bagus sehingga mengalirkan tegangan kembali ke POE. Anehnya lagi Switch nya masih berjalan normal ketika PSU DC 48 volt ini diganti. Amazing sekali pengamanan port LAN dari switch POE ini bisa melewatkan tegangan petir langsung menjebol PSU nya. 


Jadi para pembaca setia blog ini, jangan sekali-kali meremehkan kemampuan petir untuk mencari jalur "ajaib" pada jaringan kelistrikan menuju perangkat elektronika di rumah maupun dimana saja. Dengan perangkat grounding yang tepat dan terawat baik setidaknya mengurangi resiko hazard dari kejadian sambaran petir di lingkungan kita.


Share:

Senin, 20 Februari 2023

Pentingnya Balun Pada Driven Antena UHF di Era TV Digital, Begini Cara Merangkai

 




Seperti yang dipelajari pada teori propagasi sinyal, antena penerima TV UHF pada dasarnya merupakan dipole setengah panjang gelombang yang memiliki cara kerja kasarnya seperti pada gambar diatas. Jadi semisal siaran pada kanal 35 UHF atau frekuensi 586 Mhz maka panjang dipole yang digunakan sekitar 25 cm. Namun dapat diperhatikan ketika kabel pembawa yang digunakan balance 300 ohm ( berbentuk pipih biasanya pada antena tv era 80an ) maka akan terjadi sedikit kekurangan yaitu adanya radiasi elektromagnetik saling "menghilangkan" akibat perbedaan polaritas dari kedua elemen sinyal pada kabel dimana sinyal 1/4 lambda berada pada phase yang berlawanan polaritas dan ujungnya sinyal melemah pada penerimaan dan kemungkinan yg tersisa hanya noise gangguan saja.







Kemudian munculah feed cable yang lebih tahan terhadap noise yaitu coaxial 75 ohm dimana anyaman konduktor luar yang terbubung dengan ground akan 100% menghilangkan noise yang muncul di antena. Namun sesuai gambar diatas maka akan terjadi tidak "match" nya impedansi dipole dengan kabel akibat unbalance feed. Secara orang awam dapat digambarkan adanya dipole yg mubaszir pada 1/4 lambda.  Lalu bagaimana memanfaatkan sinyal 1/4 lambda yang terbuang ke ground ? Disinilah teori dan praktek para jenius era tahun 40-50 an menggunakan prinsip "delay" menggunakan perangkat tambahan yang dipanggil dengan istilah BALUN.



Untuk membahas teori bisa membaca pada bagian sebelumnya disini.






Para jenius berpikir dengan men "delay" sinyal 1/4 lambda pada dipole dengan memberikan kabel sepanjang 1/2 lambda dan memfeedkannya kembali ke transmisi coax. Dapat dilihat pada balun PCB pada gambar kiri atas terdapat jalur pcb yang di zig-zag sedemikian rupa untuk membuat balun. Sedangkan pada balun transformer di kanan delaynya diberikan secara elektromagnetik melalui prinsip induksi. Memang sangat teoritis namun kita sebagai orang lapangan harus paham dan yang terpenting bisa merangkainya secara benar. Perangkat yang membuat "BALance menjadi UNbalance" ini sering dinamakan BALUN 4:1  karena secara teoritis Z impedance dipole 300 ohm dirubah menjadi match dengan impedance kabel coax 75 ohm..





Gambar diatas merupakan balun UHF yang banyak beredar dipasaran dengan harga murah sekitar 5000 rupiah saja namun banyak yg memasangnya asal-asalan. Saya mencontohkan saja pemasangan balun UHF sesuai standar yg dipakai produsen antena terkenal PF antena:


1. Pisahkan antara kabel arah simpul atas dan kabel simpul bawah, sebaiknya disepakati apakah akan menggunakan simpul beda warna atau sama warna. Kalau saya lebih memilih simpul atas sama warna dan simpul bawah beda warna.

2. Kabel arah atas, 2 kabel sama warna (semisal putih) di sambung /solder sedangkan sisanya yang berwarna merah masing-masing masuk ke elemen dipole/driven

3. Kabel arah bawah di gabungkan/simpul secara beda warna sehingga menjadi 2 simpul dan dihubungkan menuju TV atau STB melalui kabel coaxial





Dengan menggunakan balun yang tepat maka cukup menggunakan antena indoor seperti ini saja untuk mendapatkan tangkapan yang cukup bagus.



Terbukti dengan jarak sekitar 25 km dari pemancar dapat diterima dengan kualitas yang sangat memuaskan. Selamat Mencoba.

Share:

Jumat, 17 Februari 2023

Pentingnya Balun Pada Driven Antena UHF di Era TV Digital, Bagaimana Dasar Teorinya ?

 



Ketika bintik "semut " masih bisa ditemui pada layar televisi, umumnya ini dianggap biasa oleh para penikmat televisi asalkan suara dan wajah pemeran sinetron masih berupa wajah cantik artisnya. Ini akan menjadi masalah ketika pesawat TV nya di migrasikan menjadi penerima siaran tv Digital yang memiliki batas threshold  level C/N ratio atau carier to noise ratio yang dapat mengakibatan perbedaan yg sangat jauh dari penerimaan TV jaman analog. Sehingga saya banyak menemukan kasus di pelanggan yg merasa kecewa tidak mendapatkan sinyal di STB digitalnya padahal sebelumnya baik-baik saja sebelum migrasi digital.


Dari sebuah Skripsi S-1 pada elektro ITS, didapatkan bahwa : salah satu parameter kunci untuk menguji kinerja sistem penyiaran digital adalah nilai C / N (rasio RF carrier dan noise) sebagai persyaratan untuk mencapai ambang batas yang setara dengan Quasi Error Free (QEF) yaitu kurang dari satu nilai kesalahan yang terjadi per jam transmisi pada  5 bMbit/s decoder layanan TV pada penerima.


Pada tahun 2009 standar baru untuk Digital Terrestrial Television (DTT), bernama DVB-T2, diterbitkan oleh ETSI. Penggunaan DVB-T2 untuk melaksanakan layanan HDTV untuk penerimaan rooftop disarankan dalam Panduan Implementasi DVB-T2, sehingga skenario ini dipilih untuk diuji selama uji coba lapangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyediakan penyiar dengan nilai ambang C/N nyata yang dapat digunakan untuk pengembangan jaringan pertama dan untuk membantu memilih opsi konfigurasi sistem yang benar yang menyediakan kecepatan data yang diperlukan dengan persyaratan C/N terendah. 



Kajian ini bisa sangat berguna, karena belum ada hasil uji coba lapangan yang dipublikasikan hingga saat ini dan saat ini beberapa negara baru saja mengadopsi standar baru ini dan banyak negara lain sedang memutuskan standar DTT apa yang mereka adopsi, sehingga memiliki nilai untuk kondisi penerimaan nyata bisa menjadi sebuah faktor kunci dalam pengambilan keputusan. Pada saat kampanye pengukuran (Juni dan Juli 2010) tidak tersedia receiver profesional dengan kemampuan pengukuran BER. Dua receiver DVB-T2 komersial digunakan sebagai gantinya; satu Set TV dan Set-Top Box (STB). 


Peralatan Pemancar dan Lokasi Pengukuran 


Pengukuran yang dianalisis dalam penelitian ini dilakukan selama bulan Juni dan Juli 2010, di kota Vitoria-Gasteiz di utara Spanyol. Pusat pemancar terletak di gunung, 450 m lebih tinggi dari ketinggian rata-rata kota dan 9 km jauhnya dari pusat kota. Pusat ini digunakan untuk menyiarkan saluran komersial utama DTT ke kota. Sistem radiasi terdiri dari dua panel larik. Frekuensinya adalah 706 MHz (C50). Daya Radiasi Isotropik Efektif (EIRP) adalah 4,8 kW, serupa dengan EIRP yang digunakan di pusat transmisi ini untuk menyiarkan saluran komersial DVB-T. Sinyal DVB-T2 dikonfigurasikan dengan pengaturan utama umum yang dijelaskan dalam tabel dibawah.


Tabel 1


Konstelasi 256 dan 64 QAM diuji dalam kombinasi dengan semua laju kode yang ditentukan. Sinyal DVB-T dikonfigurasikan dengan parameter berikut: 8K FFT, Bandwidth 8 MHz, 1/4 Guard Interval Fraction (GIF). Tarif kode 2/3 dan 3/4 diuji. Dua layanan HD MPEG4 disiarkan untuk pengujian. Total 14 konfigurasi yang berbeda diukur. Kecepatan bit (Mbps) dirangkum dalam Tabel dibawah.


Tabel 2


Pengukuran dilakukan di 18 lokasi berbeda. Gambar dibawah menunjukkan lokasi tempat pengukuran dilakukan dan lokasi pemancar. Lokasi ini dipilih untuk memiliki pandangan yang jelas ke pemancar, menyediakan saluran Ricean dengan multipath rendah. Jarak dari pemancar berkisar antara 6,6 km hingga 30,3 km. Semua konfigurasi diukur dengan kedua receiver pada 9 titik.


Gambar 1


Beberapa konfigurasi DVBT2 diukur pada 9 lokasi tambahan hanya dengan menggunakan satu receiver. Dua dari lokasi yang diukur tidak terwakili pada gambar karena berada di luar area yang ditunjukkan dan dua lokasi ditumpangkan. Jumlah pengukuran untuk setiap konfigurasi tercantum dalam tabel dibawah. 

Tabel 3



Misalnya, mode DVB-T2 64 QAM 3/4 diukur 27 kali, 18 dengan satu penerima dan 9 dengan penerima lainnya. Sistem dan Metodologi Pengukuran: Peralatan penerima dipasang di unit bergerak dengan tiang teleskopik yang menjulang hingga 8 meter, di mana antena penerima dipasang 2 (15,5 dBi Yagi-Uda). Peralatan dan pengaturan pengukuran digambarkan pada Gambar dibawah. 


Gambar 2



Tujuan pengukuran adalah untuk mendapatkan C/N minimum (C/Nmin) di mana layanan video diterima dengan benar. 


Prosedurnya adalah: 


1. Modulator dikonfigurasikan dengan pengaturan yang sesuai. 

2. Keluaran pemadu dihubungkan ke penerima A. Tingkat penghasil derau disesuaikan dalam langkah 0,5 dB untuk mencapai tingkat maksimum di mana gambar diterima dengan benar selama minimal 30 detik. 

3. Keluaran pemadu dihubungkan ke Penganalisis Sinyal. Generator kebisingan dimatikan untuk mengukur level sinyal (C). 

4. Modulator dibisukan dan kebisingan dibunyikan untuk mengukur tingkat kebisingan (N). 

5. C/Nmin diperoleh dengan mengurangkan C dan N. 6 Langkah 2 sampai 5 diulangi untuk penerima B. Untuk mengklasifikasikan saluran, respons impuls (IR) DVB-T dan spektrum sinyal juga diukur. Hasil: Nilai C/Nmin terukur ditunjukkan pada Gambar dibawah. 


Gambar 3


Untuk kedua penerima, untuk semua lokasi, dan untuk semua konfigurasi yang diuji terhadap kecepatan bit yang diperoleh untuk setiap konfigurasi (tabel 2). Nilai median hasil digunakan untuk memplot kurva untuk DVB-T, untuk DVB-T2 64 QAM, dan untuk DVB-T2 256 QAM. Performa kedua receiver sangat mirip, dengan perbedaan rata-rata 0,2 dB. Standar deviasi untuk setiap mode sekitar 0,5 dB dengan nilai maksimum 0,8 dB. Level sinyal, dari -60 hingga -36 dBm, tidak memiliki pengaruh nyata pada hasil. Hasil pengukuran IR hanya menunjukkan satu jalur utama, dengan multipath sangat rendah (<25dB). Riak spektrum, diukur sebagai standar deviasi (σ), menunjukkan hasil yang sama, yaitu σ <1,9 dB untuk semua pengukuran. Jadi saluran harus diklasifikasikan sebagai Ricean di semua lokasi.


Tabel 3 memberikan lebih banyak informasi tentang nilai terukur bersama dengan hasil simulasi yang diberikan oleh standar untuk DVB-T dan untuk DVB-T2 dan persyaratan NorDig untuk penerima TV. Standar DVB memberikan hasil simulasi 3 untuk saluran gema Gaussian, Ricean, Rayleigh dan 0 dB. Kanal Ricean menggambarkan kondisi penerimaan antena outdoor tetap [2], sehingga nilai-nilai ini telah digunakan untuk perbandingan. Persyaratan NorDig tidak memberikan nilai untuk saluran Ricean, sehingga persyaratan untuk saluran Gaussian telah digunakan. 


Gambar 3 dan tabel 3 menunjukkan bahwa DVB-T2 64 QAM berperilaku lebih baik daripada 256 QAM untuk kecepatan bit yang serupa. Misalnya, 64 QAM 4/5 berperforma 0,8 dB lebih baik daripada 256 QAM 3/5, dan 64 QAM 2/3 berperforma 1,2 dB lebih baik daripada 256 QAM 1/2. Mengenai perbandingan antara DVB-T dan DVB-T2 untuk kecepatan bit yang sama, C/Nmin lebih rendah 4,6 dB saat menggunakan DVB-T2. Untuk persyaratan C/Nmin serupa, DVB-T2 64 QAM 3/4 meningkatkan kecepatan bit DVB-T 2/3 sebesar 56 persen, dan DVB-T2 64 QAM 4/5 meningkatkan kecepatan bit DVB-T 3/4 sebesar 45 persen. 


Nilai median pada tabel 3 lebih rendah dari persyaratan NorDig untuk semua konfigurasi yang diuji. Jika dibandingkan dengan hasil simulasi yang diterbitkan dalam standar DVB, kinerja DVB-T2 yang diukur lebih buruk daripada hasil simulasi (lebih optimis). Tidak demikian halnya dengan DVB-T, karena hasil simulasi telah mengungguli desain receiver saat ini. 






Kesimpulan: 


Tujuan uji coba lapangan ini adalah untuk memberikan nilai ambang batas dan panduan untuk perencanaan jaringan DVB-T2. Meskipun receiver komersial telah digunakan, C/Nmin yang diperoleh dapat digunakan sebagai titik referensi, karena pengembangan receiver di masa mendatang dapat mengungguli yang telah diuji, tetapi kinerja yang lebih buruk tidak diharapkan. Performa yang lebih buruk dari mode 256 QAM dapat membuat konstelasi baru ini tidak berguna untuk kecepatan bit yang dapat disediakan oleh mode 64 QAM. Kinerja ini berbeda dari model teoretis tetapi sesuai dengan pengujian yang dilakukan dengan dekoder penerima terintegrasi . Efek ini dapat ditingkatkan ketika Jaringan Frekuensi Tunggal hadir, karena konstelasi yang diputar dimaksudkan untuk situasi ini, karena mereka memiliki kinerja yang lebih baik untuk urutan konstelasi yang lebih rendah .  


Sebagai kesimpulan akhir, penerimaan DVB-T2 telah menunjukkan peningkatan penting dibandingkan DVB-T, dengan persyaratan C/Nmin yang lebih rendah atau memberikan kecepatan data yang lebih tinggi. Pengakuan: Karya ini didukung oleh Kementerian Perindustrian, Pariwisata, dan Perdagangan Spanyol di bawah proyek FURIA, TSI-020301-2009-33, dan oleh Kementerian Sains dan Inovasi Spanyol di bawah proyek NGRADIATE.


Pada tulisan selanjutnya akan saya bahas bagaimana merangkai balun yang sesuai agar penerimaan TV digital di rumah anda dapat dinikmati secara maksimal, silahkan klik disini.

Share:

Selasa, 14 Februari 2023

Ninmedia [mati] jadi KugoSky [mati] jadi .. ehh kini ke measat, akan bertahan lama ?


 


Praktek tandem LNB diatas merupakan ciri khas para teknisi parabola yang aktif di medio 2017-2020 jaman ninmedia masih di chinasat 11. Kawan tandem dari  satelit yang berada pada 98 derajat bujur timur itu adalah satelit Measat 91.3 derajat atau SES9 108 derajat. Dengan penggabungan 2-3 LNB ku maka siaran Free to air menjadi lumayan banyak dan juga dimanfaatkan secara komersial oleh produsen perangkat parabola menjadi LNB Monoblok. 




Apa itu LNB monoblok?


Jenis LNB ini terdiri dari dua LNB independen dalam satu housing dan memungkinkan pengguna untuk menerima sinyal dari dua satelit berbeda yang berada pada oposisi orbit yang sedikit berbeda dari instalasi piringan tunggal. Perpindahan antar satelit (pada dekoder / receiver ) dicapai melalui penggunaan pembagi DiSEqC . LNB Monoblok umumnya pada 2 satelit dengan jarak tetap 4,3° atau 6° dan jangkauannya dekat saja, baik untuk keluaran tunggal, kembar dan empat.

 

Contoh di mana LNB monoblok 6° dapat digunakan adalah untuk penerimaan ASTRA 1 (19,2° BT) dan Hotbird (13° BT) atau dengan jarak 4,3° untuk penerimaan ASTRA 1 (19,2° BT) dan ASTRA 3 (23,5 ° Timur).


Untuk jarak yang lebih jauh maka hadir pula braket multi LNB yang dapat digeser-geser sesuai jarak 2 atau lebih satelit yang di inginkan.






Namun pada perkembangan selanjutnya, cilakanya Ninmedia kemudian bubar dan diambil alih Tiviplus lalu Kugosky di satelit Asiasat9 (122 E) yang bernasib tragis hanya bertahan setahun lalu hilang menyelamatkan diri masing masing.




Apa ya kira-kira yang ada di pikirkan pemilik provider "channel leasing" ini  ? Mereka sepertinya memiliki kewajiban untuk melanjutkan channel hosting yang terlanjur kontrak ke mereka. Namun sepertinya pemilihan transponder baru di " bekas " frekuensi transvision sepertinya hanya memanfaatkan sisa kontrak penyewaan transponder ke pihak pengelola di  Kuala Lumpur. 



Lalu bagaimana saat kontrak transvision diperpanjang hanya untuk 4 transponder saja atau kemungkinan lainnya paytv pak CT hengkang dari measat? Hanya tuhan dan jimmy fenton yang paham kedepannya akan bagaimana. 

Share:

Jumat, 12 Agustus 2022

Analog Switch Off 2 November 2022 - jadi gak ya ?



Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan, penghentian siaran TV Analog Switch Off (ASO) sesuai jadwal, yaitu pada 2 November 2022. Hal itu telah sesuai dengan amanat Undang-Undang No 11 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja.

“Jadi secara prinsip, migrasi penyiaran televisi terestrial dari teknologi analog ke teknologi digital tetap berlanjut dan diimplementasikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dimana Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja telah mengamanatkan penghentian penyiaran terestrial dengan teknologi analog (Analog Switch Off/ASO) dilakukan paling lambat pada tanggal 2 November 2022,” tulis Kemenkominfo yang dikutip dari laman Kominfo.go.id, Kamis (11/8/2022).



Hal itu disampaikan Kemenkominfo, untuk menanggapi isi putusan hak uji materiil (judicial review) oleh Mahkamah Agung (MA) terhadap PP 46/2021. Dalam putusan tersebut, MA mengabulkan permohonan uji materi terhadap Peraturan Pemerintah (PP) nomor 46 tahun 2021 tentang Pos, Telekomunikasi dan Penyiaran yang diajukan PT Lombok Nuansa Televisi.

Terkait hal tersebut, Kemenkominfo memberikan pandangan bahwa, pertama, keputusan MA tersebut berisi pembatalan Pasal 81 ayat (1) PP No. 46 Tahun 2021. Alasannya, pasal dimaksud bertentangan dengan Pasal 60A UU Penyiaran jo. Pasal 72 angka 8 UU Cipta Kerja.

Bunyi pasal 81 ayat (1) PP No 46 Tahun 2021 adalah sebagai berikut, Pasal 81, LPP, LPS, dan/atau LPK menyediakan layanan program siaran dengan menyewa slot multipleksing kepada penyelenggara multipleksing.

“Dengan demikian, Kemenkominfo perlu menyampaikan ke masyarakat bahwa ketentuan lain dalam PP 46/2021 yang mengatur mengenai implementasi migrasi televisi digital tidak dibatalkan oleh MA,” ungkap Kemenkominfo.

Kedua, sampai saat ini Kemenkominfo belum menerima salinan Putusan MA terhadap uji materiil Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2021 tentang Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran (PP 46/2021)
Share:

Sabtu, 23 Juli 2022

[DIY] Cara Membuat Power Inserter Untuk Antena Digital Booster Internal Jika Dipasang Pada TV Tanpa Daya Antena (bukan STB)

 



Kebutuhan untuk menonton TV digital yang jernih semakin nyata diperlukan oleh semua orang yang masih menonton tv di jaman serba online sekarang ini. Terutama oleh mereka yang memiliki kendala penerimaan TV karena lokasi yang lumayan jauh dengan pemancar televisi DVB T2 atau dikarenakan alasan terkendala lokasi rumah yang terjepit oleh bangunan diantara tembok perkotaan yang tinggi. Ini juga saya alami ketika ingin memasang antena UHF di apartemen dimana tidak memungkinkan memasang antena UHF diluar sehingga antena Indoor memerlukan BOOSTER penguat untuk mendapatkan kekuatan penerimaan yang cukup.

Salah satu antena pilihan saya yang merupakan antena dual mode indoor maupun outdoor adalah Venus Cabe Rawit yang sudah saya pernah bahas disini. Dengan alasan bentuk yang mungil serta dilengkapi booster internal, maka dengan memanfaatkan power internal / daya antena pada menu di STB, cukup colok saja ke antena input STB dan anda sudah mendapatkan sinyal TV yang jernih sesuai penerimaan yang diinginkan. Namun ada kendala ketika pada TV digital umumnya tidak memiliki fasilitas daya antena seperti pada STB.




Solusinya adalah kita dapat membeli power inserter yang ada dipasaran,  namun jika kesusahan mendapatkannya maka kita dapat membuat sendiri dengan hanya beberapa komponen sederhana. Rangkaiannya seperti berikut :





Rangkaian diatas bisa dimasukkan ke dalam kotak sederhana atau splitter / diseqc bekas sehingga F connectornya bisa dimanfaatkan. Kreasi saya adalah seperti berikut dengan menyolder langsung pada kabel coaxial / kabel antena.




Untuk power suply 5 volt dapat mengambil dari USB port yang umum ada pada pesawat penerima TV jaman now. Kabel nya bisa diambilkan dari kabel charger bekas  dan dipastikan antara + dan - nya tidak terjadi short sehingga harus di isolasi dengan bagus.



Jika menggunakan solder untuk menyambung kabel coaxial, maka akan terkendala pada kabel murahan dimana kabel serabut umumnya bukan tembaga. Timah gak bakalan mau nempel lhoo..jadi pastikan hubungan dengan ground dari F connector terjadi dengan bantuan isolasi.




Dan selanjutnya alat power inserter ini dapat dicoba terlebih dahulu dengan mengetes tegangan 5 volt apakah sudah muncul ke arah antena dan tidak ada tegangan yang balik ke input antena TV. 




Selamat Mencoba...




Share:

Kamis, 14 Juli 2022

Cara buat 2 TV 1 antena Digital - Cari pantulan saja DVB-T2 sinyal joss

 


Kali ini saya mau berbagi pengalaman dari pekerjaan TV digital yang baru saja selesai saya kerjakan. Ada 2 TV dirumah ini dan masing-masing butuh STB. Kondisi yang saya temukan dilapangan sebagai berikut :


  • Terdapat antena PF 3000 yang legendaris namun sayang drivennya sudah karatan dan kabel sudah pecah dan retak-retak termakan cuaca
  • Lokasi rumah terhimpit tembok tetangga dan BTS yang menyebabkan kesulitan mencari arah yang sesuai dengan peta di bawah ini.



Permasalahan pertama dapat saya atasi dengan memanfaatkan driven yang saya beli dari industri antena tv di banyumas, sekalian nih ceritanya saya mau mencoba kualitasnya. Karena terdapat dua buah TV yang akan saya ubah menjadi digital, maka saya melakukan modifikasi dengan menempatkan dua buah driven loop dipole seperti pada gambar.




Pertimbangan saya kenapa tetap mempertahankan antena PF3000, dikarenakan antena legendaris ini aluminium dan plastiknya sangat kuat walau terkena hujan panas bertahun-tahun.


Lalu bagaimana dengan tembok serta BTS yang menjulang tinggi menghalangi Line Of Sight ke arah pusat pemancar TV di Surabaya barat? Setelah melihat disekitar terdapat kubah dan menara masjid yg cukup tinggi untuk menjadi " pemantul " sinyal digital. Kenapa begitu ? karena teknologi DVB-T2 memiliki kemampuan untuk mencari sinyal terbaik walau dari pantulan sekalipun. jadi jangan berkecil hati kalau lokasi kamu terjepit seperti gambar dibawah ini.




Bagaimana dengan hasil di STB? Saya ambilkan contoh siaran digital terjelek di Surabaya dan hasilnya LUAR BIASA !




Bagaimana ? Berani mencoba ? Saya tunggu sharing hasilnya kawan....

Share:

Senin, 11 Juli 2022

Magang Industri "Kembali" Menghiasi Aisi555 Setelah Pandemi - Teknik Listrik D4 Unesa Surabaya

 



Semangat berbagi ilmu dari aisi555 baik melalui tulisan maupun praktek langsung dilapangan, sempat mengalami episode "down" setelah terpukul pandemi corona di tahun 2020 dan 2021. Padahal di tahun 2020 mendapat kepercayaan kembali untuk menerima magang anak - anak SMK 1 dan SMK 2 dari kota Kediri, serta yang menggembirakan adalah ditandatanganinya kerjasama magang industri dengan fakultas vokasi ITS, setelah pada 2019 berhasil menerima trial magang anak ITS - D4 kontrol selama 6 bulan. Dan ini semuanya buyar akibat pandemi yang mengurung semua kegiatan pendidikan di rumah saja. Ya saya sadar itu diluar kendali saya dan saya tetap berusaha berbagi ilmu melalui jalur online, baik di blog ini dan saya mulai membuat tutorial via video youtube dan facebook.



Kegiatan diatas merupakan puncak dari rencana besar aisi555 untuk berkecimpung di dunia pendidikan bertema elektronika dan IOT, dimana aisi555 menjadi tersadar bagaimana terbukanya pikiran bahwa dunia pendidikan memiliki pangsa pasar yang tidak akan habis. Namun seperti merupakan salah satu "takdir" penulis, ketika tawaran kerjasama banyak datang, namun 2 minggu setelah pameran diatas, dunia pendidikan dipaksa melakukan "lockdown" karena merebaknya kasus covid yg menyebar di sekolah. Dan setelah lama menunggu akhirnya aisi555 kembali mendapatkan kepercayaan mengisi kuliah tamu dalam bungkus "kampus merdeka" pada 2021. 


Aisi555 yang bernaung dibawah bendera PT. Indotech Infrastruktur Solusi kemudian menjalin kerjasama magang Industri untuk mahasiswa yang kini dibebaskan memilih jenis industri apa yang akan di ambil, yang kemudian kesempatan ini diambil oleh anak-anak jurusan D4 Teknik Listrik - Prodi Vokasi - Unesa Surabaya angkatan 2019. Magang industri ini telah diadakan pada februari - juni 2022 dengan tema yang diambil bergaris besar pada Baterai dan monitoringnya secara IOT. 



Pola magang kali ini diadakan secara Online dan Offline dimana ada meeting pengarahan teori setiap minggunya yang dilaksanakan melalui media meeting video online. Kemudian di tiap bulanannya diadakan pertemuan tatap muka untuk melakukan evaluasi dan menyusun project yang tepat sebagai tugas akhir dan laporan magang sesuai tema yang diberikan oleh pihak kampus. Berikut ini beberapa garis besar atau tema yang diberikan tiap bulannya :


  • Bulan 1 : Pengenalan organisasi perusahaan dan peraturan perusahaan
  • Bulan 2  : Teknologi baterai sell basah / aki, charging dan discharging serta perawatannya
  • Bulan 3  : Baterai Lithium ion dan Mikrokontroller
  • Bulan 4  : Komunikasi data sensor dan IOT  
  • Bulan 5  : Digital Marketing
  • Bulan 6  : Proyek akhir yang berhubungan dengan Baterai & IOT




Dan pada akhir dari periode magang kali ini telah dilaksanakan presentasi project akhir dari masing-masing peserta sebagai berikut :


Project 1 :  Charger Accu Auto Cut Off berbasis timer 555




Project 2 :  Desulfator Aki Basah berbasis timer 555




Project 3 :  BMS dan PowerBank Baterai Li-Ion 18650 




Project 4 :  Monitoring Kesehatan Accu Berbasis Arduino




Project 5 :   Monitoring Kesehatan Aki Secara IOT dengan Protokol MQTT





Berminat untuk magang bersama aisi555 ? Kontak kami ada di sebelah kanan layar ....Saya tunggu ....

Share:

Kontak Penulis



12179018.png (60×60)
+628155737755

Mail : ahocool@gmail.com

Site View

Categories

555 (8) 7 segmen (3) adc (4) amplifier (2) analog (19) android (12) antares (11) arduino (27) artikel (11) attiny (3) attiny2313 (19) audio (5) baterai (5) blog (1) bluetooth (1) chatgpt (2) cmos (2) crypto (2) dasar (46) digital (11) dimmer (5) display (3) esp8266 (26) euro2020 (13) gcc (1) gsm (1) iklan (1) infrared (2) Input Output (3) iot (74) jam (7) jualan (12) kereta api (1) keyboard (1) keypad (3) kios pulsa (2) kit (6) komponen (17) komputer (3) komunikasi (1) kontrol (8) lain-lain (8) lcd (2) led (14) led matrix (6) line tracer (1) lm35 (1) lora (11) lorawan (2) MATV (1) memory (1) metal detector (4) microcontroller (70) micropython (6) mikrokontroler (1) mikrokontroller (14) mikrotik (5) modbus (9) mqtt (3) ninmedia (5) ntp (1) paket belajar (19) palang pintu otomatis (1) parabola (88) pcb (2) power (1) praktek (2) project (33) proyek (1) python (8) radio (28) raspberry pi (9) remote (1) revisi (1) rfid (1) robot (1) rpm (2) rs232 (1) script break down (3) sdcard (3) sensor (2) sharing (3) signage (1) sinyal (1) sms (6) software (18) solar (1) solusi (1) tachometer (2) technology (1) teknologi (2) telegram (2) telepon (9) televisi (167) television (28) telkomiot (5) transistor (2) troubleshoot (3) tulisan (94) tutorial (108) tv digital (6) tvri (2) vu meter (2) vumeter (2) wav player (3) wayang (1) wifi (3) yolo (7)

Arsip Blog

Diskusi


kaskus
Forum Hobby Elektronika