Semua Tentang Belajar Teknologi Digital Dalam Kehidupan Sehari - Hari

  • IC Timer 555 yang Multifungsi

    IC timer 555 adalah sirkuit terpadu (chip) yang digunakan dalam berbagai pembangkit timer, pulsa dan aplikasi osilator. Komponen ini digunakan secara luas, berkat kemudahan dalam penggunaan, harga rendah dan stabilitas yang baik

  • Ayo Migrasi TV Digital

    Kami bantu anda untuk memahami lebih jelas mengenai migrasi tv digital, apa sebabnya dan bagaimana efek terhadap kehidupan. Jasa teknisi juga tersedia dan siap membantu instalasi - setting perangkat - pengaturan antena dan distribusi televisi digital ke kamar kos / hotel

  • Bermain DOT Matrix - LOVEHURT

    Project Sederhana dengan Dot Matrix dan Attiny2313. Bisa menjadi hadiah buat teman atau pacarmu yang ulang tahun dengan tulisan dan animasi yang dapat dibuat sendiri.

  • JAM DIGITAL 6 DIGIT TANPA MICRO FULL CMOS

    Jika anda pencinta IC TTL datau CMOS maka project jam digital ini akan menunjukkan bahwa tidak ada salahnya balik kembali ke dasar elektronika digital , sebab semuanya BISA dibuat dengan teknologi jadul

  • Node Red - Kontrol Industri 4.0

    Teknologi kontrol sudah melampaui ekspektasi semua orang dan dengan kemajuan dunia elektronika, kini semakin leluasa berkreasi melalui Node Red

Minggu, 16 Agustus 2020

Cara Gampang Cari Parabola Mini Ninmedia / Tiviplus di Satelit Asiasat 9

 




GAMBARAN UMUM POSISI PARABOLA  KE ASIASAT 9:



LANGKAH RE -POINTING :





1.  Longgarkan Baut pengencang pada poros tiang utama dan geser memutar kearah sesuai lokasi anda terhadap satelit , jika anda di jawa atau sumatera maka geser Timur Laut sekitar 100 derajat dari posisi ninmedia, jika anda di papua maka geser ke barat laut sampai ada tanda sinyal bergerak pada monitor.  Jika anda di Sulawesi utara maka arah parabola ke selatan lurus dan jika di sulawesi selatan anda mengarahkan parabola lurus ke utara.  Posisi skew / konektor LNB jangan diubah tetap pada posisi jam 4 untuk indonesia timur dan barat serta jam 6 untuk indonesia tengah .

 

2. Siapkan monitor treking pada satelit Asiasat 9 (122 E) dengan Transponder terkuat yaitu myTV malaysia  11490 V 45000 atau pada transponder tiviplus yang baru 12655 V 45000 sampai sinyal muncrat dengan merubah elevasi naik/turun. 

 

3.  Lakukan scan ulang dengan langkah awal menghapus semua siaran ninmedia, pilih Menu -> Daftar Saluran -> Hapus Semua -> Password umum “0000” nol empat kali . Lewati langkah ini jika tidak mau menghapus saluran. 



 

4. Lakukan Blind scan / buta pada satelit ninmedia , bisa juga dilakukan dengan menambahkan satelit baru dengan parameter LNB Frek : Universal (9750 -10600).Pilih Menu -> Geser ke Instalasi -> Daftar satelit, Pilih satelit ninmedia atau satelit apapun yang ingin digunakan. Sesuaikan parameter diseqc sesuai yg ada pada instalasi parabola di rumah user sebelumnya. 

 


5. Tekan tombol Biru untuk memulai blind scan dan pastikan pilihan seperti pada gambar layar dibawah

 

6. Tunggu proses scan sampai selesai  dan tekan OK

 
 

7. Pastikan channel Ninmedia dan channel MytV malaysia (gelap)  muncul dan jika sempat hapus channel yg tidak tampil alias zonk alias gelap.

 


 


*) CATATAN : Siaran Nimedia sudah berganti dalam naungan Tiviplus dan tidak ada kejelasan apakah akan terus mengudara di asiasat 9 karena statusnya saat ini masih bersifat trial. Jadi siaran ninmedia / tiviplus pada satelit asiasat 9 bisa hilang kapanpun tergantung kontrak dari asiasat. Jadi harap maklum dan bagi rekan teknisi agar mengarahkan pelanggan ex-Ninmedia untuk mencari layanan Pay TV parabola mini lainnya yang masih memiliki modal kuat dan tidak bermasalah seperti : TransVision Nusantara HD - Kvision/Garmedia - NexParabola
Share:

Kamis, 13 Agustus 2020

Akhir Cerita Ninmedia Bersama Chinasat 11 - Cara Geser Parabola ke Asiasat 9 Gimana ya ?

 



Seluruh pengguna parabola mini ninmedia GEMPAR ! Tepat pada jam 14:00 WIB tanggal 13 agustus 2020 layar TV menunjukan status "No Signal". Telpon berdering, postingan di grup Facebook ramai mencari tahu bukan tempe...apa sih yg terjadi? Apakah karena jakarta hujan deras seperti biasa dan mengakibatkan uplink ku band di pusat terganggu? Bersamaan pula teman pengguna kvision menelpon dan mengatakan siaran nya terganggu padahal surabaya sedang terang benderang saat itu. Lega lah saya setelah salah satu komentar pada postingan saya di grup FB menkonfirmasi kalau jakarta hujan deras dan memang kvision juga terganggu uplinknya. Tapi saat kvision balik lagi normal, siaran ninmedia tetap "no signal" . Ada apa gerangan ?




Penulis sih sudah tidak asing dengan berita dan gosip tentang ninemdia yg mencari satelit baru, ini dikuatkan dengan kenyataan bahwa transponder ke dua ninmedia tidak kunjung "diperbaiki" dan seperti tabiat manajemen ninmedia maka cukup dengan meminta maaf pada layar TV saja. Dan ada intuisi  saya saat parabola saya yg mengarah ke Ses 9 + Jcsat 4B, saya geser menjadi Ses9 + Asiasat 9 , setelah jcsat4b BigTv menyudahi transmisi. Bukan menerka dengan sedikit bantuan mejik, ini lebih karena pernah ada selentingan dari postingan teman dimana terdapat gambar dia sedang treking uplink ke asiasat9. Dan benar saja keesokan harinya muncul test sinyal transponder 12655 V 47000 pada asiasat9.


Hanya bertahan 2 hari saja sinyal testing ini  pada format mpeg4 dan kemudian dari laporan teman jika ada juga transponder yg berjalan pada format kompresi Mpeg5 (H.265). Perlu diketahui format ini merupakan format yang belum umum dipakai di dunia parabola payTV karena permasalahan lisensinya yg belum jelas (cek wikipedia). Permasalahan muncul karena saking ramainya pemasangan ninmedia terutama paket murah meriah dengan dekoder FTA dan parabola mini rakitan dengan menggunakan kipas angin bekas. Bagaimana nasib mereka saat terjadi migrasi ke mpeg5?



Lanjut pada kegemparan tanggal 13 Agustus 2020, penulis terpaksa mengubah parabola mini Ses 9 (matrix) ke fokus pada Asiasat 9, karena kenyataan saat tandem bersebelahan dengan fokus SES9 hanya mendapatkan siaran MyTV malaysia saja sehingga hasil akhir migrasi pada rumah saya seperti berikut ini.


 


Cara geser yang paling ampuh adalah cukup hanya dengan melonggarkan baut tiang utama, tanpa perlu merubah elevasi atau baut untuk menundukan parabola. Tinggal geser ke timur laut ( untuk lokasi jawa sumatera ) sekitar 100 derajat dari posisi awal ninmedia dan dengan memonitor pada transponder 12655 V 45000. Untuk wilayah lain harap mengikuti panduan peta berikut :






Setelah ada tanda-tanda kekuatan sinyal berkedip, maka pelan-pelan lakukan perbaiki sinyal dengan menggeser baut penunduk naik turun sampai mendapatkan sinyal yang muncrat seperti gambar diatas. Sekitar 70 saluran yang masih bestatus FTA dan masih testing, jadi lineup dapat berubah kapanpun sesuka yang punya siaran. Manual nya bisa di print dari file yang sudah saya bikinkan disini:  http://shorturl.at/DLOV1 .


Ahhh kesal dan sedih tapi bercampur juga rasa berterimakasih dengan chinasat 11 yang telah memberikan transponder gratisan kepada kita semua, tapi sesuai pepatah "Tidak Ada Makan Siang Gratis" , semua akan selalu ada tujuan ekonomisnya karena kita harus sadar biaya penyediaan layanan tv satelit bukanlah sesuatu yang murah. Untuk itu kita sedikit flashback mengulang kisah Ninmedia yang saya harap jangan mati dimakan kejamnya bisnis broadcast di Indonesia tercinta


2016 :  mendapatkan ijin siaran testing di palapa kemudian di chinasat10, bersama konsorsium TV desa dan SMV, penulis sempat mengikuti berita-beritanya melalui forum satelit, tapi belum tertarik karena waktu itu lebih menarik treking IPM NSS12 siaran thailand yang katesnya bertebaran malam-malam.

2017 : mulai anteng di chinasat11 dan pedagang elektronika mulai menawarkan dish parabola mini 60cm sampe 45cm, toko onlineshop mulai gampang mencari satu paket ninmedia dengan kisaran 400rb lengkap. Akhir 2017 NSS zonk dan IPM berganti ke Thaicom dan mengecilkan beam nya dan banyak parabola mini yang nganggur dan bergeser ke chinasat 11. TP ada 2 dengan masuknya diamond group, icon+ dan skyLbs

2018 awal: Dilema masuknya MNC group dengan sistem acakan suara delay dan receiver rekomendasi. Diamond group mulai ngaco dengan siaran film bajakan, skylbs dan icon+ gak jadi ikutan, dan konsorsium TV hosting berguguran dikarenakan urunan sewa transponder yang kemahalan. Mulai menggunakan aktivasi paket gratis xmedia-goku-kugo yang ribet bagi orang awam, asian games hanya via receiver rekomendasi, dan kemudian diamond group mulai melirik partner lain. Tahun 2018 inilah mulai gerahnya ekosistem paytv yang lebih tua karena banyak parabola "pinjaman" ke user yang digeser ke ninmedia.

2018 Akhir: Kvision melirik trik FTA / FTV dengan mengeluarkan receiver rekomendasi GARMEDIA/GOL, piala dunia dilirik Transvision untuk menjual sistem voucher rexana / samsung HD

2019 Awal : MNC mengeksklusifkan siaran sinetron RCTI pada malam hari sehingga tidak lagi ada pada ninmedia, ujungnya full gelap 24 jam dan hanya bisa dilihat melalui Kvision / TransVision, Matrix juga ekslusif dengan liga inggris, Ninmedia digugat MNC group

2019 Akhir : Ninmedia masuk pengadilan, SCTV ikutan berdolar dan harus rx rekomendasi, Tiviplus masuk dan berbayar ke ekosistem ninmedia via voucher 50rb, Kvision dibeli sahamnya oleh MNC, Transvision mengeluarkan Nusantara HD saingan berat yang ada HBO nya.

2020 : Ninmedia kalah pengadilan dan MNC semakin berjaya, Matrix bergabung dengan nex parabola milik emtek, Transponder ninmedia tinggal 1 dan ninmedia hanya minta maaf ...dan akhirnya agustus menghilang dari Chinasat11...entah berganti nama bersama tiviplus pada Asiasat 9.

ahhh..tapi saya akan tetap berkata.....


TERIMAKASIH NINMEDIA ...
JASAMU AKAN DIKENANG SELALU

Share:

Selasa, 11 Agustus 2020

Impostor Syndrome - Penipu semu yang umum di derita pekerja dunia IT (renungan kepergian seorang teman)

 



" ...Sepertinya semua bantuan untuk orang lain telah kukerjakan dengan sempurna, tapi entah kenapa masalah dalam rumahku sendiri sepertinya tidak selesai-selesai ..." 


Tulisan diatas saya baca pada status facebook serang teman yang saya anggap sebagai "master" IT karena beliau seperti layaknya kamus elektronika berjalan. Saya pun bertanya via inbox kenapa hal ini dia sampaikan melalui FB yg menjadikannya sedikit berbahaya. Kenapa ? Karena sifat medsos yg bisa seperti kuda liar, bagaimana jika yg membaca tulisan status FB itu adalah atasan mu dan menjadi "baper" merasa yg dimaksud adalah keluhan karena tugas yg diberikan oleh atasan terlalu banyak ? Dan diapun kemudian menghapus status FB hari itu juga dan melanjutkan curhat dan mengeluh ke saya. Lhaa saya bukan psikiater kok dan saya juga mengalami hal yang serupa pada hidup saya.



Entah ditunjukkan oleh tuhan atau algoritma youtube mulai menjadi menakutkan, video diatas muncul di suggested video pada time line youtube saya di HP. Dan mulailah deretan video mengenai impostor syndrome yg berbahasa inggris  muncul. Otak dipenuhi kegalauan apakah saya mengalami sindrom ini? Ah tidak saya bukan orang sukses kok makanya ngapain juga sampai mengalaminya. Tapi ada pola yang mengena pada diri saya dimana sering melakukan kerja keras sampai mencapai hasil maksimal dan dengan entengnya menampikkan hasil kerja keras ini dengan : " ahh hanya kebetulan saja saya bisa, kalau besok disuruh ngulang pasti gak mungkin.." hmmm..mungkin ini hanya cocoklogi oleh otak dan pikiran saya saja.



Yang sedikit mengejutkan dari beberapa video adalah kenyataan bahwa banyak pekerja IT di india sampe harus bunuh diri karena terlalu parahnya penderitaan sidrom ini. Ahhhh masak iya sih ? Saya pernah berhubungan lumayan intense dan lama pada suatu project dengan pekerja asal negara cerita mahabaratha. Dan dari pandangan saya ada 2 type orang india yg saya temui waktu itu, ada yang sok tau banyak bicara dan satunya pintar dan benar-benar tau teknik tapi pendiam. Ternyata yg pendiam ini sedikit perfeksionis dan gemar melakukan kerja keras jika ada script nya yang kurang sempurna. Sedangkan yang banyak bacot jika mengalami jalan yg susah dan buntu maka dia menelpon ke HQ di mumbai dan tanpa bekerja lembur pun pekerjaan selesai juga kok.

Apa saya seperti india yg pintar itu ? ahh tidak juga saya gak pernah menyelesaikan pekerjaan sampai se "persisten" dia kok, sampe makan pun di skip,  kalau gak kita belikan makan dia cukup minum teh aja sampai berjam-jam. Lalu apakah saya seperti si india tukang telpon ? Hmmm kalau saya sih gengsi menelpon teman di HQ kalau bisa dikerjakan sendiri sampai bisa. Lhoo itu membingungkan apakah saya menjadi india yg mana ? Saya tetap orang bali aja ahh..tapi kenapa saya merasa kalau mengidap sidrome penipu ini ? Ternyata ada yang tidak cocok dengan perbandingan saya vs  kedua india tadi yaitu ke duanya pandai bersyukur, dimana setelah pekerjaan berat terselesaikan maka si "jarjit singh" akan meminta saya mengantarkan ke restoran india terdekat untuk makan kari + dhal + garam massala yang saya kurang suka teksturnya. Yang paling saya suka adalah roti india atau naan yang walau hambar tapi bisa dinikmati lidah saya. Mereka berdua ahlinya untuk bersyukur dengan merayakan ketika menyelesaikan hal kecil sekalipun. Nah disinilah ketemu kaitannya kalau saya cenderung merasa hambar ketika mendapatkan pencapaian. 


Pencapaian yang lumayan bisa dibanggakan adalah ketika mendapat predikat engineer terbaik, karena kebetulan aja kali jadi "terbaik" dimana teman-teman yg "terbaik" lainnya udah loncat ke perusahaan yang lebih besar. Jadi saya menjadi senior sendiri di seluruh kantor Indonesia timur. Nahhh itulah perasaan yg saya dapatkan saat itu, saya merasa kebetulan dan beruntung saja mendapatkan hadiah jalan-jalan suwon-seoul-everland. Hampa dan tidak bahagia lhoo ketika disana karena takut membayangkan jika ex co-worker yg lebih pintar dari saya masih kerja sekantor atau ketika trik-trik saya memanipulasi data akhirnya kebongkar oleh atasan. Saya adalah salah satu engineer yang sangat sering menggunakan shortcut dengan script pada unix atau excel untuk memudahkan pekerjaan dan itu sedikit diharamkan oleh kantor. Begitu juga saat saya mengunakan pendekatan-pendekatan teknikal yang "nyeleneh" dan menyalahi teori. Misalnya dalam menghitung kapasitas sebuah BTS apakah butuh tambah modul atau tambah BTS sekalian, dengan pendekatan perhitungan dagang elektronik dipasar genteng yang akan menambah sesuatu jika terlihat kurangnya melalui error checking. 

Apaan sih kok susah banget ? Ingat penulis bukan lulusan jurusan telco tapi tukang solder. Semisal nih kalau microcontroller yang dipakai memorynya habis (error saat running) maka baru  ganti chip yang lebih besar memorinya. Sedangkan orang telekomunikasi akan menghitung Erlang - Busy Hour Call Statistic - Cell design - Market Survey dan sebagainya sehingga berdasarkan hitungan mumet akan ketemu jumlah penambahan yang dibutuhkan. Kalau saya tukang solder ini menelisik ada tidaknya message error akibat resource kurang maka korelasinya menandakan perlu penambahan sesuatu berdasarkan persen errornya pada jam sibuk. Karena metode saya sederhana dan mudah dipahami maka pihak klien dan perusahaan menganggap metode hitung saya ini brilian. Kantor bisa menjual lebih banyak barang sedangkan klien mendapatkan perbaikan network tanpa harus berdiskusi panjang. Tapi ini MENIPU ! Coba kalau HQ - RND pusat di suwon mengetahui cara hitung saya dan matilah saya !


Nah ternyata betul saya mengidap syndrom ini dan yakin 100% , lalu kenapa ? Menurut pandangan orang pintar didunia psikologi, penyebab hal ini terjadi harus dirunut dari masa lalu yang suram. Ya begitulah tapi jadi baper kalau menulis masa 90an di tulisan ini lagi, jadi kelihatan sering bapernya kayak emak-emak di sinetron ...Ku Menangissss.....sebaiknya saya ceritakan saja bagaimana saya berdamai dengan sindrom yang sejak lama mengakar di sanubari dan menjadi bandulan super berat di kaki. Dalam suatu renungan dan meditasi ala kadarnya saya teringat kembali ke almarhum rekan saya yg sudah meninggalkan kita 40 hari lebih. Ya menulis curhat disini menjadi suatu obat yang dianjurkan pada suatu video youtube. Apa hubungannya dengan kisah sedih di akhir juni itu ?


Disclaimer : sumber klik disini dan tidak ada maksud untuk mendiskreditkan siapapun. Jika kurang berkenan silahkan menghubungi penulis untuk penjelasan lebih lengkap


Ke kaguman saya pada rekan saya DR Istas (almarhum) memang sudah ada sejak kuliah dan walau banyak yg nyinyir " ah dia hanya beruntung" tapi saya tetap angkat topi. Dia take all chances with full responsibility, go to hell with nyinyirers...hahahah ....itu mungkin yang tepat menggambarkannya dan sampai akhir hayatnya memang itu prinsip hidupnya yang dipegang teguh. Semua tugas pasti selesai dan melakukan dengan enjoy, bersinar cemerlang saat ber selfie ria di berbagai kesempatan kalau tugas kemana saja dan merayakan hidup dengan bernyanyi melalui smule. Lepas seperti tanpa ada beban dan mensyukuri hidup seperti halnya ketawa khasnya yang menggelegar. Ahh jangan baper yuk ..balik balik....saya ingin cerita tentang gambar diatas dan hubungannya dengan sindrom penipu yang berusaha saya kendalikan.


Sistem monitoring data polusi yang di buat sebuah kampus di surabaya ini digawangi oleh beliau sekitar setahun yang lalu dan terus terang awalnya saya tidak terlibat didalamnya sampai suatu ketika di bulan oktober ada tawaran dari beliau untuk mengerjakan suatu alat monitoring seperti gambar diatas itu. Lahhh alatnya sudah masuk media dan koran dan foto-foto bersama pejabat yang wajahnya lumayan dikenal publik, kenapa oktober saya diminta mengerjakan ? Ternyata alat yang diatas mobil itu hanya berupa mockup tanpa ada fungsi apapun. WHAT ? Otak tukang solder saya langsung berontak dan keluarlah kata-kata : " C*** kok cik wani'e tas ? " Tertawalah kawan tercinta ini dengan leganya dan mengatakan " mau gimana lagi nyo ? wong arep 17an kudu mari, nah saiki dirimu tak kasi kerjaan ini mau gak ?" . Oooaalaahhh mereka berbohong kah ? "ahh saya gak mau pak , saya gak mampu membohongi diri sendiri ", ini dalam hati looo mana mampu saya mengungkapkannya blak-blakan.

Dan kemudian saya "search" lah berita yang dimaksud pada media online dan disana terdapat jelas wajah senior kami di kampus yang levelnya tidak perlu diragukan, dan mereka juga adalah ahli dibidangnya. Mereka juga sangat saya kagumi dan hormati, lalu kenapa dimata saya mereka melakukan hal yg salah? Saya gak habis pikir setahun lalu itu, tapi karena pak istas ini adalah kawan yang sering membantu saya maka saya kerjakan juga proyeknya walau sedikit mengganjal. Itung-itung juga mencoba mengukur masihkah kemampuan elektronika-IOT saya bisa dihandalkan?

   
Ketika akhirnya alat ini selesai dan akan berencana mengembalikan ke pihak unusa untuk dilakukan pengambilan data sungguhan, berita duka mendadak mengejutkan semua dan saya sampai sebulan bertanya-tanya ada apa ini kok saya sedih banget ? Saya dianggap sangat baper oleh istri dan beberapa teman karena sering mengingat masa-masa akhir bersama kawan ini melalui cerita, posting dan sebagainya. 40 hari setelah beliau berpulang, jawaban-jawaban atas misteri ke-baperan saya atas kepergian beliau menjadi suatu "cocoklogi" yang sangat dipaksakan mungkin, karena tiba-tiba saja ujug-ujug saya sadar kalau saya mengalami 'Impostor Syndrome" dengan melihat kembali ke 10 bulan sebelumnya ketika menyadari bahwa orang itu lazim melakukan "kebohongan" yang bertanggung jawab. Jika dipikir secara jernih ini betul "impostor" walau alatnya cuma tipuan didepan media saat peluncuran, tapi kan ahirnya selesai juga ketika dikerjakan ditangan yang tepat. Jadi  coba saja pikirkan kalau tidak di luncurkan maka saya tidak akan menguasai kembali kemampuan solder menyolder yang sudah saya lupakan hampir 5 tahun. Dan saya menjadi sangat bersyukur karena berhasil melahap teori IOT dari berbagai sumber serta praktek yang buktinya bisa dilihat dari blog ini setahun kebelakang. Jadi salahkah orang-orang hebat yang saya sebut tadi? Tidak bukan ? Mereka mengambil kesempatan dan bertanggung jawab !

Sebagai akhir kata, tulisan saya ini merupakan anjuran dari berbagai video dan tulisan psikolog mengenai cara mengobati "Impostor Syndrome" yang mungkin sudah akut menjangkiti jiwa saya. Perlahan namun pasti saya menemukan jawaban-jawaban atas kegalauan kenapa saya kurang "berhasil" menurut pandangan sendiri, padahal saya hanya kurang bersyukur dan membiarkan semua berjalan secara alamiah. Seperti halnya kata seorang bijak tentang hukum alam "effortless effort" jalani sesuai ceritanya tanpa harus bertanya, menilai dan mempertentangkan, maka kebahagian ada di ujungnya.
 

Share:

Selasa, 04 Agustus 2020

[Mudah Belajar RasPi] Terhubung ke antares semakin mudah dengan python library siap pakai




Dengan library python antares-http maka semua urusan kirim terima pesan http menuju antares menjadi semakin gampang saja. Perhatikan hasil capture dari websitenya pip / pypi maka saking simpelnya anda bisa membuat aplikasi antares melalui raspberry pi dalam hitungan menit saja.





Sehingga praktek penekanan tombol yang sudah kita buat pada penjelasan sebelumnya disini menjadi makin mudah dengan mengarahkannya ke antares :


Dan script untuk membuat tombol penghitung survey seperti ini :






import RPi.GPIO as GPIO
import time
import json
from antares_http import antares #library antares

antares.setDebug(True)
antares.setAccessKey('ACCESS:KEY') #sesuaikan

GPIO.setmode(GPIO.BCM)

GPIO.setup(17, GPIO.IN, pull_up_down=GPIO.PUD_UP)#Button to GPIO17
GPIO.setup(27, GPIO.IN, pull_up_down=GPIO.PUD_UP)#Button to GPIO27
GPIO.setup(22, GPIO.IN, pull_up_down=GPIO.PUD_UP)#Button to GPIO22

def update_antares(pilihan):
    latestData = antares.get('Project name', 'device name') #Sesuaikan
    isi = latestData['content'] #parsing pertama
    satu= isi['satu'] #parsing kedua
    dua= isi['dua']
    tiga= isi['tiga']
    #pilhan dari penekanan tombol satu, dua, tiga
    if pilihan == 'satu':
       myData = {'satu':int(satu)+1,'dua':int(dua),'tiga':int(tiga)}
    elif  pilihan == 'dua':
       myData = {'satu':int(satu),'dua':int(dua)+1,'tiga':int(tiga)} 
    elif  pilihan == 'tiga':
       myData = {'satu':int(satu),'dua':int(dua),'tiga':int(tiga)+1}

    antares.send(myData,'Project name', 'device name') #Sesuaikan

try:
    while True:
         button_state1 = GPIO.input(17) #baca tombol
         button_state2 = GPIO.input(27)
         button_state3 = GPIO.input(22)
         if button_state1 == False:
             print('Button 1 is Pressed...')
             update_antares('satu')
         elif button_state2 == False:
             print('Button 2 is Pressed...')
             update_antares('dua')
         elif button_state3 == False:
             print('Button 3 is Pressed...')
             update_antares('tiga')
         time.sleep(0.2)
         
except:
    GPIO.cleanup()

    

Sangat simple dan selanjutnya bisa dilihat pada video berikut ini :




Share:

Kontak Penulis



12179018.png (60×60)
+628155737755

Mail : ahocool@gmail.com

Site View

Categories

555 (8) 7 segmen (3) adc (4) amplifier (2) analog (19) android (14) antares (11) arduino (27) artikel (11) attiny (3) attiny2313 (19) audio (5) baterai (5) blog (1) bluetooth (1) chatgpt (2) cmos (2) crypto (2) dasar (46) digital (11) dimmer (5) display (3) esp8266 (26) euro2020 (13) gcc (1) gsm (1) iklan (1) infrared (2) Input Output (3) iot (75) jam (7) jualan (12) kereta api (1) keyboard (1) keypad (3) kios pulsa (2) kit (6) komponen (17) komputer (3) komunikasi (1) kontrol (8) lain-lain (8) lcd (2) led (14) led matrix (6) line tracer (1) lm35 (1) lora (11) lorawan (2) MATV (1) memory (1) metal detector (4) microcontroller (70) micropython (6) mikrokontroler (2) mikrokontroller (14) mikrotik (5) modbus (9) mqtt (3) ninmedia (5) ntp (1) paket belajar (19) palang pintu otomatis (1) parabola (88) pcb (2) power (1) praktek (2) project (33) proyek (1) python (8) radio (28) raspberry pi (9) remote (1) revisi (1) rfid (1) robot (1) rpm (2) rs232 (1) script break down (3) sdcard (3) sensor (2) sharing (3) signage (1) sinyal (1) sms (6) software (18) solar (1) solusi (1) tachometer (2) technology (1) teknologi (2) telegram (2) telepon (9) televisi (167) television (28) telkomiot (5) transistor (2) troubleshoot (3) tulisan (94) tutorial (108) tv digital (6) tvri (2) vu meter (2) vumeter (2) wav player (3) wayang (1) wifi (3) yolo (7)

Arsip Blog

Diskusi


kaskus
Forum Hobby Elektronika