Tentunya indah dan merdu suara burung di alam bebas ditambah dengan udara bersih dan segar. Namun mengingat 10 tahun lalu saya berkunjung ke sebuah hatchery jalak, banyak burung berkicau yang nasibnya kurang beruntung dikurung di sangkar besi. Lalu apa hubungannya dengan LoRaWan ? Kok sangat jauh sekali pembahasannya melenceng ? Ohhhh tentu tidak, dari kicauan burung inilah ide dari komunikasi LoRa dengan memanfaatkan prinsip "kicau" atau "chirp" menjadi CSS (Chirp Spread Spectrum) yang di klaim mampu mengirmkan sinyal digital lebih jauh dengan konsumsi daya paling irit.
Breaking news: Telkom akan melakukan migrasi LoRaWan ke Telkomiot.id, Silahkan baca disini
Tentunya saya sebagai tukang solder digital yang kurang canggih dalam matematika teknik akan kesusahan dalam membahas teori CSS. Namun dalam tulisan kali ini tergerak dari sedikitnya pembahasan di blog maupun media internet lain berbahasa Indonesia, saya akan menjelaskan beberapa faktor yang mungkin akan membuat mereka yang mencoba belajar LoRaWan milik Telkom antares, akan tidak kapok untuk mecoba nya sampai berhasil. Terutama kawan-kawan dari Telkom University yang paling sering nyantol di WA saya setelah membaca tulisan saya.
Yang pertama yang akan saya ingatkan adalah kalau membeli modul siap pakai sangatlah disarankan, seperti TTGO / LiLyGo (berbasis ESP32) dimana sesuaikan frekuensi kerjanya LoRaWan di Indonesia yaitu band AS 923-2. Sehingga yang dibeli adalah modul / kit Lorawan siap pakai dengan frekuensi kerja 850-950 Mhz. Namun jika anda kesulitan dana dan ingin mengoprek sejak awal bisa mengikuti prototype yang pernah saya bikin disini.
Modul Lora yang saya pake adalah semtech 1276 / RFM 95 dengan antena mini 900Mhz yang saya beli di seller tokped dari Bandung. Cukup mengeluarkan dana dibawah 200ribu saya bisa menghemat lebih dengan menggandengnya bersama jenis arduino paling sederhana pun. Jadi silahkan mampir ketulisan saya dilink diatas dan semoga rangkaiannya betul dan ketika di reset awal muncul "LoRa init succeeded." pada layar terminal monitor.
- Pemilihan Lokasi BTS Gateway LoRaWan Telkom
Setelah hampir setahun komersial, lorawan milik telkom antares mulai menarik pelanggan yang memasang alat meternya berbasis LoRaWan. Hal ini menyebabkan terjadinya "Cell Breathing" yang merupakan salah satu kekurangan modulasi digital berbasis Spread Spectrum, dimana semakin banyak pengguna yang transmit bersamaan maka jangkauan gatewaynya mengempis/mengecil.
Jangan lupa juga kalau CSS seperti halnya CDMA (maklum saya engineer certified CDMA namun teknologinya sudah usang hikss..) menggunakan kanal frekuensi yang relatif sedikit dan tidak ada proses membedakan antar device di udara. Jadi antar perangkat lain yg kirim bersamaan akan saling meng 'gugur' kan sinyal satu sama lain, alias interfrensi. Makanya saran saya pilihlah frekuensi yang agak kosong di tempat dimana kalian mencoba kirim data LoRaWan. Bisa dilakukan seperti simulasi yang saya buat disini.
Jadi pada lokasi yang mungkin padat, seperti halnya pada BTS di kampus Telkom University, maka akan kemungkinan jangkauan "ear" dari gatewaynya akan mengecil. Sehingga beberapa kali saya menyarankan mahasiswa yang berkonsultasi dengan saya untuk bergeser ke arah lokasi kantor STO telkom (yang ada towernya) dan akhirnya terselesaikan masalahnya.
- Pemilihan Library dan Parameter LoRawan
Bukan menghina atau mengerdilkan teman-teman di telkom (mereka jago-jago kok), namun sebagai orang yang pernah bolak-balik kantor telkom maka ada sedikit pola yang sama saya alami, dimana para engineer nya akan mengalami mutasi tiap 5 tahun sekali. Ini menyebabkan pengelolaan hal-hal kecil seperti library pada LoRaWan Antares menjadi terpotong dan tidak ada evaluasi lanjutan. Asal sudah pernah di test jalan ya ditinggal aja.
Beberapa kali mahasiswa Telkom University mengeluh dan saya kasi saran untuk menggunakan library dasar dari Sandeep Mistry seperti yang pernah saya tulis disini .
Parameter lainnya yang mungkin perlu diubah-ubah adalah Spread Factor (SF) dimana mengkompensasi jarak BTS dengan kecepatan data. SF ini bisa dilihat pada gambar spectrum garis miring diatas dimana saya sering menyarankan penggunan SF 10 dan 12 agar lebih lama dikirimkan sinyalnya (chirp nya lebih panjang) namun lebih gampang ditangkap "telinga" gateway LoRaWan.
- Kehabisan QUOTA Harian
Yang ini sangat "bang%&&**" menurut saya karena udah bayar mahal namun hanya dikasi quota 10 kali dalam sehari untuk 1 device. Dulu saat antares masih status trial sih aman-aman aja saya bisa keliling surabaya melakukan drive test sinyal sesuka hati saya.
Yahh habis ....wkwkwkwk....mau beli ya modal nya digedein lagi aja, kan anak mahasiswa jaman sekarang kaya-kaya juga. Atau trik yg pernah saya bahas ya bikin akun trial aja, lumayan 3 bulan. Bikin aja 10 akundan diganti-ganti. Hehehehe.
Nah demikianlah sharing saya kali ini, semoga gambar yg saya tampilkan diatas ini, persis yang kalian dapatkan saat melakukan kirim data melalui LoRaWan Antares.
SELAMAT BELAJAR