IC timer 555 adalah sirkuit terpadu (chip) yang digunakan dalam berbagai pembangkit timer, pulsa dan aplikasi osilator. Komponen ini digunakan secara luas, berkat kemudahan dalam penggunaan, harga rendah dan stabilitas yang baik
Kami bantu anda untuk memahami lebih jelas mengenai migrasi tv digital, apa sebabnya dan bagaimana efek terhadap kehidupan. Jasa teknisi juga tersedia dan siap membantu instalasi - setting perangkat - pengaturan antena dan distribusi televisi digital ke kamar kos / hotel
Project Sederhana dengan Dot Matrix dan Attiny2313. Bisa menjadi hadiah buat teman atau pacarmu yang ulang tahun dengan tulisan dan animasi yang dapat dibuat sendiri.
Jika anda pencinta IC TTL datau CMOS maka project jam digital ini akan menunjukkan bahwa tidak ada salahnya balik kembali ke dasar elektronika digital , sebab semuanya BISA dibuat dengan teknologi jadul
Wihh blog aisi555 kini merambah dunia politik, jangan dong ... terus aja lurus di jalur solder menyolder, parabola serta teknologi per-televisian. Lhaaa ini masih mebahas televisi kok, malahan tulisan ini akan fokus di tema "Mengejar deadline dunia terhadap digitalisai televisi di Indonesia. Haaahhh kita di deadline sama dunia ? Iya kawan...kita menjadi negara terakhir yg bebal masih mempertahankan sistem televisi penyiaran tereseterial ANALOG. Lalu apa hubungannya dengan demo-demo omnibus law yang kebanyakan dilakukan buruh ? Mari kita pahami yuk di tulisan kali ini.
Jadi perlu dipahami dulu undang-undang mely guslaw ..ehhh...Omnibus law, dari pemahaman OMNIBUS yang secara harfiah berarti "gelondongan". Kalau sering menonton film gado-gado dalam satu tayangan, nah itu bisa disebut sebagai omnibus film. Kembali ke masalah undang-undang yang cenderung politis, maka omnibus law merupakan undang undang gelondongan sebagai payung hukum dasar terhadap permasalahan yang sedang dialami bangsa ini, dan tujuannya adalah untuk mengejar ketertinggalan dengan negara maju diluar sana. Nada yang seragam muncul di undang-undang ini yaitu kesemuanya mempercepat hal yang masih menggantung di negeri ini, termasuk rencana migrasi televisi dari analog ke digital yang seharusnya menurut rencana yang disusun sejak 2008 dan di angkat ke publik pada era bapak tifatul sembiring, tahun 2018 semua stasiun TV teresterial sudah menggunakan sistem digital DVB-T2.
Roadmap diatas sudah usang ketika tahun 2013 RCTI atau MNC group melakukan gugatan ke mahkamah konstitusi dan menjegal semuanya. Akhirnya spanduk siarta dengan photo pak tifatul yang super besar itu terasa mubazir, padahal sudah banyak dipasang dan maklum sedikit narsis buat nyolong kampanye. Lalu kenapa RCTI melakukan gugatan ? Permasalahannya adalah adanya pembagian zona pemilik mux / stasiun pemancar televisi digital. Contohnya ini nih ..
Wuiihh , RCTI gak bisa siaran di jakarta banten nih.... Kasarannya seperti itu lah, RCTI harus merelakan pemancarnya di jakarta untuk dimatikan dan kemudian menyewa pemancar ke pemegang hak frekuensi / mux tv digital. Marahlah bapak HT selaku pemilik MNC group yang pemancarnya paling luas se Nusantara. Dari segi bisnis mungkin infrastruktur pemancar relay tv analognya belum balik modal, ehh kini enak aja TV yang baru coba-coba siaran sudah bisa sewa mux digital. Saya tahu kok gimana dongkolnya...hehehehe....
Penulis sempat merasakan RCTI MNC dan GTV melalui UHF digital, di mux saluran 41 untuk kota surabaya. Seiring kemenangan di MK maka mux ini turun dari udara dan belum kembali lagi. Padahal kalau nyala bisa menikmati kualitas RCTI yang sudah high definition (HD) tuh....
Jadi dengan adanya Omnibuslaw di pasal mengenai migrasi televisi digital, akankah RCTI melunak ? Sampai tulisan ini dibuat di kota surabaya blum muncul lagi tuh, apalagi dengan kejadian kisruh di dunia satelit dimana RCTI meng-eksklusifkan siaran TV nya lewat satelit, yang hanya bisa dilihat melalui pay TV tertentu. Atau mungkin RCTI akan menggebrak dengan tidak siaran di UHF tapi FULL OTT melalui RCTI+ ? Entahlahh...
Untuk panduan, kami telah review beberapa merek STB digital yg sudah ada di pasaran dan anda kini bisa bandingkan sesuai fasilitas dan keunggulannya :
Jika kalian berada pada lokasi yang jauh dari tower seluler atau tak ada satupun jaringan kabel optik menuju lokasi maka akan menjadi masalah besar buat koneksi internet kamu. Satelit merupakan solusi terbaik untuk jalur internet via TOL LANGIT dimana saat ini umumnya yang dipergunakan adalah layanan satelit VSAT melalui parabola C band maupun Ku Band. Begitu juga spacex dengan ratusan satelit starlink nya mulai mengudara dan menawarkan internet di belahan dunia manapun. Bagaimana cara instalasinya ?
Dari buku panduan, lebih pantas di sebut kertas panduan saja, sangat gamblang to the point instalasinya yaitu seperti ini kira-kira :
Letakkan Parabola pada lokasi terbuka dan akan secara otomatis bergerak menuju satelit yg berada diatasnya. Ingat orbit starlink adalah LEO sehingga akan bergerak terus sehingga ada saat dimana parabola akan berpindah posisi atau mengarah ke satelit yang berbeda.
Hubungkan kabel parabola (RJ45) ke adaptor yang disediakan.
Jangan lupa sambungkan juga modem wifi nya ke lubang yg tersedia pada adaptor.
Setup nama jaringan wifi + password dan selamat menikmati.
Untuk percobaan awal bisa dilihat pada gambar diatas, cukup dengan meletakkan parabola di halaman terbuka dan mengghubungkan kesemua kabel dan alirkan listrik ke adaptor. Selanjutnya secara otomatis akan melakukan pengaturan atau tracking pada sisi parabola. Sedangkan pada sisi wifi router cukup menggunakan laptop / smartphone untuk membuat jaringan wifi baru.
Hubungkan PC ke wifi starlink yang masih tanpa password dan anda akan diminta membuat jaringan baru.
Setelah itu hubungkan kembali PC anda menuju ke jaringan wifi baru tadi dan jangan lupa mengisikan passwordnya.
Setup juga bisa menggunakan aplikasi starlink untuk android / iphone .
Dan jika semua telah terhubung dengan benar maka Internet dapat dinikmati dengan kecepatan sekelas broadband optik, namun dimaklumi karena berbasis satelit maka akan ada delay yang menyebabkan latency / ping yang lumayan besar antara 20 ms s/d 50 ms.
Setelah itu letakkan parabola mini starlink sesuai keinginan anda semisal diatas dek/ atap. Gunakan mounting persegi yang diberikan oleh spacex. Mounting tripod sebaiknya disimpan dan dapat digunakan kembali saat mobile atau ber-kemah dan ingin tetap terhubung dengan internet.
Karena starlink menggunakan frekuensi ku band maka seperti biasa kondisi cuaca akan sangat berpengaruh seperti saat kondisi hujan salju di gambar berikut ini :
Harga dari layanan starlink adalah 500 dolar amerika untuk perangkat dan 100 dolar untuk biaya bulanannya. Jadi jauh lebih murah dibanding menggunakan VSAT yg berkisar paling murah dengan perangkat parabola mini ku band yg dipinjamkan berkisar 2 juta rupiah per bulan untuk kecepatan 4Mbps dengan kuota 25 GByte.
Lalu apakah dapat terima di wilayah kepulauan Indonesia ? Tentu saja bisa dan konfirmasinya dapat dilihat pada peta sebaran satelit starlink yang ada pada halaman satellitemap dot space. Tapi untuk menikmati layanannya secara resmi harus menunggu ijin labuh satelit dari pemerintah dulu ya...
Emtek atau Elang Mahkota Teknologi merupakan Grup Induk dari tiga saluran televisi: SCTV, Indosiar, dan O Channel. SCTV merupakan salah satu saluran televisi tidak berbayar terkemuka yang berlingkup nasional dengan jumlah pemirsa lebih dari 160 juta di lebih dari 240 kota di seluruh Indonesia. Indosiar merupakan salah satu saluran televisi tidak berbayar terkemuka di Indonesia. Sedangkan O-Channel Jakarta menyiarkan acara gaya hidup dan hiburan bagi masyarakat ibukota.
Jalur televisi digital teresterial dari Emtek Group sempat mengudara pada DVB-T2 di kota besar Indonesia termasuk surabaya sekitar tahun 2013 dan menghilang pada 2014 seiring dibatalkannya proyek digitalisasi oleh Mahkamah Konstitusi pada tahun 2014. Padahal digitalisasi televisi akan membebaskan Pita frekuensi 700 MHz yang merupakan rentang frekuensi umum digunakan untuk siaran televisi terestrial di seluruh dunia. Rentang ini merupakan pita frekuensi ‘emas’ karena ideal untuk layanan akses internet broadband.
Dengan migrasi teknologi digital, maka dari 328 MHz yang saat ini seluruhnya digunakan untuk penyiaran televisi teknologi analog, akan dihasilkan penggunaan efisiensi spektrum yang disebut dengan Digital Dividen sebesar 112 MHz dan total bandwidth 90 MHz yang dapat digunakan untuk menambah kapasitas, jangkauan dan kualitas internet broadband di tanah air.
Kabar gembira hadir di bulan oktober - november 2020 dengan mengudaranya kembali siaran Digital Teresterial dari group Emtek di luar kota jakarta. Untuk kota surabaya kembali mengudara pada frekuensi lamanya di 538 MHZ atau saluran 29 UHF.
Jadi silahkan scan pesawat TV anda yang sudah support DVB-T2 atau menggunakan Set Top Box tv digital untuk menyaksikan sinetron "Ku Menangis" lebih kinclong dilayar televisi anda.
Untuk panduan, kami telah review beberapa merek STB digital yg sudah ada di pasaran dan anda kini bisa bandingkan sesuai fasilitas dan keunggulannya :
Penantian selama setahun menunggu keberhasilan peluncuran "BTS" diluar angkasa oleh si gila Elon musk akhirnya dapat dirasakan oleh publik melalui program BETA tester di amrik sana. Apa kata orang amrik yang saya baca dan liat dari beberapa review ya masih rata-rata belum puas seperti yang saya baca di salah satu website teknologi. Begini kutipannya :
"Alat ini tidak bekerja dengan baik dengan kondisi hutan yang banyak pohon yang lebat / pohon menghalangi pandangan, yah tidak seperti yang diharapkan," kata sang BETA tester. "Saya hanya dapat terhubung sekitar lima detik pada satu waktu. Pastikan Anda memiliki pemandangan langit sejelas mungkin!"
Layanan beta publik Starlink seperti gambar diatas ini berharga $ 100 sebulan ditambah biaya pengaturan $ 499 untuk terminal pengguna, tripod dan router Wi-Fi. Dengan harga segitu banyak yang terkejut dengan rendahnya biaya terminal pengguna.
Sementara $ 499 cukup tinggi dibandingkan dengan peralatan standar untuk peralatan pengguna broadband kabel optik, dan dirasa bahwa terminal dalam versi beta ditawarkan di bawah biaya asli (bakar uang nihh). Musk pada bulan Mei mengatakan bahwa tantangan terbesar adalah membuat biaya terminal pengguna ke tingkat yang terjangkau. Padahal menurut Wondering-coder, antena Starlink saja harus berharga ribuan dolar.
"Semuanya memiliki kualitas rakitan yang ekstrem, dan ini bekerja secara signifikan lebih baik daripada yang pernah saya bayangkan. Rasanya seperti gadget dari masa depan. Mengingat harga ponsel kelas atas dalam kisaran $ 1.000, saya benar-benar kagum denganyang saya dapatkan. Dan dengan harga setup berkisar ~ $ 500, jadi saya review positif terhadap layanan ini, " ujar reviewer ini.
"Antena itu sendiri sepertinya berharga ribuan dolar, jadi saya hanya ingin berbagi betapa beruntungnya saya memiliki akses ke alat ini."
Memang proyek ini masih dalam tahap yang masih "bayi" dan dapat dikatakan elon musk membakar uang dengan membangun "BTS" di luar angkasa. Apalagi tantangan muncul karena konstelasi satelit starlink akan mengacaukan pengamatan bintang oleh para astronomer baik di observatorium atau para amatir dirumah. Jadi dapat dimaklumi akan masih lumayan lama prosesnya menuju ke layanan internet luar angkasa yang dimimpikan akan di nikmati dari belahan bumi manapun.
Bagaimana dengan spektrum frekuensi yang digunakan ? Berikut ini yang saya dapatkan dari beberapa sumber di internet :
Dan seperti yang sering dibahas pada blog ini mengenai tv parabola mini, kebetulan saja starlink menggunakan spektrum KU Band yang sama mirip dengan yang digunakan oleh siaran TV satelit. Apakah akan mengganggu ? Mungkin saja akan mengganggu apabila ada frekuensi yang secara kebetulan "NUMPUK" dengan frekuensi transponder TV satelit kesayangan. Mari kita lihat saja beberapa tahun kedepan apakah akan ada pertentangan atau bahkan malah akan berdamai mengingat generasi anak muda jaman sekarang sudah jarang menonton "TV" tapi cenderung menonton "STREAMING".
Ya tidak dipungkiri lagi Elon Musk layaknya ahli nujum yang seperti ada "pewisik" nya dari masa depan yang membisikinya apa yang akan laku dijual di masa depan..Doraemon kah pewisik nya ? hehehehe