Semua Tentang Belajar Teknologi Digital Dalam Kehidupan Sehari - Hari

  • IC Timer 555 yang Multifungsi

    IC timer 555 adalah sirkuit terpadu (chip) yang digunakan dalam berbagai pembangkit timer, pulsa dan aplikasi osilator. Komponen ini digunakan secara luas, berkat kemudahan dalam penggunaan, harga rendah dan stabilitas yang baik

  • Ayo Migrasi TV Digital

    Kami bantu anda untuk memahami lebih jelas mengenai migrasi tv digital, apa sebabnya dan bagaimana efek terhadap kehidupan. Jasa teknisi juga tersedia dan siap membantu instalasi - setting perangkat - pengaturan antena dan distribusi televisi digital ke kamar kos / hotel

  • Bermain DOT Matrix - LOVEHURT

    Project Sederhana dengan Dot Matrix dan Attiny2313. Bisa menjadi hadiah buat teman atau pacarmu yang ulang tahun dengan tulisan dan animasi yang dapat dibuat sendiri.

  • JAM DIGITAL 6 DIGIT TANPA MICRO FULL CMOS

    Jika anda pencinta IC TTL datau CMOS maka project jam digital ini akan menunjukkan bahwa tidak ada salahnya balik kembali ke dasar elektronika digital , sebab semuanya BISA dibuat dengan teknologi jadul

  • Node Red - Kontrol Industri 4.0

    Teknologi kontrol sudah melampaui ekspektasi semua orang dan dengan kemajuan dunia elektronika, kini semakin leluasa berkreasi melalui Node Red

Kamis, 27 September 2018

[Parabola] Piringan Prime Focus - Offset - Jaring - Solid - Begini Ceritanya



Parabola ..oo ya karena siaran bolanya sering diacak makanya namanya itu ya...Lhooo sekarang sinetron rcti dunia terbalik aja diacak...diubah namanya jadi ParaSinetron aja...Hihihihihi ...guyonan ini saya temukan di salah satu komentar di status saya di facebook. Serius dulu yuk kenapa parabola bukan bola? Ya.. karena seperti kita ketahui sinyal telekomunikasi satelit bersifat Directional - Low Power . Apa maksudnya ini ? Mari kita bahas secara santai


Directional yg dimaksud adalah sesuai posisinya yg di satu titik nun jauh disana 35.000 km diatas dengan frekuensi di spektrum microwave gelombang milimeter sehingga hanya satu titik posisi yg tepat ( dilangit ) yg dituju dari bumi. Berbeda dengan siaran radio broadcast yg sinyalnya menyebar bahkan terpantulkan oleh gedung maupun atmosfer. Jika dilihat dari bumi yg bulat dengan selisih 2 derajat saja diatas khatulistiwa sudah terdapat satelit yg berbeda.

Low power artinya sinyal microwave yg dipancarkan sangat kecil akibat keterbatasan daya baterai maupun panel surya nya. Memang bisa saja membuat satelit dengan kekuatan baterai dan amplifier yg lebih besar akan tetapi transportasi untuk mengangkutnya ke orbit menjadi sangat mahal dan tidak ekonomis.




Dari pertimbangan diataslah maka antena yg cocok sebagai pengirim dan penerima sinyal adalah parabolic antena, dimana fungsinya untuk mengumpulkan sinyal satelit dari atas sana ke sebuah titik dan diterima oleh perangkat yg namanya LNB. Sesuai sejarahnya kenapa parabola dipilih melebihi jenis antena lainnya, singkat cerita ketika tanggal 23 juli 1962 satelit telstar akan ditest transmisi televisi dari amerika ke eropa. Di eropa terdapat 3 negara yg terlibat yaitu prancis italy dan inggris. Inggris  dan italy menggunakan antena "horn" dan perancis menggunakan parabola. Dan yg berhasil menerima siaran TV dengan sempurna adalah parabola nya si perancis.








Video diatas merupakan pelopor penggunaan satelit sebagai media penyiaran televisi komersial di India. Percobaan yg dilakukan NASA ini dinamakan SITE (satellite instructional television experiment) menggunakan satelit ATS 6 berorbit geosinkron dan beamnya diarahkan ke india. Ini juga kali pertamanya  memanfaatkan jaring "chicken mesh" atau di indonesia lebih disebut kawat nyamuk yg sangat terjangkau harganya dibanding plat besi/aluminium. FYI.. pelopor pengguna jaring aluminium adalah seorang teknisi BBC bernama steve birkill. Antena parabola menjadi murah dan tahan goyangan angin. Mulailah era pertelevisian televisi satelit komersial sejak itu dan disusul dengan penerapan di Indonesia melalui satelit palapa yg beroperasi pada C band.




Era 90an munculah era parabola dengan high-power di pelopori oleh satelit ASTRA di wilayah eropa dengan layanan televisi berbayar BSKyB atau sekarang lebih dikenal dengan sky television. Range spektrum frekuensi yg dipilih bukan lagi C band melainkan ku band yg lebih bebas memainkan powernya. C band ada di spektrum yg padat sehingga oleh badan telekmomunikasi dunia ITU tidak boleh mengganggu komunikasi radar. Sedangkan ku band relatif aman spektrum nya dan parabola OFFSET MINI pun semakin menjadi pilihan.




Parabola offset merupakan potongan dari sebuah parabola besar dan didesain sedemikian rupa sehingga titik fokusnya berada di pantulan umumnya 22 derajat dari arah satelit. Kelihatannya seperti ujung LNB menabrak tembok atau pohon jika dilihat mata, tetapi karena prinsip pantulan sebenarnya sinyal tetap berasal dari bagian atas yang terbuka. 



Banyak banget LNB nya nih..ya dengan prinsip pantulan offset di parabola prime focus maka dengan penempatan LNB yg tepat, cukup 1 parabola dapat menerima banyak satelit. Tapi ingat prinsip pantulan mengakibatkan posisi LNB akan terbalik berbeda dengan derajat yg sebenarnya diatas khatulistiwa. 

Share:

Rabu, 26 September 2018

[Parabola] LNB - Kegunaan dan Jenis - jenisnya


LNB atau kependekan dari Low Noise Block Down Converter secara sederhananya merupakan alat yg akan menangkap sinyal yg telah difokuskan oleh parabola dan meng "convert" nya menjadi sinyal yg lebih mudah di olah receiver. Sebagai gambaran lainnya LNB itu terdapat BLOK yg dahulu kala dilakukan oleh fungsi sendiri sendiri seperti Low Noise High Gain Amplifier (LNA) , Feedhorn dan Down Converter Circuit. Jaman Now semua di packing jadi satu menjadi yg dikenal dengan LNB.


Secara umum di dunia ini terdapat 2 LNB yg dijual yaitu C band dan Ku band sesuai dengan range frekuensi pancaran satelit. Sedangkan S band hanya digunakan oleh sedikit operator dulunya Dish Netowrk USA dan sekarang hanya digunakan oleh operator tv satelit terbesar milik Indonesia "MNC VISION". S band lebih cenderung dipakai uktuk keperluan satelit militer.

C band memiliki karakteristik frekuensi yg lebih tahan cuaca  sehingga cocok digunakan oleh  negara tropis. Akan tetapi C band bersebelahan dengan frekuensi publik lainnya yaitu untuk penggunaan radar, wifi dan seluler sehingga terdapat aturan batas power yg boleh di pancarkan satelit. Makanya di amerika sana parabola C band sering dijuluki BUD "Big Ugly Dish" dikarenakan piringan parabola yg efektif daya tangkapnya berukuran 9 feet. Kabarnya ketika 5G diluncurkan di amerika serikat terjadi persaingan untuk menguasai spektrum C band oleh operator seluler. Kita lihat 10 tahun kedepan apakah C band masih diperuntukkan penyiaran televisi satelit.

Ku Band dengan frekuensi kerja yg lebih tinggi menyebabkan karakteristiknya lebih rentan terhadap penyerapan titik air yaitu awan hujan. Ketika awan berkumpul dan menghasilkan jumlah titik air dengan jumlah ambang tertentu maka sinyal akan ter "redam" dan penerimaan sinyal menjadi terganggu. Tetapi karena frekuensi ini relatif aman dari interfrensi penggunaan perangkat telekomunikasi publik, maka transponder dari satelit dapat menggunakan power yg lebih tinggi. Akibatnya piringan parabola kecil pun dapat menerima pancaran sinyal televisi satelit ku-band. Ninmedia adalah contoh yg sangat nyata, berlomba-lomba orang indonesia mengkreasikan parabola mininya dengan peralatan di dapur seperti penggorengan dan tutup panci demi untuk menonton siaran televisi gratis tanpa biaya bulanan.




Local Oscillator & Down Converter

Kata-kata ini merupakan kunci dari fungsi sebuah LNB . Di dunia telekomunikasi sejak dulu kala para penggiat elektronika telekomunikasi selalu mencari cara yg termudah untuk mengolah sinyal ke range frekuensi yg lebih "enak" untuk di kerjakan. Seperti halnya radio AM jaman dahulu ketika frekuensi di range 1 MHz sangat susah untuk di perkuat karena terkendala semikonduktor belum di temukan dan penguat tabung triode hanya dapat bekerja maksimum 500khz, maka oleh penemu sistem "heterodyne" di ciptakanlah radio super-heterodyne dengan menggunakan local oscilator 450khz, sehingga ketika sinyal radio semisal bekerja di 700khz maka selisih dengan local oscilator menjadi 350khz dan perangkat amplifier jaman dulu berupa tabung triode masih dapat menerimanya.


Untuk C band terdapat local oscilator yg bekerja di frekuensi 5150MHz. Sedangkan Ku Band terdapat jenis yg umum dijual yaitu Universal dimana terdapat 2 buah oscillator yaitu 9750 Mhz dan 10600 Mhz. Dari selisih sinyal yg masuk dari langit dengan frekuensi Local Oscilator maka receiver cukup hanya memiliki 1 buah tuner dengan range frekuensi 950 - 2400 Mhz. Dengan kata lain sinyal  "down convert" yg turun dari LNB ke receiver sangat memudahkan produsen perangkat decoder analog jaman dahulu maupun digital jaman sekarang dalam hal perancangan elektronika nya. Cukup 1 perangkat untuk semua range frekuensi baik C band, S band maupun Ku band.


Scalar Ring dan Conical Scalar Ring


Scalar ring mempunyai fungsi yg signifikan sebagai pemilah sinyal yg tidak diinginkan. Karena derajat satelit diatas sana sangat mepet maka tidak memungkiri terjadi interfrensi frekuensi dari 2 satelit ataupun lebih. Nah disinilah fungsi scalar ring yg telah dirumuskan secara matematis oleh ilmuwan dunia barat yaitu melakukan penolakan terhadap adjacent chanel interfrence dari satelit yg bersebelahan.

Conical scalar ring merupakan pengembangan untuk pemakaian parabola offset sehingga sinyal pantulan dapat masuk secara efektif dengan juga melakukan reject image terhadap beam atau pancaran sinyal satelit disebelah.


Derajat Noise 


Untuk C band ditunjukkan oleh angka derajat kelvin yg menunjukkan nilai peredaman dari sinyal sekitar. Sedangkan untuk ku band ditunjukan oleh nilai dB redaman noisenya. Semakin kecil nilai noise semakin bagus LNB terhadap gangguan sinyal luar akan tetapi harus diperhatikan juga tingkat aplifikasi / penguatannya karena beberapa LNB dipasaran derajat noisenya kecil tapi gain penguatan rendah sehingga terasa kurang peka.


Polaritas dan "Skew"


Gambar diatas merupakan isi dari dalam lnb kuband, dimana terlihat ada 2 kawat kecil dan 1 pembatas panjang. kawat kecil merupakan antena dengan polaritas Vertikal dan Horisontal. Secara Umum peletakan antena horisontal (dalam gambar antena yg sejajar dengan kawat panjang) mengikuti arah Timur - Barat sedangkan Vertikal berbeda 90 derajat. Untuk memilih apakah LNB bekerja pada polaritas V atau H maka receiver memberikan tegangan 18 volt jika menginginkan polaritas H dan 13 Volt untuk polaritas Vertikal.



Tidak akan menjadi masalah besar ketika jaman analog dahulu kala karena saat itu jarum antena dapat diputar sesuka hati dengan perangkat servo nya. Tapi ketika jaman parabola digital muncul akhirnya dibuatlah fix antena Vertikal dan Horisontal. Skew menjadi sangat berperan dalam kekuatan penerimaan karena sekarang sudah gak bisa dirubah posisinya. Cara mudah di parabola prime fokus untu C band posisi skew "0"  cukup mengikuti arah Timur-Barat saja, sedangkan untuk ku band konektor nya mengikuti  arah utara - selatan.




Gambar diatas merupakan gambaran skew untuk LNB di posisi dish offset. kenapa berubah-ubah? ya berdasarkan geometri dari dish offset maka pantulan sinyal yg masuk akan berbelok mengikuti posisi satelit dan parabola. Semakin ketimur maka skew semakin kearah jam 9 sedangkan semakin kebarat arah satelit maka perputaran skew LNB kuband menjadi mendekati jam 3. 

Semoga informasi saya BERMANFAAT bagi pembaca

Share:

[Parabola] Mengenal jenis Konektor-Splitter-Switch pada dunia parabola



Seperti kebiasaan saya sejak awal blog ini saya buat adalah kebiasaan menulis "berbagi ilmu". Setiap projek elektronika , TV , software dan apapun pasti akan saya share ilmunya ke pembaca. Tak lain tujuannya untuk menghemat memori di otak, titip memorabilia lahh... sekaligus mendapat kesempatan berbagi ke semua orang.  Belakangan ini saya berkutat di dunia yg sebenarnya dunia lama saya yaitu PARABOLA. Untuk membuka seri belajar terbaru ini maka saya buka dari dasar konektor dan switch  yg akan sering dijumpai di dunia pertelevisian satelit

F Connector

Konektor yg selalu dipakai dalam dunia parabola adalah Unbalanced 75ohm F connector sesuai dengan kabel coaxial yg selalu digunakan menghubungkan perangkat penerima satelit. Terdapat beberapa jenis konektor nya dan yg paling umum berupa tipe "press" dimana pangkal dari konektor bisa di press tekan dengan alat tang crimping atau pun dengan hanya menggunakan isolasi agar pangkal nya melekat ke kabel coaxial. Jenis lainnya adalah jenis compression dimana pangkal konektor terdapat alat pengunci yg hanya bisa di "masukkan" dengan alat khusus ke dalam. 


Nomer 1 adalah tipe kompresi dan biasanya digunakan oleh instalasi TV Kabel profesional , nomer 2 merupakan konektor yg paling umum dan kadang para teknisi parabola jarang menggunakan tang "press" dan hanya direkatkan menggunakan isolasi ke kabel seperti no 3.

Splitter (Pembagi 1 LNB ke Banyak Receiver)


Frekuensi kerja penerima satelit (setelah turun LNB) adalah 900 Mhz sd 2400 Mhz jadi jangan sampai salah membeli pembagi sinyal satelit dengan pembagi sinyal UHF. Ini yg umum terjadi dan kesalahan bisa membuat perangkat rusak karena harus diketahui sinyal parabola itu terdapat tumpangan tegangan untuk supply DC ke LNB. Jadi sering kesetrum kan atau keluar percikan api kalau kurang awas memegang konektor sedangkan receiver tetap menyala. Ya karena terdapat tegangan 13 volt atau 18 volt sebagai voltage switch polaritas LNB Vertikal (13volt) dan Horisontal (18volt).

Dipasaran toko parabola ada beberapa jenis splitter yg harus dipahami yaitu :



- ALL port Power pass : Terdapat dioda pengaman dari port receiver ke port LNB sehingga arus DC tidak berbalik arah ke receiver lainnya. Masalah yg terjadi adalah ketika rx no 1 menggunakan polaritas H (18volt) sedangkan rx ke 2 menyetel siaran berpolaritas V (13volt). Yg terjadi adalah tegangan yg dialirkan ke LNB adalah yg lebih besar18 volt sehingga siaran berpolarisasi vertikal di receiver lainnya akan terganggu. Masalah yg sering terjadi juga adalah bertabrakannya sinyal kontrol 22khz jika menggunakan LNB ku Universal dan akan menyebabkan siaran terputus putus




- ONE port Power Pass : Hanya satu port yg memiliki dioda (kadang tanpa dioda langsung bypass ), sedangkan port lainnya mendapatkan koneksi lewat kapasitor. Tujuannya agar tidak terjadi tabrak menabrak sinyal DC dan sinyal kontrol 22khz dengan memanfaatkan 1 receiver saja sebagai sumber tegangan dan sinyal kontrol. Tetapi receiver sumber ini harus tetap nyala dan polaritas V atau H mengikuti receiver ini. Cocok untuk pembagi siaran parabola yg memiliki polaritas satu Vertikal atau Horisontal sepert layanan ninmedia, kvision atau matrix ses9 garudaku. Jangan sekali-kali digunakan untuk membagi siaran di palapa atau transvision measat.

SWITCH (Pemilih banyak LNB ke 1 receiver)



Ketika perangkat parabolanya terdiri dari banyak piring atau jumlah LNB nya lebih dari satu, maka dibutuhkan switch pemilih LNB mana yg akan terhubung dengan receiver. Dahulu kala pemilih LNB bisa menggunakan saklar mekanik tapi jaman now sudah berkembang menggunakan standar digital. Jenis switch yg sering digunakan adalah seperti berikut

- 22khz switch: Saklar pemilih LNB menggunakan sinyal control berupa tone 22khz dan bisa untuk memilih 2 buah LNB saja. Dalam penggunaannya biasa ditemukan di parabola umum di Indonesia yg menuju satelit PALAPA D dan TELKOM 3S, juga terdapat pada LNB ku universal langsung berada di dalam lnbnya.

- DISEQC switch : Digital satelit equipment control , yg merupakan standar switch untuk memilih 4 sd 16 LNB. Terdapat 2 jenis standar umum diseqc switch yaitu 1.0/2.0 untuk pemilihan 4 LNB dan 1.1/2.1 untuk pemilihan 16 LNB. 

Kedua jenis switch ini juga dapat digabungkan dan akan dibahas dalam kesempatan yg lainnya.


MULTISWITCH (Banyak LNB Banyak receiver)





Multi switch merupakan penggabungan antara 22khz switch dengan switch polaritas tegangan (13/18 volt). Sehingga dengan kombinasi yg tepat dapat di gunakan untuk membagi siaran 2 sd 4 LNB ke banyak receiver. Beberapa jenis multiswitch yg umum di pasaran sebagai berikut:



- Multiswitch 4 x 4 atau 4 x 8 (tanpa power external) : Mekanisme pemilihan LNB nya menggunakan kombinasi switch tegangan polaritas 13/18 volt versus switch 22khz. Jenis LNB  yg digunakan memiliki  polaritas terpisah ( 1 port V 1 port H ) atau menggunakan LNB dual out ( biasanya untuk 2 receiver). Kombinasi yg digunakan seperti berikut :

  • 13V 0khz     atau   Vertikal / Low
  • 18V 0khz     atau   Horizontal / Low
  • 13V 22khz   atau   Vertikal / High
  • 18V 22khz   atau   Horizonal / High




- Multiswitch  5x 8 (tanpa power luar) : terdapat 1 buah port terresterial tambahan sebagai input dari antena UHF. Sedangkan di bagian Rx harus dibagi menjadi sinyal parabola dan sinyal UHF menggunakan alat yg namanya diplexer





- Multiswitch 9 x 16 atau 9 x 16 C dengan power external : Merupakan multiswitch untuk penggunaan profesional karena dibantu dengan power supply atau adaptor external. Umumnya ada multiswitch jenis biasa dan ada pula jenis yg bisa di cascade atau sambung menyambung. Kombinasi untuk 4 LNB ini menggunakan pengaturan tambahan yaitu berupa diseqc dimana 2 LNB pertama menggunakan setting disegc port 1 sedangkan 2 LNB selanjutnya menggunakan pengaturan diseqc port nomer 2


System multiswitch cascade seperti gambar diatas menerima input dari LNB seperti umumnya  multiswitch biasa kemudian berfungsi juga sebagai sumber untuk multiswitch selanjutnya sehingga akan menghemat penggunaan parabola.


DIPLEXER (Penggabung Sinyal Parabola dan UHF dalam 1 kabel)



Jika terdapat pemasangan yg spesial misal di rumah gedongan yg kabel nya ditanam ditembok maka cara ini adalah yg paling memungkinkan. Apalagi ketika musim banyak siaran sepakbola yg diacak melalui parabola, maka penggabungan dengan saluran UHF mutlak diperlukan. Diplexer dipasang di dua titik diantara kabel transmisi satu berfungsi sebagai penggabung satunya lagi sebagai pemisah.


Diplexer juga bisa digabung dengan multiswitch sehingga cukup 1 antena UHF bisa dibagi bersamaan dengan pembagi siaran parabola.

Demikianlah pembahasan awal tentang ilmu parabola yg akan saya kumpulkan di blog ini. Mungkin ada yg merasa sudah membaca tulisan dan gambarnya ada di facebook ? Ya benar saya awalnya menulis di facebook pada group ninmedia dengan hashtag #postingan_bermanfaat. Jadi biar tidak hilang di facebook saya bawa ke blog aja...SEMOGA BERMANFAAT
Share:

Jumat, 27 Juli 2018

Program Magang / Kerja Praktek / PKL di Indotech



Tak terasa Indotech kini telah memasuki tahun ke empat dan sebagai gambaran sebelumnya telah dirintis oleh usaha "freelance" aisi555 dot com sejak 2009. Berbagai bentuk usaha kecil - menengah telah dijajaki oleh perusahaan ini dan kini saatnya saya dan kami sebagai Indotech memberikan kontribusi kembali ke masyarakat.





Sebagai bentuk kepedulian saya dan perusahaan terhadap adik-adik yg masih sekolah, kami telah mengadakan program Magang / Kerja Praktek sejak tahun 2016. Dimulai dengan tawaran kerja praktek dari rekan dosen (se almamater dengan saya) untuk mahasiswanya di S1-Elektro Trunojoyo. Berlanjut juga dengan kerja praktek Mahasiswa Sistem Informasi - UIN Sunan Ampel. Topik yang dibahas dalam kerja praktek mahasiswa adalah jaringan Internet, IPTV, Wifi, Otomasi Elektronika dan lain sebagainya.


2018 kami menerima kedatangan siswa magang / PKL dari  SMKN 2 Kediri dan dilanjut dengan SMKN 1 Kediri dimana siswa nya merupakan jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ). Mereka mendapatkan praktek berupa :

  • Instalasi Parabola Mini dan Parabola Jaring
  • Instalasi Distribusi Parabola di Kos / Kontrakan
  • Instalasi IPTV dan Jaringan Internet
  • Marketing produk melalui FB Ads











Kami tawarkan kepada siswa atau mahasiswa serta umum yang ingin bergabung untuk magang atau kerja praktek terutama yang ingin mendalami bidang :

  • Elektronika - Mikrokontroller - Otomasi
  • Jaringan Internet - IPTV - Wifi
  • Parabola - Satelite TV


Silahkan kontak kami dengan permohonan lengkap dari instansi / pihak sekolah atau kampus ke alamat kami:

Indotech 
Jl. Gayung Kebonsari Injoko VIII /14
Surabaya
Telpon : 08155737755












  
Share:

Kontak Penulis



12179018.png (60×60)
+628155737755

Mail : ahocool@gmail.com

Site View

Categories

555 (8) 7 segmen (3) adc (4) amplifier (2) analog (19) android (14) antares (11) arduino (27) artikel (11) attiny (3) attiny2313 (19) audio (5) baterai (5) blog (1) bluetooth (1) chatgpt (2) cmos (2) crypto (2) dasar (46) digital (11) dimmer (5) display (3) esp8266 (26) euro2020 (13) gcc (1) gsm (1) iklan (1) infrared (2) Input Output (3) iot (75) jam (7) jualan (12) kereta api (1) keyboard (1) keypad (3) kios pulsa (2) kit (6) komponen (17) komputer (3) komunikasi (1) kontrol (8) lain-lain (8) lcd (2) led (14) led matrix (6) line tracer (1) lm35 (1) lora (11) lorawan (2) MATV (1) memory (1) metal detector (4) microcontroller (70) micropython (6) mikrokontroler (2) mikrokontroller (14) mikrotik (5) modbus (9) mqtt (3) ninmedia (5) ntp (1) paket belajar (19) palang pintu otomatis (1) parabola (88) pcb (2) power (1) praktek (2) project (33) proyek (1) python (8) radio (28) raspberry pi (9) remote (1) revisi (1) rfid (1) robot (1) rpm (2) rs232 (1) script break down (3) sdcard (3) sensor (2) sharing (3) signage (1) sinyal (1) sms (6) software (18) solar (1) solusi (1) tachometer (2) technology (1) teknologi (2) telegram (2) telepon (9) televisi (167) television (28) telkomiot (5) transistor (2) troubleshoot (3) tulisan (94) tutorial (108) tv digital (6) tvri (2) vu meter (2) vumeter (2) wav player (3) wayang (1) wifi (3) yolo (7)

Arsip Blog

Diskusi


kaskus
Forum Hobby Elektronika